Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Lampung Lampung
Kisah Kambing, Beruang, dan Harimau
- 23 November 2018

Hiduplah seekor induk kambing pada zaman dahulu. Si induk kambing mempunyai seekor anak. Keduanya menjadi hewan peliharaan Raja Maskhaja.

Pada suatu hari Raja Maskhaja berniat menikahkan putranya dengan putri dari negeri seberang. Karena terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, Raja Maskhaja lantas mengundang sanak kerabatnya untuk membantu mewujudkan rencana pernikahan putranya itu. Pada pertemuan dengan seluruh sanak kerabatnya, Raja Maskhaja menyebutkan akan menyembelih dua ekor kambing miliknya.

Anak kambing yang tengah berada di bawah rumah pertemuan Raja Maskhaja dengan sanak kerabatnya itu mendengar rencana Raja Maskhaja yang akan menyembelih dirinya dan induknya. Si anak kambing lantas membangunkan induknya yang tengah tidur. Katanya, “Ibu, aku mendengar rencana majikan kita yang akan menyembelih kita pada pesta pernikahan putra majikan kita. Aku sangat takut, Bu! Lantas, apa yang seharusnya kita lakukan?”

Induk kambing lalu mengajak anaknya itu untuk melarikan diri malam itu juga. “Mumpung mereka masih berembuk, kita melarikan diri sekarang ini juga.”

Induk kambing dan anaknya segera berjalan mengendap-endap meninggalkan tempat mereka dipelihara. Kegelapan malam membantu pelarian mereka hingga dua ekor kambing itu berhasil tiba di pinggir hutan. Meski sesungguhnya takut memasuki hutan, namun induk kambing dan anaknya nekat melakukannya. “Lebih baik kita bersembunyi di hutan ini daripada harus menjadi korban,” kata induk kambing.

Induk kambing dan anaknya terus berjalan memasuki kelebatan hutan. Keduanya berjalan tak tentu arah karena yang terpenting bagi mereka adalah dapat sejauh mungkin dari istana Raja Maskhaja. Mereka terus berjalan hingga akhirnya waktu pagi pun tiba. Induk kambing dan anaknya telah jauh memasuki hutan. Induk kambing menyarankan agar mereka beristirahat terlebih dahulu.

“Ya, Bu,” ujar Si anak kambing. “Lagipula, selain lelah, aku juga sudah sangat lapar.”

Mereka mendapati di bagian hutan itu banyak tumbuh rumput. Keduanya lantas makan rumput dengan amat lahapnya. Ketika keduanya tengah makan, mendadak mereka mendengar auman seekor harimau.

Tubuh induk kambing dan anaknya seketika itu menjadi gemetar. Mereka sangat ketakutan. Serasa sia-sia perjalanan jauh mereka untuk melarikan diri dari rencana penyembelihan Raja Maskhaja, mereka kini harus berhadapan dengan seekor harimau yang bisa saja memangsa mereka!

Induk kambing dan anaknya lantas bersembunyi di balik pepohonan besar.

Namun, Si harimau mengetahui tempat persembunyian mereka. Teriak Si harimau, “Hei, sedang apa kalian?”

Begitu takutnya Si induk kambing, hingga ia menjawab terbata-bata dan terlepas jawabannya, “Kami… kami sedang makan … bawang.”

Syahdan, seekor beruang berada tak jauh dari Si induk kambing dan juga anaknya. Si beruang mendengar jawaban Si induk kambing. Karena ucapan Si induk kambing terbata-bata, Si beruang salah dengar. Dalam pendengarannya, Si induk kambing sedang memakan beruang!

Si beruang sangat takut. Seumur hidupnya ia belum pernah melihat kambing dan ia percaya jika kambing adalah makhluk pemangsa beruang. Si beruang pun langsung memanjat pohon untuk menghindar menjadi mangsa Si kambing.

Si harimau terheran-heran melihat Si beruang memanjat pohon dengan tergesa-gesa. “Apa yang hendak engkau perbuat hei beruang? Mengapa engkau memanjat pohon itu?”

“Ada kambing yang sedang memakan beruang,” jawab Si beruang.

Si harimau tertawa terbahak-bahak. “Apa katamu? Ada kambing yang sedang makan beruang?”

“Ya,” jawab Si beruang tetap dengan ketakutannya.

“Engkau salah dengar, beruang. Kambing itu tidak sedang makan beruang, melainkan sedang makan bawang,” jelas Si harimau.

Si beruang tetap tidak percaya dengan penjelasan Si harimau. Ia bahkan menyangka Si harimau hendak menjerumuskannya agar menjadi mangsa Si kambing. Ia menyangka Si harimau berbohong padanya.

“Aku tidak berbohong,” jawab Si harimau. “Turunlah. Engkau tidak perlu merasa takut kepada kambing. Kambing tidak sedang memakan beruang, melainkan sedang memakan bawang.”

Si beruang tetap saja ketakutan. Katanya kemudian, “Harimau, aku mau turun jika engkau bersedia mengawalku. Bahkan, aku mau berkenalan dengan kambing itu jika engkau tetap mengawalku. Sungguh, aku tidak ingin menjadi mangsa kambing!”

“Pengawalan bagaimana yang engkau kehendaki?” tanya Si harimau.

“Aku meminta ekor kita terikat menjadi satu. Dengan cara itu maka engkau telah menunjukkan jika engkau tidak berniat menjerumuskanku untuk menjadi mangsa kambing.”

Si harimau akhirnya setuju. Si beruang pun turun dan kemudian mendekati Si harimau. Keduanya saling mengikatkan ekor masing-masing.

Semua percakapan antara Si harimau dan Si berung itu didengar dan diketahui induk kambing dan anaknya. Sesungguhnya keduanya benar-benar telah ketakutan berhadapan dengan harimau dan juga beruang. Namun, karena mereka mengetahui beruang takut bertemu dengan mereka, keberanian mereka pun timbul. Bahkan, mereka mempunyai rencana untuk membebaskan diri dari kemungkinan menjadi mangsa harimau atau beruang.

Ketika Si harimau dan Si beruang dengan kedua ekor saling terikat datang mendekat, induk kambing dan anaknya segera berteriak keras-keras. Sangat keras teriakan mereka hingga membuat Si beruang terperanjat bukan alang kepalang. Karena terperanjat, Si beruang pun lari tunggang langgang. Ketika berlari menjauh itulah ekornya terputus dan tetap menyatu dengan ekor harimau!

Konon, sejak saat itu ekor beruang pendek dan ekor harimau bertambah panjang dengan tambahan ekor beruang padanya.

 

 KECERDIKAN DAN KEBERANIAN AKAN DAPAT MENGALAHKAN KEKUATAN ATAU KEPERKASAAN. AKAL AKAN DAPAT MENGALAHKAN OTOT. OLEH KARENA ITU KITA HENDAKLAH TETAP MENGEDEPANKAN KECERDIKAN DAN JUGA KEBERANIAN KETIKA MENGHADAPI SITUASI DAN KONDlSl YANG BAGAIMANAPUN JUGA. TERMASUK SITUASI DAN KONDISI YANG BERBAHAYA SEKALIPUN. 

 

Sumber: https://dongengceritaanak.com/category/cerita-rakyat/lampung/

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana