3.354 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
merangin
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Ritual Merangin dilaksanakan di Serapo Belian selama tiga malam berturut-turut setelah siang harinya dilaksanakan Menjamu Benua. Serapo Belian adalah suatu bangunan/tempat dilaksanakannya ritual Merangin. Bangunan ini terdiri dari empat sudut tiang dipasang sebatang tebu dan sebatang pisang yang telah berbuah, buluh berisi air serta di bagian luar sudut dijadikan brong. Jadi pada bangunan ini terdapat 4 batang tebu, 4 batang pohon pisng, 4 buluh berisi air, dan 4 buah brong berselendang kain kuning.   Upacara adat Merangin dimulai dengan tujuh orang Pebelian yang duduk di atas lantai Serapo Belian dan melakukan konsentrasi serta berkomunikasi secara batin dengan makhluk-makhluk halus (gaib). Kemudian para Pebelian berdiri dan mengatur formasi mengelilingi Benyawan (Rumba) sambil menari mengikuti tabuhan irama gamelan dan gendang.   Tarian pertama berjalan lambat, sambil berputar berkeliling. Pada tahap kedua, lama kelamaan putaran akan semakin c...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
menjamu benua
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Menjamu Benua adalah sebuah prosesi yang bermakna upaya penghimpunan unsur-unsur yang ada di sekitar dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing untuk diundang, dijamu, diiberitahu dan diamanatkan melalui bahasa isyarat “MEMANG” oleh para Dewa dan Belian agar maksud pelaksanaan acara dapat berlangsung aman, damai dan sejahtera.   Prosesi ini dimulai dengan berangkatnya serombongan DEWA dari depan Keraton diiringi penabuh gamelan dan gendang serta perlengkapan persembahan berupa 21 jenis kue-kue tradisional, Perapen dan pakaian Sultan. Rombongan memasang bendera (panji-panji) berwarna kuning dengan lima rumbai di sebelah kiri dan bendera hijau bermotif/gambar naga di sebelah kanan menuju rumah Sultan.   Sesampainya di rumah Sultan, rombongan Dewa masuk ke dalam Rumah Sultan secara perlahan dan membungkuk hormat dengan membawa pakaian salinan Sultan dan Perapen untuk mohon di restui atas akan dilaksanakannya upaca Erau dengan Menja...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
beluluh
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Prosesi Beluluh juga dilaksanakan sebelum acara Erau dimulai. Beluluh Awal adalah sebagai tanda bermulanya rangkaian persiapan Erau yang dilaksanakan oleh para Dewa dan Belian terhadap seorang Sultan / Raja / Putra Mahkota guna pembersihan diri dari unsur-unsur jahat yang dapat berpengaruh pada diri seorang Raja dalam mengendalikan pemerintahan, untuk itu harus di “luluh”kan atau dihilangkan/musnahkan. Sedangkan Belyluh Lanjutan di laksanakan setiap hari pada saat matahari turun atau sore hari, dimana Raja / Sultan / Putra Mahkota menghadap ke arah Timur/matahari terbit sebagai awal dan sumber kehidupan semesta alam.   Prosesi ini dimulai dengan Sultan / Raja / Putra Mahkota duduk sejenak di Tilam Kasturi kemudian bangkit dari duduknya kemudian berjalan menginjakkan kaki ke batu menuju ke Balai yang berada di atas Tambak Karang melalu Molo (Guci) Kuningan berhias bunga / mayang kelapa dan mayang pinang yang terdapat di sebelah kiri dan kanan...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
besawai
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Sebelum melaksanakan upacara adat Erau, dilaksanakan beberapa ritual pendahuluan sebagai upaya membuka komunikasi kepada alam gaib yang diyakini ada. Besawai merupakan proses komunikasi terhadap hal-hal yang tidak nyata (gaib) yang diyakini selalu ada pada dimensi ruang dimanaj saja termasuk dalam suatu wilayah kerajaan yang dapat memberikan kekuatan, perlindungan dan ketentraman.    Besawai pemberitahuan ini ditujukan kepada segenap penghuni negeri yang akan mengadakan upacara tradisi Erau yang dilakukan sespuh atau yang dituakan dan mengerti tentang hal-hal gaib untuk diberitahu dan diundang secara menyeluruh. Sawai ini dilakukan pada salah satu tempat yang dianggap pusat atau sentral yang mempunyai aura mistis dan dapat menghubungkan komunikasi ke kelompok-kelompok lainnya.   Besawai dilakukan oleh seorang pawang di hadapan sebuah perapen yang telah diberi dupa – kemenyan – gaharu dengan kepulan asap sebagai media penghantar “meman...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
erau (serentetan ritual kutai )
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Terdapat tiga pelaksanaan ERAU adat di lingkup Kesultanan Kutai Kartanegara, yakni : 1. ERAU TEPONG TAWAR yaitu erau adat yang dilaksanakan oleh kerabat keraton pada waktu tertentu berdasarkan keinginan (hajat) terhadap suatu pekerjaan. Dalam pelaksanaan ini Raja bergerak bebas artinya tidak melakukan batsan tertentu yang disebut "TUHING" 2. ERAU...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
bersih desa
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada tanggal 23 April 2014 di kawasan gunung kidul terdapat sebuah pawai. Pawai tersebut dinamakan bersih desa. Warga suatu desa berbondong bondong berjalan dengan manggunakan kostum pakaian daerah.

avatar
Nabillanarasita
Gambar Entri
Tungkot Tunggal Panaluan
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Tungkot Tunggal Panaluan adalah salah satu seni dari suku Batak yang sudah terkenal diseluruh dunia, yang diukir menurut kejadian sebenarnya dari kayu tertentu yang juga memiliki kesaktian. Inilah kisah singkat tentang asal mula Tungkot Tunggal Panaluan. Zaman dahulu di huta Sidogordogor Pangururan tinggallah keluarga yang sudah lama tidak mempunyai keturunan 7 tahun lamanya, Guru Hatahutan dan istrinya Nasindak Panaluan. Akhirnya keluarga inipun dikaruniai keturunan setelah selama 7 tahun penantian berdoa kepada Ompu Mula Jadi Na Bolon. Setalah 13 bulan lamanya mengandung lahirlah anak dari mereka Linduak (=kembar) laki-laki dan perempuan. Kemudian diadakanlah pesta Martutu Aek (memberi nama) kepada kedua anak itu yang saat itu upacara atau pesta ini dipimpin oleh Agama Parbaringin. Setelah diadakan ritual untuk dalam acara Martutu Aek tersebut, dinamailah anak laki-laki Aji Donda Hatautan dan anak perempuan itu Siboru Tapi Nauasan. Penatua Huta atau tokoh masyaraka...

avatar
Impolana
Gambar Entri
Boneka Sigale-gale
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Pada masa yang silam, apabila seorang terkemuka meninggal sebelum mempunyai anak sebagai penyambung keturunan, dianggap merupakan kesialan. Untuk mencegah supaya nestapa seperti itu tidak berulang kembali, maka diadakanlah tarian duka menggunakan boneka dari kayu. Boneka tersebut bentuknya seperti manusia, kepalanya dilumuri dengan kuning telur. Giginya dicat hitam menggunakan jelaga baja, pada lekuk mata dilekatkan buah berwarna merah. Boneka diberi pakaian ulos Batak, di atas kepalanya dilekatkan rambut kuda atau ijuk, atau diberi ikat kepala. Selanjutnya boneka diletakkan di atas papan beroda, lalu ditarik berkeliling kampung. Kaum kerabat memeluk boneka sambil menangis tersedu-sedu, sebagai tanda perpisahan untuk selamanya. Jika boneka duka diarak di kala terang bulan, akan membawa suatu perasaan pilu dan mengharukan. Pada malam terakhir acara tari-tari duka itu, boneka dibawa keluar kampung, lalu dicampakkan ke Danau Toba, maksudnya supaya di masa yang akan datang, tidak be...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kebo Bule
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Satu suro adalah awal Tahun kalender jawa ditetapkan oleh Kerajaan Mataram Islam  yang bergelar Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo. Raja Mataram yang ke-3, pada masa itu Mataram mencapai puncak kejayaannya. Daerah kekuasaannya waktu itu mencapai hampir seluruh pulau jawa dan Madura. Sultan Agung banyak meninggalkan warisan budaya, salah satunya ialah sistem penanggalan Jawa Islam. Penanggalan ini merupakan percampuran dari penanggalan saka yang berasal dari Hindu-Buddha India, lalu digunakan oleh masyarakat jawa.   Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin “menyatukan Pulau Jawa”. Oleh karena itu, Beliau ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan oleh keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan. Pada setiap hari jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian oleh para penghulu kabupaten, sekaligus dilak...

avatar
Andri Lestari