Sebambangan begitulah orang-orang yang tinggal di kawasan Oku Timur menyebut acara pernikahan yang biasa di lakukan oleh suku komering di kabupaten OKU Timur. Sebenarnya adat ini berasal dari daerah lampung, karena notabene suku komering dan suku lampung adalah 1 nenek moyang, yang mana bisa di lihat dr bahasa yang lebih dr 90% mempunyai kosakata yang sama.
Ritual acara pernikahan suku komering ini bisa di bilang ritual yang unik, dan menarik, ritual ini di mulai dengan pihak lelaki yang meminta izin kepada orang tua pihak perempuan untuk membawa sang gadis yang akan di nikahi nya ini, seperti kisah2 di film jika orang tua dr gadis ini menyetujui maka pihak laki-laki membawa gadis ini untuk pulang kerumah sang laki-laki untuk di kenalkan dengan keluarga, tapi di sini acaranya penuh skenario, dlam acara ini seolah olah si gadis dan si pemuda seolah-olah tidak di izinkan oleh orang tua gadis seolah olah kawin lari padahal yang sebenarnya orang tua mengizinkan anak gadis nya di bawa oleh pihak laki-laki ini, dengan syarat laki-laki harus menuruti permintaan dari perempuan untuk orang tua yang di tinggalkan , biasanya berupa uang..
setelah gadis di bawa lari ke rumah pihak si pemuda, maka keluarga dari pihak pemuda menyambutnya dengan penuh suka cita, di adakan nya lah pesta seperti makan-makan, pengajian, dan persiapan berikutnya yang akan mengantar kedua mempelai untuk kembali mengunjungi kembali kedua orang tua dari pihak si gadis, maka di persiapkan lah macam2 persiapan bahkan pihak dari mempelai pria menyiapkan petarung untuk melawan petarung dr pihak perempuan, (karena di sini seolah2 pihak dari perempuan tidak menyetujui kebersamaan mereka) singkat cerita pihak laki-laki dan rombongan membawa gadis yang akan di nikahinya menuju rumah keluarga perempuan, yang mana pihak perempuan pun sudah siap menyambut kedatangan pihak dr laki-laki, setelah sampai di kediaman orang tua pihak perempuan di sinilah letak keseruan, dan ada lucu-lucunya, ketika orang tua perempuan melihat laki-laki yang membawa anak gadisnya pergi maka seolah olah sang bapak dari si gadis ini marah, pitam(cuma akting ) karena tidak menyetujui pernikahan anak nya, maka di keluarkan lah jawara masing-masing dr kedua belah pihak ini untuk bertarung, dengan tarung ala silat lampung/ komering tentunya, setelah acara ini pihak dari perempuan mempersilahkan pihak laki-laki untuk masuk rumah, dan menyiapkan penghulu untuk menikah kan kedua belah pihak ini.....
itulah sedikit ulasan tentang adat sebambangan di kampung halaman saya, sebambangan yang benar tentunya , tp seiring berjalan nya waktu ritual ini kadang di salah artikan oleh masyarakat lain, yang mana masyarakat menganggap bahwa sang gadis sudah di apa2in oleh pihak laki-laki makanya mau sebambangan, padahal tidak, sebambangan hanya sebuah ritual untuk memeriahkan atau menyambut kegembiraan yang di dapat oleh ke dua mempelai, sekarang pun acara sebambangan ini sudah agak pudar..
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.