Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Minuman Daerah Istimewa Yogyakarta Pulau Jawa
Ayam Ingkung
- 10 Juli 2012

Masyarakat Jawa memiliki pandangan bahwa semua hal yang dilakukan memiliki filosofi dan simbolisasi tertentu begitu pula dengan kuliner tradisional khas suku Jawa. Filosofi dan simbolisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh agama, kepercayaan dan sistem sosial. Salah satu kuliner tradisional khas Jawa yang terkenal dan masih dilestarikan hingga saat ini adalah ayam ingkung.

Ayam ingkung merupakan kuliner tradisional khas Jawa yang berbahan dasar ayam yang dimasak secara utuh dengan bumbu-bumbu tertentu. Ayam ingkung umumnya hanya disajikan pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti upacara keagamaan, peringatan hari besar, wujud rasa syukur (selametan), dan upacara peringatan kematian. Bahan-bahan dasar pembuatan ayam ingkung juga tidak luput dari filosofi dan simbolisasi sehingga diperlukan kajian lebih mendalam untuk melestarikan kuliner khas Jawa tersebut.

Sejarah dan Filosofi

Dalam salah satu kajian yang diterbitkan oleh jurnal Nutrition and Food Science disebutkan bahwa ayam ingkung berasal dari kata “manengkung" yang berarti berdoa kepada Tuhan dengan kesungguhan hati. Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa ayam ingkung merupakan salah satu komponen pokok dalam tumpeng sehingga sejarahnya pun memang tidak terlepas dari sejerah perkembangan tumpeng. Diyakini bahwa awal adanya tradisi tumpeng (termasuk ayam ingkung) adalah antara 5-15 abad yang lalu karena fakta bahwa, selama waktu itu, kerajaan Jawa dipengaruhi oleh agama Hindu (Taylor, 2003 dalam Jati, 2014). Sementara itu, simbol-simbol di Tumpeng seperti beras gunung berbentuk, warna dan bahan-bahan yang dikenal sebagai refleksi dari agama Hindu (Singh dan Khan, 1999 dalam Jati, 2014).

Pada umumnya ayam yang digunakan adalah ayam jantan. Hal tersebut dikarenakan memasak ayam jantan dapat diartikan sebagai menghindari kebiasaan buruk yang dilambangkan dengan ayam (Suwardi, 2007 dalam Jati, 2014). Perwujudan ingkung yang dibentuk meringkuk mengambarkan seseorang sedang bersujud maksud bersujud di situ adalah berserah diri kepada tuhan yang maha esa, membersihkan diri dari segala dosa dengan cara memohon ampunan kepada Tuhan. Diaharapkan agar manusia tersebut berserah diri dan pasrah kepada Tuhan dan berdoa memohon petunjuknya. Tujuan dilakukannya hal tersebut tidak lain adalah untuk memperoleh ketentraman dalam hidupnya (Prabawa, 2012 dan Pasha, 2015).

Menurut Dewi (2011) istilah ayam ingkung disebutkan pada Serat Centhini II dalam pembahasan mengenai iwak pitik (daging ayam). Iwak pitik dalam masakan Jawa umumnya diolah menjadi ingkung, opor, digoreng, betutu, tim dan sebagainya. Iwak pitik juga dijadikan sebagai sesaji (uba rampe) selain dimasak untuk keperluan sehari-hari.

Ayam utuh atau ingkung merupakan simbolisasi sebagai contoh perilaku manusia. Salah satu perilaku seekor ayam yakni memilah milih makanan yang akan dimakan, hal ini merupakan simbol manusia yang mampu memilah mana hal baik dan buruk (Sari, 2012).

Ayam ingkung memiliki bentuk kepala yang menoleh kebelakang merupakan simbol bahwa manusia harus selalu ingat tentang apa yang sudah dijalani agar senantiasa memiliki rasa syukur terhadap sesuatu yang telah dimiliki. Ayam ingkung harus dibuat dari ayam jantan karena sifat buruk yang banyak dimiliki oleh ayam jantan seperti sifat angkuh, congkak, tidak setia dan merasa menjadi pemenang. Penyembelihan ayam jantan tersebut memiliki makna menghindari seluruh sifat-sifat buruk tersebut (Yanto, 2015).  

Bahan

  • 1 ekor ayam kampung, biarkan utuh
  • 2 butir jeruk nipis, ambil airnya
  • 1 sdm garam
  • 3 sdm minyak, untuk menumis bumbu

Haluskan

  • 8 butir bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 8 buah cabai merah keriting
  • 3 butir kemiri, sangrai
  • 3 cm kunyit, bakar
  • 1 sdm ketumbar, sangrai
  • ½ sdt jinten
  • 2 sdt garam

 

  • 3 lembar daun jeruk purut
  • 2 lembar daun salam
  • 2 batang serai, memarkan
  • 3 cm jahe, memarkan
  • 750 ml santan dari 1 butir kelapa
  • 1 sdm air asam jawa
  • 2 sdm irisan gula merah
  • 1 sdt garam

Cara membuat

  1. cuci ayam sampai bersih, lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, biarkan selama 15 menit, lalu cuci lagi. Sayat sedikit bagian paha ayam, masukkan salah satu ceker ayam kedalamnya. Ikat kepala dan sayap ayam menggunakan benang kasur sampai kepala dapat tegak, sisihkan.
  2. tumis bumbu halus bersama daun jeruk, daun salam, serai, dan jahe sampai harum. Masukkan ayam, santan, air asam, gula merah, dan garam. Masak sampai ayam empuk, angkat.
  3. letakkan ayam berbumbu dalam pinggan tahan panas, panggang sampai mengering sambil sesekali oleskan sisa bumbu, angkat, sajikan.

Tata Cara Penghidangan

Penyajian ayam ingkung di berbagai tradisi jawa merupakan salah satu komponen makanan yang wajib ada karena mengandung makna yang penting dan memiliki simbol tertentu untuk memvisualisasikan tujuan dari tradisi yang dilaksanakan. Nilai-nilai luhur tertentu mencerminkan harapan dan doa masyarakat yang melakukan tradisi tersebut. Penggunaan ayam ingkung telah diketahui banyak disajikan pada tradisi Jawa seperti selametan syukuran, selametan kematian (ngesur tanah), sedekah bumi (dekahan) dan perkawinan.

Ingkung ayam adalah masakan olahan berbahan utama ayam kampung yang disajikan secara utuh (ayam utuh). Makanan ini biasanya disajikan hanya pada acara-acara dan tradisi tertentu. Secara bahasa, kata ingkung yang berasal dari kata ing (ingsun) yang berarti aku dan kung (manekung) yang berarti berdoa dengan penuh khidmat.

Di dalam budaya jawa, terdapat beberapa tradisi yang hingga saat ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah slametan untuk memperingati seseorang yang meninggal. Sampai saat ini, tradisi selametan yang terkait dengan peristiwa kematian seseorang masih tetap dipelihara oleh banyak masayarakat Jawa, khususnya di pedesaan. Selametan ini dilakukan setelah penguburan orang yang telah meninggal. Mulai dari slametan hari ke-7, hari ke-40, hari ke-100 dan lain sebagainya. Waktu pelaksanaannya pun tidak sembarangan, cara menetukan waktu selametannya (hari dan pasaran) menggunakan rumus jisarji yang berarti hari kesatu dan pasaran kesatu harus dilaksanakan pada hari itu juga dan tidak boleh ditunda. Selametan kematian setelah penguburan (geblak) oleh masyarakat Jawa pada umumnya disebut dengan ngesur tanah.

Saji-sajian yang disediakan dalam selametan ngesur tanah menggunakan ubarampe sesaji sega asahan, tumpeng pungkur (tumpeng yang dibelah dua dan diletakkan ungkurungkuran atau bertolak belakang), sega waduk atau sega rasul (nasi yang diberi garam), nasi gurih, apem dan ingkung ayam. Ingkung ayam. Masing-masing perlengkapan (ubarampe) memiliki makna simbolis.

Ingkung ayam merupakan makanan dan sesaji yang sangat istimewa pada slametan yang dilakukan masayarakat Jawa, termasuk pada tradisi slametan ngesur tanah. Ingkung ayam adalah ayam utuh yang dibentuk seperti posisi orang duduk timpuh, yaitu seperti posisi orang yang sedang duduk saat shalat. Bentuk semacam ini menggambarkan sikap orang yang sedang manekung (bersemadi). Hal ini sesuai dengan makna kata ingkung yang berasal dari kata ing (ingsun) dan kung (manekung). Kata ingsun berarti aku dan kata manekung berarti berdoa dengan penuh khidmat. Dengan demikian ingkung merupakan perwujudan sikap ahli waris yang dengan sungguh-sungguh memohon doa agar anggota keluarganya yang telah meninggal, diampuni segala dosa-dosanya dan mendapatkan tempat yang semestinya (Suwardi, 1998).

Referensi

Suwardi. 1998. Sinkretisme dan Simbolisme Tradisi Selamatan Kematian di Desa Purwosari Kulon Progo. Universitas Negeri Yogyakarta

Dewi, TK. (2011). Kearifan Lokal “Makanan Tradisional”: Rekonstruksi Naskah Jawa dan Fungsinya dalam Masyarakat. Jurnal Masyarakat Pernaskahan Nusantara.

Jati, I., 2014. Local wisdom behind Tumpeng as an icon of Indonesian. Nutrition and Food Science, 44(4), pp. 324-334.

Kemenpu, 2013. Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum. Jakarta: Sekretariat Jenderal Pusat Pengolahan Data Kementerian Pekerjaan Umum.

Pasha, MK. (2015). Tradisi Suran di Dusun Kuwarisan Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Studi tentang Fungsi dan Makna). Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Prabawa, B., 2012. Nilai Filosofi Upacara Daur Hidup Mitini di Dusun Kedung 1, Desa Karang Tengah, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta: Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.

Sari, SW. (2012). Pergeseran Nilai-nilai Religius Kenduri dalan Tradisi Jawa oleh Masyarakat Perkotaan.

Yanto, A. (2015). Simbol – symbol Lingual dalam Tutran “Ujub Genduren” Siklus Hidup Masyarakat Seneporejo. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Jember. 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya