Tarian Mejeng Besuko ini merupakan salah satu tarian yang berasal dari Sumatera Selatan, Dimana seperti yang kita tahu dalam halnya tarian pastilah memiliki beberapa makna yang tidak jauh berbeda dari provinsinya masing-masing, begitu juga dengan halnya tarian yang berasal dari provinsi ini sendiri, pasti tidak ada perbedaan menjauh dari beberapa falsafat yang ada pada provinsi ini sendiri sehingga kita tahu sendiri terciptalah sebuah tarian yang ada pada zaman sekarang ini dan sangat erat hubungannya dengan masa pada zaman yang dahulu kala mengenai tarian-tarian ini sendiri dengan asal dari daerahnya. Tarian ini merupakan tarian salah satu tradisional dari Sumatera Selatan. Dimana tarian ini menggambarkan kebahagiaan para remaja dalam suatu pertemuan ataupun perjodohan yang biasanya dilakukan. Dalam tarian ini sendiri pun dapat kita lihat dengan saksama dan juga jelas bahwa gerakan yang gemulai yang menggambarkan suasana senda gurau para remaja dalam mengikat ketertarikan lawan...
Bergeser ke arah hulu, tepatnya dalam budaya masyarakat Pagar Alam, kita akan menemukan varian senjata tradisional Sumatera Selatan lainnya yang hingga kini masih eksis. Senjata tersebut bernama khudok. Khudok adalah sebilah pisau kecil yang bentuknya sama seperti badik Lampung. Bilahnya ditempa dari bahan logam berkualitas, sementara gagang dan sarungnya dibuat dari kayu jati. Khudok kerap dibawa para pria, terutama pria muda kemanapun pergi untuk menjaga diri. Kebiasaan membawa khudok bagi para bujang hingga kini masih tetap ada khususnya di budaya masyarakat Pagar Alam hulu. Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2017/03/senjata-tradisional-sumatera-selatan.html
arian ini merupakan jenis tarian adat yang ditarikan ketika upacara kematian. Tarian ini ditarikan dengan diiringi syair lagu kadong bodong yang isinya menceritakan hikayat kehidupan mulai dari lahir hingga meninggal. Sumber: https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-suku-bugis
Kampung Kapitan adalah suatu wilayah yang dahulu warga keturuan Tionghoa pertama kalinya menetap di Palembang saat masih dalam jajahan. Kawasan ini berlokasi di tepi Sungai Musi. Posisinya berada di tepi Jl KH Azhari Kelurahan 7 Ulu SU I, bersebelahan dengan Pasar Tradisional 7 Ulu. Dari atas Jembatan Ampera, keberadaan Kampung Kapitan sudah bisa terlihat. Rumah di kawasan ini menyimpan dua pengaruh budaya, yakni budaya Tiongkok dan budaya Palembang. Budaya Tiongkok bisa dilihat dari bagian dalam rumah dan bagian teras rumah. Sedangkan budaya Palembang berupa bangunan rumah yang menyerupai limas dan terdapat tiang yang menopang berdirinya rumah. Di Kampung Kapitan kita bisa melihat bangunan batu pagoda.Batu pagoda ini berdiri tegak tepat di tengah lapangan beralasakan keramik di Kampung Kapitan dengan tinggi sekitar 2,5 meter. https://semuatentangprovinsi.blogspot.com/2017/10/peninggalan-sejarah-provinsi-sumatera-selatan.html
Tari Ngantat Dendan Ngantat Dendan menggambarkan iring-iringan dari pengantin pria didalam pernikahan adat Kota Lubuk linggau, Provinsi Sumatera Selatan. Ciri utama pada Tari Ngantat Dendan adalah penggunaan properti yang berupa jaras, yaitu rantang besar yang diikat memakai selendang dan diletakkan di bagian kepala. Pada budaya Lubuk Linggau, Jaras didalam pernikahan adat digunakan sebagai wadah untuk menampung barang – barang yang telah diminta oleh mempelai perempuan sebagai mahar dari pernikahan. Jaras didalam rombongan mempelai laki-laki biasanya akan dibawa oleh kaum hawa, baik itu ibu-ibu maupun para gadis. Hal tersebut terjadi dikarenakan ketika budaya tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk tarian. Perlu diketahui, tarian Ngantat Dendan hanya dipentaskan oleh kaum hawa (wanita). https://www.silontong.com/2018/08/30/tarian-daerah-sumatera-selatan/
Tari Mejeng Besuko Tari Mejeng Besuko berasal dari provinsi Sumatera Selatan ini merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita pada zaman yang dahulu. Pada zaman dahulu kita ketahui tidak ada iringan musik seperti saat ini. Dampak dari hal tersebut membuat tari ini mendapat penilaian kuno. https://www.silontong.com/2018/08/30/tarian-daerah-sumatera-selatan/
Tari Rodat Cempako Tari Rodat Cempako adalah tarian tradisional yang asal daerahnya provinsi Sumatera Selatan. Kabarnya tarian ini mendapat pengaruh dari gerakan dari Timur Tengah. Tarian ini adalah salah satu tarian masyarakat Provinsi Sumatera Selatan yang bernafaskan agama Islam. Hal ini mengingat bahwa budaya Melayu sangat identik dengan ajaran Islam. https://www.silontong.com/2018/08/30/tarian-daerah-sumatera-selatan/
Tari Madik (Nindai) Tari Madik (Nindai) adalah tarian daerah yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan. Tarian ini kerap dipakai oleh masyarakat disana dalam acara menilai calon menantunya. Di Provinsi Sumatera Selatan sendiri terdapat kebudayaan dimana orang tua dari mempelai pria akan berkunjung ke rumah besan guna menilai calon mantunya. Proses menilai dan juga melihat inilah yang disebut dengan Nindai atau Madik. Proses menilai menantu bagi seorang calon mertua ternyata juga di ekspresikan dalam tari ya. Luar biasa budaya Indonesia! https://www.silontong.com/2018/08/30/tarian-daerah-sumatera-selatan/
Tari Gending Sriwijaya Tarian Gending Sriwijaya berasal dari peninggalan kerajaan Snwijaya. Tarian yang dahulu hanya dipentaskan oleh kalangan internal kerajaan kini menjadi hiburan semua rakyat dalam berbagai acara pentas budaya. Sembilan orang penari yang semuanya adalah seorang perempuan memerankan tarian ini. Lalu para penari Gending Shwijaya ini dikawal oleh dua crang laki-laki lengkap dengan payung dan juga tombak di tangannya. Seorang penari gending membawa tepak yang berisikan sekapur sirih yang nantinya akan diberikan kepada para tamu yang dianggap spesial sebagai bentuk dari penghormatan. https://www.silontong.com/2018/08/30/tarian-daerah-sumatera-selatan/