Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan adat dan budaya lokalnya. Dari berbagai aspek, adat istiadat dan budaya yang berasal dari Sumatera Selatan terbilang cukup unik. Salah satu daerah di Sumatera Selatan yang banyak berpartisipasi menyumbang keberagaman budaya di Sumatera Selatan ialah Kotamadya Prabumulih. Prabumulih merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam terbanyak di Sumatera Selatan. Mengapa demikian? Prabumulih dikenal sebagai 'hunian' minyak bumi yang berlimpah. Namun hanya PT Pertamina lah satu-satunya perusahaan tambang minyak bumi yang mendapat izin untuk beroperasi di kota Prabumulih. Kebijakan pemerintah tentang meminimalkan perusaaan tambang ini bermaksud untuk menjaga kelestarian alam di kota Prabumulih serta menghindari eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Selain minyak bumi, ada satu sumber daya alam yang begitu erat eksistensinya dengan kota Prabumulih, yaitu karet.
Karet (Hevea brasiliensis) adalah tumbuhan yang menghasilkan getah lateks, yang kemudian akan diolah menjadi produk-produk olahan karet yang sering kita jumpai sehari-hari. Misalnya : karet gelang, ban, balon, pakaian, dll. Masyarakat Prabumulih dan beberapa daerah di Sumatera Selatan biasa mengenal karet dengan sebutan balam. Di kota Prabumulih, karet menjadi salah satu tanaman yang paling banyak dibudidayakan. Biasanya tanaman karet akan ditanam secara massal di suatu lahan yang luas (perkebunan), atau biasa terdengar di telinga masyarakat sekitar dengan sebutan kebon balam. Kegiatan membudidaya, mengurus, serta memperoleh keuntungan dari karet disebut bekebon balam. Sudah biasa apabila perkebunan karet diturunkan dari generasi ke generasi. Hal ini menjadi tradisi yang kuat dari pemilik untuk mewariskan perkebunannya kepada anak-anaknya. Tradisi ini terus diturunkan turun-menurun dengan cara kepengurusan kebun yang tidak jauh berbeda.
Perkebunan karet sendiri sudah menjadi salah satu mata pencaharian paling menjanjikan di Sumatera Selatan. Hal ini disebabkan oleh karet sendiri yang berperan besar dalam perputaran ekonomi di Prabumulih. Pasar pun dapat kena imbasnya dikala harga karet sedang turun. Karena sebagian masyarakat yang mata pencahariannya bergantung dari karet, tentu akan mengalami kerugian atau defisit saat harga karet menurun. Ini menyebabkan konsumen pasar menjadi sepi. Efek lain dari turunnya harga karet terhadap ekonomi adalah mulai meningkatnya tunggakan pembaran listrik, gas alam, serta PDAM. Kondisi seperti ini menimbulkan naiknya tingkat kejahatan yang tidak seharusnya terjadi.
Dalam menjaga dan mengurus perkebunan karet, ada dua pihak yang berperan. Pihak pertama adalah pemilik sah kebun karet tersebut. Sedangkan pihak kedua adalah pihak yang bukan merupakan pemilih sah kebun karet, namun turun tangan secara langsung dalam mengurus kebun karet. Pihak pertama sebagai penyedia lahan dan pemilik modal dalam perkebunan karet. Sedangkan pihak kedua adalah yang merawat serta memastikan bahwa semua karet yang ada di perkebunan tumbuh dengan baik. Pihak kedualah yang bertugas untuk mengambil getah karet. Kegiatan mengambil keluat getah karet dari batang biasa dikenal dengan istilah nakok balam. Getah karet inila yang selanjutnya akan dijual dan diolah menjadi berbagai produk olahan karet.
Keuntungan dari penjualan karet seringkali dibagi menjadi 50:50 antara kedua pihak. Mengapa pihak kedua mendapat bagian begitu besar? Padahal pihak pertamalah yang mengeuarkan modal untuk membeli lahan dan membeli bibit karet. Hal itu dikarenakan tanggung jawab pihak kedua yang turun tangan sebagai petani karet secara langsung. Tinggi rendahnya kualitas tanaman karet tentu bergantung pada kinerja petani karet sendiri. Karena beban tugas yang berat inilah pihak kedua dengan banyak pertimbangan mendapat bagian keuntungan yang terbilang cukup besar.
Kebon balam hingga saat ini masih sering dijumpai di beberapa lokasi di kota Prabumulih dan daerah-daerah di Sumatera Selatan. Adat ini pasti akan terus bertaan selama kita selaku Warga Negara Indonesia khususnya putra-putri Sumatera Selatan tetap mempertahankan budaya mewariskan kebon balam dan mengurusnya dengan baik. Tidak akan bertahan suatu budaya apabila pemilik budaya itu sendiri tidak bangga dengan budayanya. Dimulai dari rasa bangga, lalu melestarikan, kita akan melihat betapa beragam dan uniknya Indonesia.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja