Orang Dayak mungkin dikenal juga dengan ilmu santetnya, namun banyak orang salah kaprah dengan ilmu santet Dayak, seolah-olah bisa menyerang siapa saja tanpa alasan yang jelas. Sebenarnya ritual santet atau kayau ini hanya bisa dilakukan jika memang ada pelanggaran atau kesalahan dimana si pelaku tidak mahu bertanggungjawab. Serangan ghaib seperti ini hanya kena jika pelakunya memang benar bersalah dan penyamulingnya atau penyantetnya TIDAK bersalah, kalau tidak maka pengaruhnya bisa terbalik. Si penyamuling ini tentunya harus memiliki sahabat ghaib spt nyaring, bahutai, kanjalau, pampahilep, dsb tetapi ini semua penuh kerahasiaan, makanya tidak banyak orang mengenal atau mengetahuinya bahkan ilmu ini bisa dikatakan hampir punah. Bahkan untuk menyebut apalagi menulis nama roh/sabahat tersebut pun tidak boleh, hanya bisa dengan syarat-syarat ritual atau mangaji (belajar) – dan orang yg punya “sahabat” harus memberi makan si sahabat sekali setahun pa...
Banyak orang sering salah kaprah mengenai gaya hidup Suku Dayak, banyak yang menganggap suku Dayak tidak mengenal sistem pertanian hanya mengenal sistem “hunt & gather” atau berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Orang Dayak juga mengenal sistem pertanian dan sangat menghargai padi, sebab dipercaya padi ini memiliki suatu semangat atau ruh yang membantu manusia untuk berkomunikasi dengan Tuhan atau dalam kaum Dayak Kadazan disebut BAMBARAYON atau dalam Bahasa Dayak Ngaju disebut PUTIR SINTUNG UJU. Ladang sawah suku Dayak umumnya sedikt berbeda dengan sawah basah di Jawa, ladang orang Dayak umumnya melalui membuka lahan hutan, sehingga itu jenis swahnya bukan sawah basah. Karena sangat menghormati padi, maka sebelum menanam padi ini akan dilakukan suatu ritual untuk memberkati benih ini. Dalam bahasa Dayak Kahayan disebut Tampulak Binyi, Dayak Katingan disebut Puun Benyi, Dayak Maanyan disbut Nantungkal Wini, Dayak Hibun menyebutnya mpokang b’hini. Ritu...
Manyandah adalah ritual untuk mencari penyebab dari berbagai macam penyakit yang diderita dengan bantuan roh leluhur (Bandar). Ritual ini juga merupakan beberapa bagian dari ritual sangiang. Manyandah itu sendiri sebenarnya sama dengan Manenung yang dilakukan oleh basir/pisor akan tetapi manyandah tidak mengunakan media ataupun sarana dalam manenung melaikan berkomonikasi langsung dengan tukang Sangiang (Manyangiang). Ritual Manyandah terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : Manyandah Manta Manyandah Manta adalah ritual mencari penyebab dari berbagai macam penyakit tetapi tidak dapat melakukan pengobatan. Pada ritual tidak memerlukan sesajen seperti : Ayam, Ketupat, Tanehi, Kue dan lain-lain, dalam ritual tersebut hanya mengunakan Sangku Tambak Raja (Bongkor) yang berisi Hambaruan (untuk laki-laki 7 biji beras dan perempuan 8 biji beras yang dibungkus dengan kain putih) setelah itu tukang Sangiang melakukan Manawur untuk meminta bantuan Sahur (Roh leluhur)...
Ritual IJAME adalah suatu kepercayaan suku Dayak Maanyan sub Paju Epat yang baragama Kaharingan. Ritual ini merupakan suatu prosesi penghantaran roh orang yang sudah meninggal menuju Tumpuk Datu Tunyung (Sorga). Di butuhkan waktu 9 hari agar roh orang yang sudah meninggal benar-benar bisa pulang ke Sorga atau yang disebut Tumpuk Datu Tunyung. Dalam Ritual ini tulang – tulang orang yang sudah meninggal akan di prosesi, dengan pembakaran tulang/pengkremasian , hal ini adalah sebuah keunikan sendiri, karena di kalimantan tengah hanya ritual Ijame, dimana tulang-tulang orang yang sudah meninggal akan di bakar, sama halnya dengan acara Ngaben di Bali. Tempat dibakarnya tulang-belulang orang mati disebut PAPUYAN , kemudian ada TAMAK yang merupakan tempat penyimpanan abu (Mapui) setelah pembakaran tulang. Ritual kematian ini merupakan ritual yg insidential atau tidak rutin tiap tahun pelaksanaannya, karena banyak persyaratan yg harus...
Seorang putri raja yang akan mandi di sungai dengan ditemani tujuh dayang- dayangnya. Dengan dibantu empat dayang- dayangnya, sang putri raja lantas mencuci rambutnya dengan bahan khusus. Bahan itu terdiri dari biji-biji wijen dan jeruk nipis. Biji-biji wijen yang digoreng kemudian ditumbuk hingga halus dan lalu dicampurkan dengan perasan air jeruk nipis. Gampuran bahan itu biasa digunakan sang putri raja untuk mencuci rambut hingga rambutnya dapat tumbuh lebat lagi indah. Selesai mencuci rambut, sang putri raja lantas berendam di sungai. Empat orang dayang-dayangnya turut pula berendam di dekat sang putri. Sementara itu tiga orang dayang-dayang lainnya memetik bunga- bunga yang tumbuh subur di pinggir sungai. Bunga-bunga itu akan mereka buat hiasan untuk dikenakan Sang Putri Raja setelah selesai mandi. Suasana yang tenang lagi tenteram itu mendadak dipecahkan oleh kedatangan gelombang air yang bergerak dahsyat. Gelombang air yang datang tiba-tiba tersebut menenggelamkan sang pu...
Berbagai khasiat dari tumbuh-tumbuhan, bahkan akar-akaran itu telah lama dibuktikan dan dipakai oleh orang pedalaman Kalimantan secara turun-temurun. Di Kalimantan memang kaya akan hasil hutan. Tidak hanya kayu yang bisa dimanfaatkan untuk bangunan perumahan, tetapi juga tumbuh-tumbuhannya yang berkhasiat dan bisa menjadi obat tradisional yang ampuh untuk mengobati bermacam-macam penyakit. Namun yang sangat disayangkan adalah bahwa tidak banyak potensi alam yang menguntungkan itu dipatenkan oleh orang kita, malahan salah satu andalan obat-obatan tradisional itu yaitu Akar Pasak Bumi lebih dulu diteliti oleh orang Amerika dan telah dipatenkan oleh mereka. Tentunya ini adalah suatu kerugian buat kita. Selain akar Pasak Bumi yang mempunyai khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati sakit pinggang serta badan lesu, satu lagi ramuan tradisional Kalimantan yang terkenal dan bahkan telah dipasarkan di beberapa wilayah Kalimantan, khususnya Martapura Kalimantan Selata...
Pada zaman dahulu, seorang pria tinggal di bulan. namanya Jangga. Dia tinggal dengan ibunya. Jangga suka berburu. Setiap hari ia pergi berburu dengan seekor anjing. Ibunya sering menyuruhnya untuk tidak pergi berburu terlalu lama. Tapi Jangga sering mengabaikannya. Suatu hari Jangga dan anjingnya pergi berburu seperti biasa. Dia mencari hewan buruan. Namun, ia tidak dapat menemukannya. Ternyata ia tersesat. Dia tidak bisa menemukan jalan pulang ke rumahnya. Sementara ia berjalan, tiba-tiba ia melihat seorang wanita tua. Jangga mengikuti wanita tua itu. Dia tiba di rumahnya. Jangga ingin menginap semalam di rumahnya. Dia mengetuk pintu dan wanita tua membukanya. Jangga mengatakan kepadanya bahwa ia ingin tinggal. Wanita tua itu memberinya izin. Rupanya ada keluarga yang tinggal di rumah itu. Laki-laki dan wanita tua memiliki seorang putri yang cantik. Jangga mengatakan kepada mereka bahwa ia tersesat. Dia mengatakan bahwa dia tinggal di bu...
Dulu, di daerah Tewah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, ada seorang perempuan bernama Nyai Balau. Selain anggun dan rupawan, Nyai Balau memiliki perangai yang baik, sopan dalam berucap dan santun dalam berperilaku. Ia juga penurut dan patuh kepada kedua orangtuanya. Kecantikannya telah mengundang decak kagum para pemuda di kampungnya. Namun, tak seorang pun yang berani melamarnya karena Nyai Balau berasal dari keluarga terpandang sehingga orangtuanya menginginkan Nyai Balau menikah dengan laki-laki dari keluarga terpandang pula. Mendengar kabar kecantikan Nyai Balau, seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang bernama Kenyapi datang melamarnya. Selain tampan, pemuda itu pun bijaksana. Maka, keluarga Nyai Balau pun langsung menerima lamaran itu. Pernikahan antara Nyai Balau dan Kenyapi dilangsungkan dengan meriah. Setelah menikah, Nyai Balau bermaksud untuk hidup mandiri bersama suaminya. Maka, ia ditemani sang Suami menyampaikan niat tersebut kepada kedua ora...
Tari Leleng Tari Leleng adalah tarian daerah Kalimantan Tengah. Pada tarian ini, penonton dapat pesan cerita tentang seorang gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa oleh orang tuanya dengan pemuda yang tidak dicintainya. Melakukan penolakan, Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini saat pertnjukkan ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu Leteng. https://www.silontong.com/2018/10/03/tarian-daerah-kalimantan-tengah/