Orang Dayak mungkin dikenal juga dengan ilmu santetnya, namun banyak orang salah kaprah dengan ilmu santet Dayak, seolah-olah bisa menyerang siapa saja tanpa alasan yang jelas. Sebenarnya ritual santet atau kayau ini hanya bisa dilakukan jika memang ada pelanggaran atau kesalahan dimana si pelaku tidak mahu bertanggungjawab. Serangan ghaib seperti ini hanya kena jika pelakunya memang benar bersalah dan penyamulingnya atau penyantetnya TIDAK bersalah, kalau tidak maka pengaruhnya bisa terbalik.
Si penyamuling ini tentunya harus memiliki sahabat ghaib spt nyaring, bahutai, kanjalau, pampahilep, dsb tetapi ini semua penuh kerahasiaan, makanya tidak banyak orang mengenal atau mengetahuinya bahkan ilmu ini bisa dikatakan hampir punah. Bahkan untuk menyebut apalagi menulis nama roh/sabahat tersebut pun tidak boleh, hanya bisa dengan syarat-syarat ritual atau mangaji (belajar) – dan orang yg punya “sahabat” harus memberi makan si sahabat sekali setahun pada bulan-bulan tertentu – bukan bulan kalender, tetapi dengan melihat siklus bulan dilangit.
Berdasarkan pengalaman salah satu folks Dayak Kadazandusun di Sabah dimana kakeknya terkena SINDAAT atau Teluh ini. Kakenya mengeluarkan darah dari mulut, mata, hidung, kuku dan telinga dan kotoroannya seperti kotoran kambing. Setelah dibawa ke rumah sakit tidak dapat diketahui penyebab darah itu keluar. Nenek Moyang folks ini kemudian memberikan semacam firasat bahwa kakeknya disindaat orang. Kemudian dilakukanlah sebuah rituak tengah malam dengan mencucuk-cucuk batang pisang sambil mengucapkan “rinait” atau semavam manter. Kemudian paginya, dia mengambil sumpit lalu menyumpitkan pelurunya ke arah matahari terbit, beberapa hari setelah itu, kira-kira 13 orang yang menyantet kakek folks ini meninggal dunia.
Dokumentasi berikut adalah dokumentasi Pahari Fabianus Oel, akibat kasus penyerangan bom molotov dirumah seorang tetua adat, maka dilakukan acara adat untuk membalas sang pelakusang pelaku, namum pelaku diberikan batas waktu 7 hari untuk bertanggung jawab jika tidak maka menjadi resiko sang pelaku.
sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2015/02/24/ritual-samuling-santet-dayak/
#SBJ
Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...
Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...
Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati