Pada zaman dahulu, seorang pria tinggal di bulan. namanya Jangga. Dia tinggal dengan ibunya. Jangga suka berburu. Setiap hari ia pergi berburu dengan seekor anjing. Ibunya sering menyuruhnya untuk tidak pergi berburu terlalu lama. Tapi Jangga sering mengabaikannya.
Suatu hari Jangga dan anjingnya pergi berburu seperti biasa. Dia mencari hewan buruan. Namun, ia tidak dapat menemukannya. Ternyata ia tersesat. Dia tidak bisa menemukan jalan pulang ke rumahnya. Sementara ia berjalan, tiba-tiba ia melihat seorang wanita tua.
Jangga mengikuti wanita tua itu. Dia tiba di rumahnya. Jangga ingin menginap semalam di rumahnya. Dia mengetuk pintu dan wanita tua membukanya. Jangga mengatakan kepadanya bahwa ia ingin tinggal. Wanita tua itu memberinya izin.
Rupanya ada keluarga yang tinggal di rumah itu. Laki-laki dan wanita tua memiliki seorang putri yang cantik. Jangga mengatakan kepada mereka bahwa ia tersesat. Dia mengatakan bahwa dia tinggal di bulan. Orang tua itu berkata bahwa Jangga benar-benar jauh dari rumah. Mereka berada di bumi.
Jangga sangat sedih. Dia tidak bisa kembali ke rumahnya dan bertemu ibunya.
Orang tua itu menawarkan Jangga untuk tinggal di rumahnya. Jangga setuju.
Hari berlalu dan segera Jangga jatuh cinta dengan putri pria tua itu. Kemudian mereka menikah.
Jangga masih suka berburu. Dengan anjingnya, ia sering pergi berburu di hutan. Istrinya sering mengatakan kepadanya untuk tidak pergi berburu terlalu lama. Namun, Jangga mengabaikannya.
Istri Jangga sedang hamil. Dia sering diminta Jangga untuk tinggal di rumah dan tidak pergi berburu. Namun, Jangga mengabaikannya lagi. Istrinya sering marah padanya.
Di pagi hari, Jangga ingin pergi berburu. Kali ini istrinya benar-benar marah.
"Mohon jangan pergi! Aku merasa seperti aku akan melahirkan bayi hari ini."
"Jangan khawatir. Jika bayi laki-laki, beri nama dia Jangga Batuen Bulan, yang berarti Jangga, seorang pria dari bulan. Dan jika bayi perempuan, nama dia Hendan Bawi Bulan, yang berarti Hendan, seorang wanita dari bulan, "kata Jangga.
Kemudian ia meninggalkan istrinya. Tidak lama kemudian, istri Jangga melahirkan bayi laki-laki. Dia begitu marah karena suaminya tidak di sampingnya. Dia tidak ingin suaminya melihat bayi itu.
Kemudian Jnagga pulang. Dia mendengar bayi menangis. Dia begitu bahagia.
"Di mana bayi itu? Saya ingin melihat bayi saya," kata Jangga.
"Tidak, tidak bisa! Aku tidak ingin kau melihat bayi!" kata istri Jangga.
Jangga sangat sedih. Dan dia juga sangat marah! Dia pergi ke luar dari rumahnya. Anjingnya mengikutinya. Setelah itu dia berdoa. Dia memanggil ibunya.
Tiba-tiba petir menyambar. awan gelap menutupi dia dan anjingnya. Anehnya, Jangga dan anjingnya menghilang. Tidak lama setelah itu, bayinya mati. Jangga membawa jiwa bayi ke bulan.
Istri Jangga ini sangat sedih. Dia memanggil nama Jangga. Tapi itu terlambat. Jangga dan bayi sekarang tinggal di bulan. Istri Jangga menangis. Dia tidak pernah berhenti menangis.
Para dewa mendengar dia menangis dan mereka tidak menyukainya. Mereka marah dan mengubah dirinya menjadi burung. Orang yang memberi nama burung sebagai burung pungguk.
Sampai saat ini, selama bulan purnama kita masih bisa mendengar suara burung pungguk. Dan kita juga bisa melihat gambar anjing di bulan. Dari legenda itu, orang membuat pepatah.
Pepatah itu adalah, "Sama seperti pungguk yang menunggu bulan".
Yang mempunyai arti bahwa hanya menunggu hal yang sia-sia. ***
sumber: http://winrymarini.blogspot.com/2009/12/jangga-hatuen-bulan.html
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...