Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Kalimantan Tengah Kalteng
Nyi Balau kehilangan Anak
- 25 Desember 2018

Dulu, di daerah Tewah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, ada seorang perempuan bernama Nyai Balau. Selain anggun dan rupawan, Nyai Balau memiliki perangai yang baik, sopan dalam berucap dan santun dalam berperilaku. Ia juga penurut dan patuh kepada kedua orangtuanya. Kecantikannya telah mengundang decak kagum para pemuda di kampungnya. Namun, tak seorang pun yang berani melamarnya karena Nyai Balau berasal dari keluarga terpandang sehingga orangtuanya menginginkan Nyai Balau menikah dengan laki-laki dari keluarga terpandang pula. 
Mendengar kabar kecantikan Nyai Balau, seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang bernama Kenyapi datang melamarnya. Selain tampan, pemuda itu pun bijaksana. Maka, keluarga Nyai Balau pun langsung menerima lamaran itu. Pernikahan antara Nyai Balau dan Kenyapi dilangsungkan dengan meriah. Setelah menikah, Nyai Balau bermaksud untuk hidup mandiri bersama suaminya. Maka, ia ditemani sang Suami menyampaikan niat tersebut kepada kedua orang tuanya. 
Â"Ayah, Ibu. Perkenankanlah Ananda dan Bang Kenyapi hidup mandiri,Â" pinta Nyai Balau.
Â"Baiklah. Jika memang itu yang kalian inginkan, Ayah akan membuatkan rumah untuk tempat tinggal kalian,Â" ujar Ayah Nyai Balau.
Setelah rumah itu selesai dibangun, Nyai Balau dan suaminya pun segera menempatinya. Keduanya hidup dengan penuh kebahagiaan., saling menyayangi satu sama lain. Kebahagiaan mereka semakin bertambah saat Kenyapi diangkat menjadi tumenggung dengan gelar Tumenggung Kenyapi. Namun sayang, sudah bertahun-tahun mereka menikah, tapi belum juga dikaruniai anak. Mereka tidak pernah berputus asa untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar dikaruniai anak. Ketika usia pernikahan mereka memasuki tahun ketujuh, Nyai Balau pun melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan. 
Â"Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas semua kebahagiaan ini,Â" ucap Nyai Balau dengan penuh rasa syukur.
Kenyapi pun tak kuasa menahan rasa haru atas kebahagiaan yang dirasakannya. 
Â"Sungguh kebahagiaan yang luar biasa, Dinda,Â" ucapnya, Â"Sebagai rasa syukur, nikmat Tuhan ini harus kita rawat dan jaga dengan sebaik-baiknya.Â" 
Â"Benar, Kanda. Dinda ingin anak kita tumbuh menjadi anak yang berbakti dan berguna bagi sesama,Â" kata Nyai Balau.
Tumenggung Kenyapi menginginkan anaknya berkembang dengan sewajarnya, ia ingin anaknya pandai bergaul dengan sesama maupun dengan lingkungan sekitar. Untuk itu, mereka pun memberi kebebasan kepada anak itu untuk bermain di luar rumah maupun dengan anak-anak lain di lingkungannya. 
Suatu sore, anak itu belum juga pulang dari bermain. Nyai Balau pun mulai gelisah. 
Â"Kanda, kenapa anak kita belum juga pulang?Â" tanya Nyai Balau kepada suaminya, Â"Padahal, biasanya dia sudah kembali ketika hari sudah sore.Â" 
Â"Ah, barangkali dia masih asyik bermain bersama teman-temannya,Â" jawab Tumenggung Kenyapi. 
Â"Tidak biasanya dia pulang terlambat seperti ini,Â" sanggah Nyai Balau.
Hingga hari sudah gelap, anak itu belum juga pulang. Nyai Balau pun semakin cemas.
Â"Kanda, ayo kita cari dia,Â" ajak Nyai Balau.
Akhirnya, Nyai Balau bersama suaminya segera mencari anak sematawayang mereka ke seluruh kampung. Namun, hingga larut malam, anak itu tidak juga mereka temukan. Nyai Balau pun menangis tersedu-sedu memikirkan nasib putranya.
Â"Kanda, hilang ke mana anak kita? Kita sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tidak menemukannya juga,Â" keluh Nyai Balau.
Â"Entahlah, Dinda. Kanda pun tidak tahu keberadaannya,Â" jawab suaminya Â"Malam sudah larut, sebaiknya Dinda beristirahat dulu. Pencarian kita lanjutkan besok saja.Â" 
Keesokan hari, Nyai Balau bersama sang Suami dengan dibantu oleh seluruh warga melanjutkan pencarian, namun anak itu belum juga berhasil ditemukan. Betapa sedihnya hati Nyai Balau karena anaknya benar-benar telah hilang. Namun, ia tidak mau berputus asa. Ia bertekad untuk terus mencari tahu keberadaan putranya. 
Suatu hari, Nyai Balau diam-diam meninggalkan rumah menuju ke sebuah hutan yang belum pernah dijamah manusia. Di hutan itu, ia balampah atau bertapa untuk meminta petunjuk kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Setelah tujuh hari tujuh malam bertapa, akhirnya petunjuk itu pun datang melalui seorang nenek. Nenek itu kemudian berkata kepada Nyai Balau.
Â"Wahai, Cucuku! Janganlah kamu mencari putramu lagi, ia telah tiada,Â" ungkap nenek itu.
Â"Apa maksud, Nenek?Â" tanya Nyai Balau dengan perasaan cemas.
Â"Ketahuilah, Cucuku! Putramu telah dikayau oleh Antang dari Juking Sopang,Â" jelas nenek itu.
Mendengar kabar itu, Nyai Balau pun tak kuasa menahan air mata. Hatinya sangat sedih atas nasib yang menimpa putranya. Ia pun berniat untuk menuntut balas atas kematian putranya. Namun, apa daya, dia tidak mempunyai kesaktian untuk menghadapi Antang. 
Â"Jangan khawatir, Cucuku! Aku akan membantu untuk membalaskan dendammu. Aku akan memberimu kesaktian,Â" ujar nenek itu yang mengetahui niat Nyai Balau.
Nenek itu pun memberikan sebuah selendang sakti kepada Nyai Balau.
Â"Ambillah selendang sakti ini. Sewaktu-waktu kamu bisa menggunakannya saat menghadapi musuh,Â" ujar nenek itu seraya menyerahkan selendang itu kepada Nyai Balau.
Â"Terima kasih, Nek,Â" ucap Nyai Balau.
Setelah mendapatkan selendang itu, Nyai Balau pun bergegas kembali ke rumahnya. Setiba di rumah, suami dan seluruh keluarganya pun menyambutnya dengan perasaan suka cita. 
Â"Oh, Dindaku! Engkau telah membuat kami semua cemas. Setengah bulan lebih kami terus mencari, tapi tidak menemukan Dinda. Ke mana saja Dinda selama ini?Â" tanya Tumenggung Kenyapi.
Â"Maafkan Dinda, Kanda! Dinda memang pergi dari rumah tanpa memberitahukan siapa pun,Â" jawab Nyai Balau.
Nyai Balau pun kemudian menceritakan perjalanannya ke hutan itu hingga bertemu dengan si nenek sakti. Ia juga menceritakan perihal putranya yang telah meninggal dunia yang dikayau oleh si Antang. Karena itulah, ia pun mengajak suami dan seluruh keluarga serta sejumlah prajuritnya menuju Juking Sopang untuk menuntut balas atas kematian putranya. 
Setiba di Juking Sopang, Nyai Balau pun meminta kepada Antang agar mengakui kesalahannya dan meminta maaf. 
Â"Hai, Antang! Benarkah kamu yang telah mengayau putraku? Jika memang benar, mengakulah dan meminta maaflah kepada kami!Â" seru Nyai Balau. 
Â"Hai, wanita cantik! Kamu jangan sembarang menuduh seperti itu! Apa buktinya atas tuduhanmu itu?Â" sangkal Antang. 
Â"Kamu tidak usah menyangkal! Kamulah pelakunya!Â" ujar Nyai Balau. 
Antang yang angkuh itu tetap tidak mau mengakui kesalahannya. Bahkan, ia malah menyerang Nyai Balau. Di luar dugaann, ternyata wanita yang ia hadapi bukanlah orang sembarangan. Serangannya dapat dihindari dengan mudah oleh Nyai Balau. Antang yang mulai kesal akhirnya menyerang Nyai Balau dengan membabi buta. Namun, begitu ia lengah, Nyai Balau yang sakti itu langsung melemparkan selendangnya ke arah dada Antang. Tak ayal, pemuda yang sombong itu pun jatuh tersungkur ke tanah. 
Setelah berhasil menjatuhkan Antang, Nyai Balau kemudian mengajak keluarga pemuda itu untuk berdamai. Keluarga Antang pun menerima ajakan tersebut. Menurut adat suku Dayak, Antang harus membayar ganti rugi atas kesalahannya. Namun, kesombongan Antang tidak habis. Ia menolak untuk membayar denda tersebut. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, ia berusaha bangkit dan kembali menyerang Nyai Balau. Akhirnya, pertarungan sengit pun kembali terjadi. Nyai Balau yang sudah muak melihat kesombongan pemuda itu langsung menyerang dengan selendang saktinya. Tak ayal, Antang pun tewas di tangan Nyai Balau. 
Nyai Balau bersama suami dan rombongannya pun pulang dengan perasaan lega. Sejak itulah, Nyai Balau semakin terkenal sebagai orang yang sakti. Tewah pun menjadi negeri yang aman dan damai. Tak seorang pun yang berani mengusik kedamaian itu karena takut pada kesaktian Nyai Balau. Atas permintaan seluruh rakyat Tewah, Nyai Balau pun dinobatkan menjadi pemimpin. Perempuan sakti itu memerintah dengan penuh bijaksana sehingga Tewah bertambah makmur.
Di Negeri Joking baik, keluarga Antang ternyata menyimpan dendam kepada Nyai Balau. Setelah diam-diam menyusun kekuatan, mereka pun bergerak menuju Tewah untuk melakukan penyerangan. Agar kedatangannya tidak diketahui oleh pasukan Nyai Balau, mereka sengaja melewati jalan darat dengan menerobos hutan dan perbukitan yang belum pernah dilewati manusia. 
Setiba di Bukit Ngalangkang yang terletak di belakang perbukitan Tewah, pasukan keluarga Antang berhenti untuk mengatur siasat. Ketika hari mulai gelap, mereka turun dari bukit untuk menyerang Tewah. Anehnya, setiap kali hendak memasuki daerah Tewah, mereka selalu tersesat. Hal itu terjadi hingga berhari-hari lamanya. 
Â"Hai, kenapa kita hanya hanya berputar-putar di sekitar perbukitan ini?Â" tanya salah seorang anggota keluarga Antang.
Seorang anggota keluarga lainnya menyahut, Â"Ini pasti dikarenakan oleh kesaktian Nyai Balau itu. Aku yakin, dia telah membentengi Tewah dengan kekuatan gaibnya.Â" 
Akhirnya, pasukan keluarga Antang tersebut memutuskan untuk pulang ke Joking Sopang dengan perasaan kecewa. Sementara itu, Nyai Balau dengan kesaktiannya sudah mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitar Bukit Ngalangkang. Namun, ia baru memberitahukan hal itu kepada seluruh warganya setelah pasukan musuh itu telah pergi. Setelah peristiwa itu, tidak pernah lagi ada musuh yang berani mengusik Tewah. Demikian pula warga Tewah, tak seorang pun yang berani berbuat kejahatan karena takut pada Nyai Balau. Hingga akhirnya hayatnya, Nyai Balau memimpin Tewah dengan arif dan bijaksana. Atas jasa-jasanya, ia pun selalu dikenang oleh warganya. 
* * *
Demikian cerita Nyai Balau Kehilangan Anak dari Kalimantan Tengah. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas yaitu akibat buruk dari sifat terlalu memanjakan anak seperti Nyai Balau dan Tumenggung Kenyapi sehingga sampai kehilangan anak. Namun, sifat kepemimpinan Nyai Balau yang bijaksana patut dijadikan teladan. Pesan moral lainnya adalah akibat buruk dari sifat sombong dan angkuh seperti yang dimiliki Antang karena tidak mau mengakui kesalahannya yang mengakibatkan ia tewas di tangan Nyai Balau. ***

Sumber : 
https://www.kaskus.co.id/show_post/54601b189e740471468b456a/73/nyai-balau-kehilangan-anak-cerita-rakyat

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya