Anak
114 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Asal-usul tapak suci
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada tahun 1872 di Banjarnegara lahirlah seorang putera dari KH Syuhada yang diberi nama Ibrahim. Diusia remaja Ibrahim telah belajar pencak silat dan kelak ia dikenal aktif menggunakan ilmu pencaknya untuk menentang penjajah belanda. Hal ini kerap membuatnya menjadi buronan belanda. Dalam statusnya yang sering menjadi buronan belanda, ia kerap berkelana dari satu tempat ke tempat lainya. Selain bersembunyi,ia juga mendalami dan mengasah ilmu pencaknya. Ia pernah singgah ke batavia, pada seorang kerabatnya disana. Namun di sana ia juga sering membuat onar terhadap belanda hingga akhirnya ia berangkat ke tanah suci Mekah. Setelah menikah dengan puteri KH Ali, ia mendirikan pondok pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari tanah suci ia berganti nama menjadi KH Busyro Syuhada. Pondok pesantren Binorong semakin berkembang pesat. Diantara santri-santrinya antara lain : Achyat (H Burhan) adik misan Ibrahim, M Yasin (Abu Amar Syuhada) adik kandung, dan Sudirman (Pang...

avatar
OSKM18_16018188_Rivaldi Rasya Septiandi
Gambar Entri
Cupu Panjalo
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dalam adat istiadat Jawa banyak di ketahui beragam pusaka warisan leluhur, salah satunya yaitu Cupu, yang diberi nama Cupu Panjalo. Orang-orang Yogyakarta telah demikian familiar tentang pusaka ini lantaran tuahnya yang terkenal keramat. Dalam satu tahun sekali, kain pembungkus cupu di buka serta nampak sinyal tanda zaman sebagai peringatan untuk anak turun serta orang-orang yang meyakini. Ketenaran cupu tak lepas dari ketepatan perkiraan atau ramalan seperti ada dalam deskripsi yang tertoreh diatas lembaran kain mori pembungkusnya. Menurut kisah leluhur, Cupu Ponjolo berjumlah tiga buah, diketemukan di laut oleh Kyai Panjolo yang tengah menjala ikan di laut. Oleh orang-orang Desa Mendak, Girisekar, Panggang, Gunung Kidul diakui bisa memberikan perlambang (pertanda) serta ramalan perihal hari esok desa itu. Ketiga buah cupu ditempatkan didalam kotak serta dibungkus dengan beberapa ratus lapis kain mori, disimpan di ruang spesial. Waktu upacara Cupu Ponjolo, bungkus kai...

avatar
OSKM18_19818100_Muhammad Mufid Irfan Farras
Gambar Entri
Asal Mula Tombak Kyai Plered
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tumenggung Wilatikta mempunyai dua anak, bernama Raden Sahid dan Rasa Wulan. Ketika kedua anaknya dewasa, sang Tumenggung menyuruh anak laki-lakinya untuk menikah, setelahnya akan disuruh menggantikannya. Mendengar hal tersebut, Raden Sahid kaget karena belum memiliki rencana untuk menikah. Sesudah itu, Raden Sahid pamit untuk memikirkan permintaan sang Tumenggung. Selanjutnya, sang Tumenggung juga menyuruh agar Rasa Wulan mempersiapkan diri untuk menerima lamaran orang lain. Malamnya, Raden Sahid gelisah. Ia tidak ingin menikah. Ia pun memutuskan untuk melarikan diri dari rumah. Mengetahui Raden Sahid melarikan diri, Rasa Wulan ikut pergi. Mengetahui kedua anaknya tidak ada di rumah, sang Tumenggung kebingungan. Ia segera menyuruh seluruh anak buahnya untuk mencari kedua anaknya, namun tiada hasil. Bertahun-tahun Raden Sahid mengembara. Ia mengamalkan segala ilmu yang dipelajarinya selama ini untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Hingga akhirnya, di kemudian hari...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Beksan Etheng
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan Etheng, Beksan Lawung, Tari Bedhaya serta tari Srimpi Renggowati digolongkan sebagai tari-tarian keramat di Keraton Yogyakarta. Pada zaman dahulu tidak boleh dipergelar¬kan diluar tembok istana (kraton).  Tarian ini yaitu tari Lawung dan Etheng serta beberapa tari Bedhaya dan Srimpi dicipta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18. Tari-tarian ini sejak dahulu jarang sekali dipentaskan, kecuali untuk Upacara perkawinan Agung atau menjamu Tamu Agung Raja. Pada zaman dahulu hingga tahun 1918 dikala pengantin Kraton diboyong ke Kepatihan setelah upacara kepanggih di dalam Kraton, maka pada hari resepsi kedua di Kepatihan yang dihadiri oleh Sri Sultan, beliau selalu membawa Tarian Etheng ini untuk dipergelarkan di dalam Kepatihan. Pada malam resepsi pertama di mana menurut adat istiadat Kraton Sri Sultan tidak menghadiri upacara tersebut, melainkan beliau mengirimkan sebagai wakilnya yaitu suatu rangkaian beksan Lawung dan beksan Etheng. Adapun ma...

avatar
Dibyantara
Gambar Entri
Upacara Ruwatan Sukerta
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Upacara Ruwatan merupakan sarana masyarakat Jawa untuk membersihkan hal-hal negatif dalam diri. Upacara ini tidak boleh dilakukan sembarangan orang, ada urutan aturan dan sarana yang wajib disiapkan.  Orang yang harus diruwat adalah orang yang tergolong  anak-anak Sukerta . Yang dimaksud Sukerta adalah mereka yang dipercaya sebagai makanan  Bethara Kala  atau membawa hal-hal negatif dalam dirinya. Mereka yang disebut Sukerta adalah yang dilahirkan: 1. Anak 1 laki-laki atau perempuan 2. Anak 2 Laki-laki semua, perempuan semua atau laki-laki dan perempuan 3. Anak 3 Laki-laki semua, perempuan semua, laki-laki di tengah atau perempuan di tengah 4. Anak 5 Laki-laki semua atau perempuan semua   Yang boleh meruwat anak-anak Sukerta adalah seorang dalang, dalang yang sudah senior dan diakui mampu memenuhi syarat untuk meruwat. Berbagai macam sesaji juga harus disiapkan sebagai contoh macam-macam tumpeng, Pisang Sanggan, binatang berpasang...

avatar
Yanu
Gambar Entri
Gunung Bagus
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada masa Mataram diperintah oleh Gusti Sultan Agung, negeri Mataram terbagi atas beberapa daerah. Masing-masing daerah itu diketuai oleh seorang “rangga” atau penguasa daerah. Salah satu diantara daerah itu ialah daerah Blimbing, dan ketuanya disebut Rangga Blimbing. Sudah menjadi tradisi di negeri Mataram bahwa pada saat-saat tertentu secara rutin mengadakan “pisowanan pasok bulu bekti”, yaitu persembahan semacam upeti kepada raja sebagai tanda takluk. Pada kesempatan ini semua rangga yang ada di wilayah Mataram harus hadir. Jika berhalangan, harus memberi kabar. Apabila ada yang tidak hadir tanpa memberi kabar sama sekali, maka pihak keraton lalu mengirimkan utusan untuk menyelidiki, karena dikhawatirkan kalau rangga tersebut mulai membangkang, atau memberontak. Rangga Blimbing adalah seorang rangga yang setia terhadap Gusti Sultan Agung. Ia tidak pernah absen mendatangi pisowanan. Bahkan tidak jarang ia membawa anak laki-lakinya yang bernama Jaya...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Gunung Genthong
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada zaman dahulu, di tanah Jawa ada sebuah kerajaan besar yang bernama Majapahit. Salah seorang diantara raja-raja yang pernah memerintah kerajaan Majapahit itu bernama Prabu Brawijaya V. Sang Prabu Brawijaya V atau Brawijaya Pungkasan (terakhir), mempunyai seorang permaisuri dan beberapa orang selir. Salah seorang diantara para selir sang Prabu ialah Ratu Mayangsari. Suatu hari, pada saat Ratu Mayangsari mulai menampakkan gejala-gejala mengandung, sang Prabu Brawijaya menitipkannya kepada salah seorang saudaranya yang tinggal di desa dan hidup sebagai petani. Nama saudara sang Prabu yang diserahi tugas untuk menjaga Ratu Mayangsari itu ialah Ki Juru Sawah. Beberapa bulan kemudian, tibalah saatnya Ratu Mayangsari melahirkan seorang putera yang diberinya nama Raden Patah. Suatu ketika, saat Raden Patah sudah mulai beranjak remaja, ia melihat Ki Juru Sawah akan pergi ke kerajaan untuk posok glondong pangareng-areng atau mempersembahkan upeti berupa sebagian dari hasil sawahnya ke...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Goa Nagabumi
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan yang sangat besar dan kuat. Kerajaan itu bernama Mataram. Wilayah kekuasaan kerajaan Mataram meliputi seluruh tanah Jawa, bahkan pengaruhnya meluas sampai ke berbagai negeri di seberang lautan. Raja yang bertahta di Kerajaan Mataram itu bergelar Kanjeng Panembahan Senopati. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Mataram dengan pesat berkembang menjadi sebuah kerajaan yang besar. Sejak sebelum menjadi raja, Kanjeng Panembahan Senopati adalah seorang prajurit yang tangguh dan perkasa. Sikapnya yang satria memperkuat kedudukannya sebagai senopati yang sangat dicintai oleh para bawahannya, dan sangat disegani, baik oleh kawan maupun lawan. Kanjeng Panembahan Senopati terkenal memiliki kesaktian yang luar biasa dan sangat pintar dalam menyusun siasat perang. Itulah sebabnya, maka banyak raja dari negeri lain menyatakan takluk di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram. Kesaktian Kanjeng Panembahan Senopati tidak hanya membuat kerajaan-kerajaan manusia m...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Gadean Gunung Gentong
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Warga Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar upacara adat Gadean Gunung Gentong di situs cagar budaya petilasan Prabu Brawijaya ke V di Pedukuhan Manggung, Desa Ngalang.   "Upacara adat ini sebagai bentuk penghormatan warga kepada leluhur," kata Kepala Desa Ngalang Kaderi di Gunung Kidul, Rabu (26/4).   Ia mengatakan acara nyadran tahun ini lebih meriah dari tahun sebelumnya, hal ini bisa dilihat dari antusiasme masyarakat untuk ikut menyemarakkan acara.   "Mereka rela menunggu sejak pagi sampai dengan selesai acara tetap berada di lokasi. Semoga kedepan masyarakat semakin sejahtera dalam berbagai aspek, dan tidak meninggalkan adat tradisi yang harus tetap dilestarikan sebagai warisan budaya kepada anak cucu," harap Kaderi.   Sejak pagi masyarakat berkumpul di area Nyadran menunggu rombongan kirab yang berjalan menuju lokasi, dari anak-anak hingga orang tua, bahkan ada pula wisatawan yan...

avatar
Deni Andrian