×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tarian

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

DI Jogjakarta

Asal Daerah

Jogjakarta

Beksan Etheng

Tanggal 22 Sep 2018 oleh Dibyantara . Revisi 2 oleh Dibyantara pada 06 Mar 2020.

Beksan Etheng, Beksan Lawung, Tari Bedhaya serta tari Srimpi Renggowati digolongkan sebagai tari-tarian keramat di Keraton Yogyakarta. Pada zaman dahulu tidak boleh dipergelar¬kan diluar tembok istana (kraton). 

Tarian ini yaitu tari Lawung dan Etheng serta beberapa tari Bedhaya dan Srimpi dicipta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18. Tari-tarian ini sejak dahulu jarang sekali dipentaskan, kecuali untuk Upacara perkawinan Agung atau menjamu Tamu Agung Raja.

Pada zaman dahulu hingga tahun 1918 dikala pengantin Kraton diboyong ke Kepatihan setelah upacara kepanggih di dalam Kraton, maka pada hari resepsi kedua di Kepatihan yang dihadiri oleh Sri Sultan, beliau selalu membawa Tarian Etheng ini untuk dipergelarkan di dalam Kepatihan.

Pada malam resepsi pertama di mana menurut adat istiadat Kraton Sri Sultan tidak menghadiri upacara tersebut, melainkan beliau mengirimkan sebagai wakilnya yaitu suatu rangkaian beksan Lawung dan beksan Etheng.

Adapun masing-masing beksan tersebut mempunyai rangkaian tersendiri yang terdiri atas :

1. Beksan Lawung Alit atau Lawung Alus;
2. Beksan Lawung Ageng atau Lawung Gagah;
3. Beksan Sekar Meduro atau Beksan Gendul.

Beksan Etheng terdiri atas 12 orang penari yang terbagi sebagai berikut :

1. 4 penari Sawung; dengan ragam tari Kinantang Alus;
2. 4 penari Botoh; dengan ragam tari Kagok Bapang Gagah;
3. 4 penari pelayan (rencang) Botoh dengan tarian bebas.

Nama beksan ini diambil dari nama permainan anak-anak zaman dahulu yang bernama 'etheng', yakni 2 kelompok anak beradu ketangkasan menyentuh tubuh lawan, bagi yang tersentuh tubuhnya dianggap kalah, dan tidak boleh mengikuti permainan selanjutnya.

Dahulu kala para bangsawan membentuk jago-jago biten (adu kekerasan kaki) lari cepat ataupun Etheng, untuk selanjutnya mengadakan perlombaan-perlombaan, dan tidaklah jarang pula disampingnya diadakan totohan atau taruhan. Nah, beksan Etheng ini menggambarkan peristiwa itu.

Oleh karena tarian ini berasal dari dalam Kraton maka para seniman yang mendukung tarian ini adalah para kerabat Kraton dan para, abdi dalem Kraton. Diantara para, penari yang pertama kali menarikan beksan Etheng ini adalah : K.P.H. Brontodiningrat; K.R.T. Wirodiprojo.; R.L. Sosroprawiro; R.L. Atmoprayitno; R.W. Atmonetya; R. Rio Tarunoseputra.

Saat sekarang pengembangan tarian ini dilakukan oleh Bebadan Among Beksa Yogyakarta.

Seperti halnya dengan tari-tarian klasik lainnya Beksan Etheng ini juga memakan waktu yang lama dalam setiap pergelarannya. Kalau secara, utuh ditarikan maka waktu yang diperlukan adalah 2 jam lebih. Disamping itu rasa disiplin hares benar-benar ditanamkan kepada para penari.

Bagi perkembangan sekarang hal-hal seperti itulah yang kadangkala menjadikan faktor penghambat. Disamping para guru tari atau para ahlinya kebanyakan sudah berusia lanjut. Pernah pada tahun 1974 beksan ini dipentaskan oleh Siswo Among Bekso dengan waktu yang dipersingkat kurang lebih 1 (satu) jam.

Pada perkembangannya sekarang beksan ini sudah jarang dipentaskan. Walaupun dipentaskan maka fungsinyapun sudah berubah, bukan untuk pesta perkawinan Agung tetapi dapat untuk acara yang lainnya.

Beksan ini diiringi dengan gending "Tawang Ganjur" Kendangan Ketawang Bedhugan laras Slendro pathet 9. Gending Tawang Ganjur inipun diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. 

Adapun perangnya dengan gendhing "Ayak-ayak" diteruskan "Srepegan" kembali ke Ayak-ayak lagi. Untuk percakapan (dialog) digunakan bahasa Madura bercampur Bahasa Bagongan Kedhaton. Untuk Sawung dengan lagu branyakan dan Botoh dengan lagu Bapang. Para penari dipanggil sesuai dengan namanya sendiri.

Sumber: Petabudaya.com.

 

Sumber: http://joglopedia.blogspot.com/2015/06/beksan-etheng-di-keraton-kasultanan.html

DISKUSI


TERBARU


Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

Kue Pilin atau...

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
Kue Tradisional

Kue pilin atau disebut juga kue bapilin ini adalah kue kering khas Sumatera Barat.Seperti namanya kue tradisional ini berbentuk pilinan atau tamb...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...