Sambal tumpang adalah makanan khas yang berasal dari Sragen, dengan bahan dasar Tempe. Sambal ini sangat unik karena bahannya memakai tempe yang sudah membusuk atau semangit. Yang khas dari sambal ini adalah penggunaan dua jenis tempe, tempe yang sudah menjelang busuk atau terlalu matang dan tempe yang masih bagus. Tempe Sragen ini disimpan 3 hari saja sudah busuk, beda dengan tempe dari daerah lainnya. Meskipun begitu, rasa dari sambal tumpang yang berbahan tempe hampir busuk sangatlah nikmat. Tidak ada orang Sragen yang tidak suka dengan olahan sambal tumpang. Di Sragen sendiri, awalnya sambal tumpang tidak harus disiramkan di atas sayuran, tetapi langsung di atas nasi. Namun, sekarang sambal tumpang juga disajikan bersama sayuran rebus. Sambel tumpang khas Sragen menggunakan santan untuk kuahnya, sementara isiannya didominasi tempe yang dihaluskan. Langkah-langkah memasak sambel tumpang khas Sragen : Potong semua tempe menjadi dadu-dadu kecil, rebus air secukupnya kedalam wajan,...
Di daerah Desa Ngreden Kabupaten Klaten terdapat makanan khas yang biasa disebut Legondo. Legondo di Desa Ngreden biasanya diperjualbelikan kepada orang-orang yang mengunjungi makam Ki Ageng Perwito yang juga berada di Desa Ngreden. Biasanya, para peziarah pasti akan membeli legondo sebagai oleh-oleh atau tanda bahwa mereka telah sampai ke makan Ki Ageng Perwito. Tak hanya para peziarah, legondo juga dibeli oleh orang-orang yang lewat atau sekadar mampir. Ki Ageng Perwito sendiri merupakan seorang keturunan Kerajaan Demak, tepatnya anak ke empat dari Sultan Trenggono. Ki Ageng Perwito awalnya mempunyai nama Pangeran Prawoto. Saat Kerajaan Demak runtuh dan pusat pemerintahan berpindah ke tangan Sultan Hadiwijaya, Pangeran Prawoto pun juga ikut pindah ke Pajang. Setelah itu, ada peristiwa babat alas yang dilakukan oleh Danang Sutowijaya, Pangeran Prawoto pun menyusul, tetapi justru bertemu dengan Sunan Kalijaga. Kemudian Pangeran Prawoto diminta untuk tinggal di daerah delanggung yan...
Kota Surakarta tidak hanya dikenal akan keberagaman budayanya tetapi juga kaya akan kuliner khas yang memanjakan lidah. Beragamnya kuliner tersebut yang menjadi daya tarik wisata bagi para wisatawan dari berbagai daerah baik domestik atau luar negeri. Salah satu kuliner atau makanan khas Surakarta yang menjadi warisan budaya dan mungkin sudah tidak asing lagi adalah selat solo. Selat solo menjadi makanan khas Surakarta yang terdiri dari daging olahan yang biasanya di cincang, sayuran pelengkap seperti potongan wortel, buncis, daun selada, tomat, acar timun, mayonaise, dilengkapi pula dengan kentang rebus, kentang goreng, telur rebus, dan disajikan dengan kuah berwarna coklat bercita rasa manis gurih yang segar. Sehingga selat solo ini memiliki kandungan nutrisi yang pas dan seimbang antara protein, karbohidrat, mineral, dan lainnya yang baik untuk tubuh. Selat solo merupakan salah satu makanan modifikasi dari budaya barat di masa lampau yang disesuaikan dengan cita rasa dan selera...
Bingung mau nongkrong malam di mana kalau lagi di Purwokerto? Mungkin, Menara Pandang Teratai bisa jadi solusinya! Menjadi ikon terbaru bagi kota Purwokerto, Menara Pandang Teratai terletak di Jalan Bung Karno, Kedungwuluh, Purwokerto Barat. Dengan ketinggian mencapai 117 meter, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan malam Kota Purwokerto yang menakjubkan. Selain itu, kamu juga bisa menikmati warna-warni lampu LED yang menghias tubuh menara dan puncak teratainya. Eits , tapi buat kamu yang mau berkunjung saat siang hari juga nggak perlu khawatir, kamu justru akan disuguhi hamparan sawah yang membentang. Nah , Menara Pandang Teratai sendiri sudah diresmikan sejak satu tahun yang lalu, tepatnya 27 April 2022, oleh Bupati Kabupaten Banyumas, Ir. Achmad Husein. Jadi, ikon ini masih terbilang baru dan cocok buat dikunjungi bagi kamu yang mau datang ke Purwokerto. Nggak perlu ketar-ketir, tiket masuk menara juga terbilang cukup terjangkau loh . Kamu cukup membayarkan Rp20.000...
Orang Jawa memiliki prinsip hidup yaitu prasaja yang berarti hidup yang sederhana, jujur, terus terang, dan apa adanya. Prinsipnya adalah kehidupan harus dijalani secara pas atau dapat berarti bahwa tidak berlebihan maupun berkekurangan. Hidup prasaja ini dilihat dari perilaku, sikap, dan cara bertutur kata. Kuliner juga termasuk dalam prinsip tersebut, salah satunya yaitu kuliner cabuk rambak yang dapat ditemui di Kota Solo. Cabuk rambak ini menggunakan bahan-bahan dan penyajian yang begitu sederhana sesuai dengan konsep hidup prasaja tersebut. Cabuk rambak adalah salah satu makanan tradisional khas Solo. Cabuk rambak terdiri dari kata cabuk dan rambak. Cabuk adalah saus yang dibuat dari wijen putih dan parutan kelapa yang disangrai sampai kering sehingga menghasilkan cita rasa yang tidak terlalu pedas dan sedikit gurih. Bumbu kering ini dapat bertahan lama dan ketika akan dihidangkan hanya perlu ditambahkan air sampai kental. Rambak adalah kerupuk kulit kerbau atau sapi....
Apa yang teman-teman biasanya lakukan setelah shalat Idul Fitri? Biasanya, di Klaten terdapat tradisi ujung yang dilakukan setelah pulang dari sholat Idul Fitri. Tradisi ujung ini biasanya di daerah lain direpresentasikan sebagai sungkeman antara yang muda kepada yang tua. Tradisi ujung ini sebagai salah satu ajang silaturahmi dan saling mengunjungi di hari Idul Fitri. Orang yang dikunjungi adalah orang tua, kerabat, teman, dan orang-orang yang dihormati seperti kyai dan guru. Makna dari tradisi ujung adalah sebagai wujud penyesalan dan permintaan maaf atas segala perbuatan maupun perkataan buruk oleh yang muda kepada yang tua begitu pula sebaliknya. Biasanya, selain bermaaf-maafan, si tuan rumah juga akan memberikan fitrah atau THR, memberikan wejangan atau sekadar bercerita soal kehidupan, dan menyuguhkan makanan ringan maupun berat seperti ketupat, opor, sate, sambel goreng ati, sop serta lontong sayur. Tradisi ujung ini ternyata berawal dari tradisi sungkeman yang dilakukan s...
Tradisi nyadran yang masih lestari dan eksis dimasyarakat Jawa khususnya. Nyadran berasal dari bahasa sansekerta Sraddha yang artinya keyakinan. Dalam arti yang lain nyadran yaitu ruwah Syakban merujuk pada pelaksanaan yaitu ruwah (kalender Jawa) atau bulan Syakban (kalender hijriah) bulan sebelum bulan ramadhan. Tradisi nyadran ini juga dilakukan oleh masyarakat dusun bakalan yang terletak di Boyolali Jawa tengah. Tradisi ini dilakukan pada bulan ruwah atau Syakban ke 15 tepat 2 Minggu sebelum masuk bulan ramadhan. Acara nyadran diawali dengan datang kekuburan dusun bakalan dengan membawa makanan seperti nasi ,ayam Ingkung, sambel goreng ,kerupuk dan lainnya. Masyarakat berkumpul dengan membawa makanan ke kuburan. Berkumpul di halaman atau parkiran kuburan setelah berkumpul bersama maka akan dilakukan doa bersama , setelah doa masyarakat saling berbagi dan makan bersama disitu. Setelah selesai makan masyarakat akan pulang kerumahnya masing masing dan membuka rumah bagi siapa saja...
Perayaan Hari Raya Idul Fitri dilakukan dengan berbagai cara, bahkan berbeda di tiap daerah. Mulai dari bentuk dan cara merayakan hingga makanan yang disajikan berbeda-beda. Di Jawa Tengah sendiri yang kental dengan budaya Jawa memiliki beberapa tradisi di Hari Raya Idul Fitri yang terdapat unsur-unsur budaya Jawa. Salah satu tradisi yang cukup terkenal dan masih dilestarikan hingga kini adalah Bodo Kupat. Ketupat memang sudah tidak asing pada Hari Raya Idul Fitri. Namun, jika umumnya ketupat disajikan ketika Hari Raya Idul Fitri yakni 1 Syawal, berbeda dengan tradisi di wilayah Grobogan. Grobogan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Terdapat tradisi Bodo Kupat atau juga disebut sebagai Bodo Kecil, yakni tradisi memasak dan menyajikan ketupat pada tanggal 7 Syawal, atau H+7 lebaran. Jadi, kebanyakan masyarakat Grobogan memasak ketupat tidak di hari H lebaran, namun di H+7 lebaran. Ketupat atau Kupat tidak menjadi satu-satunya hidangan yang dimasak di Bodo Kupat,...
Kalau Solo sering identik sebagai salah satu kota yang menghasilkan batik tentu terdapat wilayah sebagai pusat pengembangan produk tersebut. Salah satu kampung penghasil kerajinan batik yaitu bernama Kampung Batik Laweyan. Bagi orang awam kampung ini merupakan surganya kerajinan batik Indonesia karena sebagian besar warganya merupakan pengrajin batik. Selain bisa menemukan batik kita juga bisa mengetahui tentang bahan dan jenis dari batik. Lokasi Kampung Batik Laweyan sendiri berada di Jalan Dr. Rajiman No.521, Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota sehingga dapat diakses dengan kendaraan umum. Kampung Batik Laweyan menjadi pusat batik selain Kampung Batik Kauman. Sejarah berdirinya Kampung Batik Laweyan sendiri dimulai sebelum adanya Kerajaan Pajang. Tokoh yang berperan penting dalam perjalanan Kampung Batik Laweyan adalah Kyai Ageng Hanis atau dikenal sebagai Kyai Ageng Laweyan. Pada awalnya Kampung Batik ini merupakan sebuah pasar yang bern...