 
            TIDAK ada orang Dayak tanpa hutan. Pemanfaatan hutan karena itu merupakan salah satu ciri yang mengakar dalam kehidupan, kebudayaan dan adat istiadat suku Dayak sejak nenek moyang mereka. Masyarakat Dayak Kenyah misalnya, mengenal konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam lewat tana’ ulen . Tana’ artinya tanah, ulen artinya dibebankan hak, milik . Dalam pengertian sempit, tana’ ulen adalah istilah untuk menyebut sesuatu yang telah dianggap sebagai milik, atau telah dikuasai dan pemanfaatan dan akses terbatas, dan dijadikan simpanan,. Secara luas, pengertian tana’ ulen adalah kawasan hutan yang dijadikan milik dan hutan lindung adat, dan pengelolaan dan pemanfaatannya juga diatur secara bersama agar agar tetap lestari untuk generasi sekang dan mendatang. Tana ’ u len biasanya berupa areal hutan yang kaya akan sumber daya alam seperti rotan ( Calamus spp ), sang (Licuala sp)...
 
                     
            Sarung Samarinda atau Tajong Samarinda adalah jenis kain tenunan tradisional yang bisa didapatkan di Kota Samarinda , Kalimantan Timur . Kain yang juga dikenal dengan sebutan Tajong Samarinda ini populer sebagai cendera mata khas Samarinda sejak tahun 1950-an. Menurut data Dinas Kebudayaan Kota Samarinda. Tajong Samarinda adalah bentuk asimilasi budaya antara suku Bugis Wajo, Kutai dan ukiran khas Dayak. Suku Bugis Wajo dikenal sebagai penenun berbakat, di tanah Sulawesi sana mereka masih menjaga erat tradisi menenun leluhur mereka. Sarung ini ditenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang disebut Gedokan . Produk yang dihasilkan untuk satu buah sarung memakan waktu 15 hari. Ciri khas Sarung Samarinda adalah bahan bakunya yang menggunakan sutera yang khusus didatangkan dari Cina. Sebelum ditenun, bahan baku sutera masih harus menjalani beberapa proses agar kuat saat dipintal. Proses pembuatan Tajong Samarinda yang ber...
 
                     
            Berdasarkan pengamatan dan penelitian, terlihat bahwa dalam kesenian suku bangsa Kenyah, khususnya sastra lisan mereka, terdapat semacam kidung yang menurut fungsinya dapat dikelom pokkan atas dua jenis kidung. Kedua kidung itu masing-masing adalah : (1) Kentau, yaitu kidung yang berfungsi untuk menghibur dan (2) Tidau, yaitu kidung yang berfungsi untuk meratapi kematian. Kedua jenis kidung ini, kentau dan tidau, memiliki unsur-unsur pembentuk kidung. Masing-masing unsur pembentuknya adalah : (1) Nyekilun melodi kentau dan (2) Mipet syair kentau' Hal yang patut dicatat adalah kemampuan dari pembawa kentau untuk membawakan mipet secara improvisasi bergantung pada situasi yang dihadapinya. Dalam hal ini, kreativitas dari pembawa kentau tersebut sangat dibutuhkan. Jadi, nyekilun dari kentau akan membedakan jenis kentau, dan juga membedakan kentau dari tidau, misalnya kentau yang dinyanyikan di ladang akan berbeda nyekulunnya dari kentau yang dinyanyikan di...
 
                     
            Kentau adalah jenis kidung Kenyah yang dibawakan untuk menghibur hati. Kentau dapat diuraikan melalui dua aspek. Pertama, dilihat dari situasi pada saat kentau dibawakan; dan, kedua, dari cara melantunkan sebuah kentau. Situasi Saat Kentau Dilantunkan Kentau dapat dikelompokkan berdasarkan situasi pada saat kentau dilantunkan. Istilah yang digunakan untuk subklasifikasi kentau adalah dayung 'lagu”. Jenis dayung yang ditemui pada saat penelitian ini adalah : Dayung Arui, yaitu dayung yang dilantunkan pada saat memanggil orang agar keluar dari amin mereka dan berkumpul di usei, beranda”, untuk menyambut tamu atau untuk bersantai. Dayung Badetiang, yaitu dayung yang dilantunkan untuk menghibur hati dan biasanya dapat pula digunakan untuk mengiringi tarian. Dayung Ajau, yaitu dayung yang dilantunkan pada saat ada kegiatan di ladang, misalnya pada saat uyen umaq 'membuka ladang', menugal menanam', maupun pada saat padei muding ...
 
                     
            Bangunan lumbung padi masyarakat Kenyah berbentuk panggung dan mereka menyebutnya dalam bahasa Kenyah dengan sebutan Lepubung. Tiang-tiang penyangga bangunan Lepubung ini terbuat dari kayu berbentuk bundar dari kayu besi/ulin. Sedangkan kepang (atap sirap) terbuat dari kayu yang dibentuk tipis menyerupai empat persegi panjang. Dinding dan lantai juga terbuat dari kayu yang sama. Tinggi lantai Lepubung dari permukaan tanah dapat mencapai 2 hingga 3 meter dan untuk menaikinya di gunakan can (tangga dari kayu). Tiang penyangga bangunan biasanya tertancap ke tanah sedalam 1,5 hingga 2 meter. Lepubung terdiri dari dua ruang bagian yaitu ruang pertama untuk menyimpan padi. Sedangkan ruang kedua merupakan beranda (beranda/teras tidak di tutup sebab hanya sebagai jalan masuk saja). Ruangan beranda juga digunakan untuk menyimpan alat-alat untuk berladang seperti tapan (alat menampi padi), ingen (menyimpan bibit padi yang akan di tanam) kiba (untuk bermacam barang ) serta taing (tikar un...
 
                     
            Dayak Paser adalah salah satu sub Suku Dayak Grup Lawangan. Dalam Grup Lawangan ada dikenal Belian Bawo, konon asal muasal Belian ini adalah dari daerah Paser. Belian atau Mulung dalam bahasa Paser artinya adalah imam-imam atau pendeta di dalam kepercayaan Dayak Paser. Ritual ini konon didapat dari alam atas. Dahulu, Indung Gilay Nining Langit di hulunya sungai Biu memiliki dua orang anak laki-laki. Salah satu anaknya memperistrikan perempuan gaib bernama Dayang Spea yang kemudian mengajarkan Belian kepadanya dan masyarakat di Bawo Kendilo. Awalnya, sewaktu sedang memancing ikan di sebuah “loyu” (bagian sungai terdalam dan lebar) bernama Loyu Tuwengan di Sungai Biu hulunya Kemerayon, ia bertemu dengan seorang perempuan sangat cantik yang keluar dari dalam sungai lalu duduk di sampingnya di atas batu. Orang Paser menyebut mahluk dalam rupa manusia yang keluar dari dalam “loyu” sungai itu sebagai “Tondoy Loyu”. Setiap kali dia mema...
 
                     
            Peler kambing merupakan jajan yang terbuat dari bahan utama pisang. Pisang yang digunakan ada pisang sanggar (kepok) atau pisang mauli. Peler kambing kutai memiliki bahan yang sederhana di bandingkan peler kambing khas palembang. Bahan: 10 buah Pisang kepok, pilih yang sangat matang. 200 gr tepung terigu Air secukupnya Vanili secukupnya Minyak goreng Garam seckupnya Gula pasir secukupnya (opsional) Cara membuat: 1. Siapkan wadah, masukan tepung, pisang, campur garam, gula dan air secukupnya. 2. Aduk adonan menggunkana gelas kaca, penyet sampai adonan kalis, 3. Masukan vanili 4. Aduk sampai rata, jika terlalu keras tambahkan air hingga agak lembek. 5. Panas minyak goreng. 6. Lalu goreng adonan dengan membentuk bola-bola. 7. Jika sudah menguninh angkat dan tiriskan 8. Sajikan.
 
            Di pondok kecil di tepi hutan, hiduplah seorang pemuda bersama ibunya. Mereka bekerja mengumpulkan kayu bakar. Saat lelah, Ibu Alun akan menghibur anaknya. Ibu bernyanyi dan bermain sampek yang terbuat dari kayu borneo. Alun belatih tekun agar dapat memainkan sampek. Hingga akhirnya, jemari Alun lincah, mahir memetik senar sampek yang mirip dengan gitar tersebut. “Ukiran dan warna cat sampek ini bagus sekali, Bunda,” kagum Alun. “Nada-nadanya juga terdengar indah.” Saat Alun bermain keluar rumah, dia membawa sampek miliknya. Biasanya Alun mengajak seekor belalang peliharaannya. Alun mengikat kaki belalang itu dengan tali agar ia tidak terbang jauh. Alun senang bermain ke taman yang letaknya di samping Istana Kayu. Jaraknya memang jauh dan harus menembus hutan. Taman yang indah itu rimbun dengan aneka pohon buah yang bisa dipetik. Alun suka mengibur pengunjung taman. Pengunjung yang senang mendengarkan sampek, memberi uang koin...
 
                     
            Dahulu Kala, di daerah Muara Kaman, Kalimantan Timur, tersebutlah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang putri yang cantik jelita.Putri itu bernama Putri Aji Bedarah Putih. Nama Putri Aji Bedarah Putih dikarenakan warna kulitnya yang sangat putih. Saking putihnya kulit sang Putri, ketika ia makan sirih dan menelan airnya, tampaklah warna merah air sirih itu mengalir di tenggorokannya. Di kerajaan tersebut, Putri Aji Bedarah Putih dikenal sebagai seorang pemimpin yang cerdas dan bijaksana. Kerajaan yang dipimpinnya pun sangatlah makmur. Tak heran jika masyarakat di daerah Muara Kaman pada waktu itu, hidup dengan rukun dan damai. Suatu hari, tersiar kabar bahwa seorang raja dari Cina akan datang berkunjung ke kerajaan Putri Aji Bedarah Putih. Raja Cina tertarik dengan kecantikan sang putri yang terkenal hingga ke berbagai negeri. Raja Cina tersebut berniat melamar Putri Aji Bedarah Putih. Kedatangan Raja Cina bersama bala tentaranya dengan menggun...
