Hujan yang tidak pernah turun beberapa bulan ini membuat ribuan hektar sawah milik warga di lima desa di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengalami kekeringan. Para tetua adat di Kabupaten Sigi pun turun tangan dengan melakukan ritual adat minta hujan atau Mora’akeke . Ratusan warga dari Desa Oloboju, Bora, Sidera, Soulove dan Vatunonju di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mulai berdatangan untuk menyaksikan pelaksanaan ritual yang digelar pada awal September 2015 lalu. Ritual ini bertujuan memohon kepada Tuhan untuk meredupkan sinar matahari yang menyebabkan kemarau panjang sekaligus menambah deras air Sungai Vuno yang mengering. Di tepian Sungai Vuno, berbagai perlengkapan ritual prosesi adat Mora’akeke disiapkan. Dua orang topogimba atau penabuh kendang mulai menabuh, pertanda prosesi dimulai. Setelah menyembelih tiga ekor kambing di pinggir Sungai Vuno, para tetua adat menghanyutkan darah ketig...
Rabu di pertengahan Oktober 2014. Satu persatu warga di Kelurahan Lasoani, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, mulai berkumpul di tanah lapang. Meski terik menyengat, tak menyurutkan langkah mereka. Warga menggelar terpal sebagai alas duduk dan sebagian membawa sesajen. Seorang lelaki paruh baya maju ke depan. Tak lama kemudian, sebuah permohonan diucapkan. Dengan menggunakan bahasa daerah mulutnya komat kamit. Suaranya terdengar berat. Ya, ini adalah ritual adat Pompaura Posunu Rumpu yang dilakukan oleh Suku Kaili, suku asli di Sulawesi Tengah. Sudah tiga bulan ini, Kota Palu dan sebagian wilayah di Sulawesi Tengah mengalami musim kemarau. Hujan tak kunjung turun. Tanaman mengalami kekeringan. Sehingga, perlu dilakukan ritual adat. Pompaura Posunu Rumpu adalah salah satu ritual adat yang dilaksanakan secara turun-temurun oleh Suku kaili. Pompaura dalam Bahasa Indonesia artinya mengembalikan. Sedangkan Posunu artinya menggeser, menyingkirkan, atau membersihkan. Dan Rumpu artin...
Alkisah Rakyat ~ Dahulu kala, jauh sebelum Belanda masuk ke Tanah Mori, Tanah Mori terdiri dari berpuluh-puluh suku bangsa atau suku kecil yang tidak mempunyai raja tertentu. Tiap-tiap suku itu mempunyai Mokole tersendiri dan tiap-tiap Mokole tidak mau takluk satu sama lain (Mokole ialah organisasi Pemerintahan dari satu suku yang dipimpin atau dikepalai oleh seorang Kepala suku yang bergelar "Mokolempalili"). Dari sekian banyak suku-suku di tanah Mori itu, ada beberapa suku yang dianggap besar pengaruhnya dan luas wilayahnya, yakni Suku Moleta bagian Mori atas, Suku Petasia dan Suku Lembo bagian Mori bawah, Suku Murungkuni, Suku Tovatu dan Suku Musimbatu. Oleh karena tidak ada raja yang mampu mempersatukan suku-suku atau Mokole-mokole itu, maka sering terjadi kekacauan dan selalu timbul peperangan antara satu Mokole dengan Mokole yang lain. Oleh sebab itu, beberapa Mokole yang besar di Tanah Mori itu mengadakan musyawarah untuk mencari dan men...
Manusia Menjadi Burung Pipit ~ Ada seorang naluo kapuruna (besar pantatnya) yang dijual. Kemudian ada pula seorang anak raja perempuan bernama Gigimani. Ada tunangannya seorang anak raja dari Jawa bernama Datirijawa. Anak ini menangis, dia ingin dibeli (dijadikan budak). Maka ibunya berkata; "Bagai mana kamu dibeli (dijadikan budak), sedang engkau anak raja mempunyai banyak pengasuh, bahkan ada yang khusus mengangkat kotoranmu?" Dibelinya orang yang besar pantatnya. Tujuh bulan kemudian terjadilah peristiwa yang ajaib di kampung itu. Semua orang di Kampung itu menjadi burung pipit termasuk ibu Gigimani. Bertepatan dengan peristiwa ini datang tunangan Gigimani, yaitu Datirijawa untuk menjemput tunangannya. Maka disiapkanlah segala pakaian dan perhiasannnya, semjua barang-barang serta makanan yang akan menjadi bekal dalam perjalanan nanti. Setelah segala sesuatunya siap, maka berangkatlah ia. Ditinggalkannya kampung itu sebab tidak ada gunanya lagi tinggal di sana oleh karena ti...
Cerita Ngolodio Luka Seluruh Badan ~ Adalah seorang laki-laki namanya To Baka Keo. Ia diasingkan, karena orang merasa jijik bersamanya dikampung itu. Semua badannya luka-luka dan berbau busuk, sehinga perlu diasingkan dan dibuatkan pondok tersendiri. Kemudian datang seekor burung yang bertengger disudut kayu rumahnya. Sementara bertengger, maka menyanyilah burung tersebut. O Ngolodio sumpitlah saya. Sumpitlah saya Ngolodio (Ngolodio adalah panggilan yang diberikan oleh burung kepada To Baka Keo). He siapa yang banyak tahi matanya, dialah yang menyumpit saya," Seru burung tadi, kemudian bernyanyi dan berlagu pula. O Ngolodio sumpitlah saya. Sumpitlah saya Ngolodio. Dengan perasaan marah Ngolodio terus menyumpit burung tersebut. Sementara Ngolodio membidik burung itu menyanyi lagi. O Ngolodio sumpitlah saya. Dalam mata saya yang di sumpit. Begitu disumpit, tepat kena matanya, sehingga jatuh ke...
Cerita Putri Lumbung Kapas ~ Seorang raja yang isterinya sedang hamil pergi meninggalkan isterinya menuju tujuh negeri, dengan meninggalkan pesan apabila isterinya melahirkan anak perempuan, maka anak itu harus dibunuh. Setelah tujuh negeri dikunjunginya, ia kembali ke negerinya. Setiba di rumah, langsung ditanyai isterinya, apakah ia telah melahirkan. Maka menantunyalah yang menjawab bahwa isterinya telah melahirkan. Kata raja, yang lahir anak lelaki atau perempuan. Menantunya menjawab bahwa anak itu anak perempuan dan telah dibunuh dan dikuburkan di bawah tangga rumah. Setelah itu, ayam jantan pun berkokok dengan seruan bahwa tidak benar mereka membunuh anak perempuan itu. Yang mereka bunuh hanya seekor anak kambing. Dan anak perempuan yang diberi nama Putri Lumbung Kapas itu ada di ujung kampung bersama Nenek Kubayang. Maka marahlah sang raja. Katanya, "Ambil kemari." Maka sang mertua bersama isterinya dan bibi si Putri Lumbung Kapas, pergi men...
Gadis Yang Jadi Burung ~ Di suatu dusun, tinggallah suatu keluarga yang pekerjaannya bercocok tanam. Keluarga itu hanya mempunyai seorang anak, yaitu seorang gadis yang sangat cantik dan dimanjakan. Namanya Iya'ah. Dialah gadis yang tercantik di dusun itu. Iya'ah mempunyai pacar yang bernama Mokobovu yang tinggal sedusun dengannya. Hubungan mereka berdua telah berlangsung cukup lama. Kebun kedua orang tua Iya'ah jauh di gunung; dan meninggalkan Iya'ah sendirian di rumahnya. Setiap orang tuanya ke kebun, setiap itu pula Mokobovu datang ke rumah Iya'ah. Begitulah hampir setiap harinya. Disebutkan bahwa pemuda Mokobovu itu termasuk yang terkaya di dusun itu. Selama itu, orang tua Iya'ah belum mengetahui hubungan Mokobovu dengan anaknya. Pada suatu ketika, Iya'ah diajak orang tuanya ke kebun di gunung, tapi rupanya Iya'ah ingin pulang ke rumahnya. Maka setelah hal itu berulang-ulang dilakukan Iya'ah, timbullah ra...
Alkisah Rakyat ~ Puluhan tahun yang lampau, di Desa Singkona hiduplah satu keluarga yang mempunyai dua orang anak laki-laki. Anak yang pertama Aruloji dan anak yang kedua bernama Donci, sehingga keluarga itu biasa disebut Papa/Mama Aruloji. Bapaknya bernama Lebanu dan Ibunya bernama Teube. Kehidupan sehari-hari keluarga tersebut adalah sederhana. Keluarga ini mempunyai sifat suka menolong orang dalam keperluan apa pun dan pemurah hati kepada sesama manusia. Keistimewaan yang dipunyai oleh keluarga itu, yakni Papa dan Mama Aruloji termasuk keluarga dukun besar yang baik dan disenangi serta dihormati orang-orang di desa itu. Sekitar tahun 1930 yang lalu, setelah anaknya yang kedua telah berumur belasan tahun, maka sang ibu mengandung lagi. Suatu hal yang mengherankan sang ibu yakni bahwa selama dalam masa mengandung sampai menjelang saat melahirkan, kandungan sang ibu tidak pernah bergerak sedikit pun. Setelah tiba saat melahirkan, maka sang ibu pun m...
Cerita Legenda Ikan Payol Dari Sulawesi Tengah ~ Mulanya kampung sipayo masih merupakan tanah kosong artinya belum ada penghuninya. Asal mula penduduk kampung ini menurut riwayat, adalah orang dari pantai Barat yakni sepasang suami isteri dan satu orang anak. Riwayat kejadiannya, mula-mula mereka pergi ke Napo suatu pulau yang tidak ditumbuhi oleh kayu-kayuan. Tujuan mereka untuk mencari kina. Sesampai di Napo mereka pun turunlah. Perahu, mereka tinggalkan tanpa ditambatkan. Rupanya setelah air laut naik, perahu tersebut hanyut. Mereka pun terdampar di tengah laut tanpa dapat berbuat apa-apa. Akhirnya mereka mengumpulkan batu yang disusun sampai tinggi. Maksudnya agar mereka tidak sampai terendam dengan air laut. Dalam keadaan demikian itu, mereka lalu memohon pertolongan kepada Yang Maha Kuasa, karena mereka tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Dengan tiba-tiba datang seekor ikan besar yang disebut ”Payol”. Begitu datang i...