Ritual
Ritual
Ritual Adat Sulawesi Tengah Palu
Pompaura Posunu Rumpu
- 20 Mei 2018

Rabu di pertengahan Oktober 2014. Satu persatu warga di Kelurahan Lasoani, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, mulai berkumpul di tanah lapang. Meski terik menyengat, tak menyurutkan langkah mereka. Warga menggelar terpal sebagai alas duduk dan sebagian membawa sesajen. Seorang lelaki paruh baya maju ke depan. Tak lama kemudian, sebuah permohonan diucapkan. Dengan menggunakan bahasa daerah mulutnya komat kamit. Suaranya terdengar berat.

Ya, ini adalah ritual adat Pompaura Posunu Rumpu yang dilakukan oleh Suku Kaili, suku asli di Sulawesi Tengah. Sudah tiga bulan ini, Kota Palu dan sebagian wilayah di Sulawesi Tengah mengalami musim kemarau. Hujan tak kunjung turun. Tanaman mengalami kekeringan. Sehingga, perlu dilakukan ritual adat.

Pompaura Posunu Rumpu adalah salah satu ritual adat yang dilaksanakan secara turun-temurun oleh Suku kaili. Pompaura dalam Bahasa Indonesia artinya mengembalikan. Sedangkan Posunu artinya menggeser, menyingkirkan, atau membersihkan. Dan Rumpu artinya kotoran. Pompaura Posunu Rumpu bisa diartikan menyingkirkan atau membersihkan kotoran dan mengembalikan kepada pemilik-Nya.

“Tujuannya dilakukan ritual adat ini untuk membersihkan kampung dari hal-hal buruk, tolak bala, tolak sial dan yang lainnya. Juga meminta hujan,” kata Baharuddin (74), salah seorang pemangku adat.

Selain itu, katanya, dengan ritual adat tersebut, seluruh warga kampung memohon kepada Tuhan yang mahakuasa agar dihindarkan dan dilindungi dari berbagai bencana dan bahaya.

Ritual adat seperti ini sudah lama ditinggalkan. Kalaupun ada yang melaksanakan itu hanya sebagian kecil saja. Padahal, dulu ritual adat Pompaura Posunu Rumpu dilaksanakan secara berurutan oleh setiap kampung, mulai dari komunitas yang bermukim di pegunungan sampai komunitas yang bermukim di lembah Palu.

Makko (52), salah seorang tokoh adat atau biasa disebut tolanggara menjelaskan, prosesi ritual adat ini dimulai dengan memohon izin kepada Tuhan dan para leluhur agar semua kegiatan berjalan lancar. Hal ini untuk menghindarkan diri dari segala macam hal yang tidak diinginkan.

“Kalau kita tidak izin, yang ditakutkan nanti ada yang keteguran atau kemasukan roh jahat saat ritual adat dilaksanakan,” kata Makko.

Menurutnya, sesajen yang digunakan untuk memohon izin kepada sang pecipta dan para leluhur terdiri dari nasi ketan, satu butir telur ayam kampung yang sudah direbus, beras kuning dan sambulu gana. Sambulu gana menurut orang Palu merupakan satu rangkaian yang terdiri dari kapur, sirih pinang, gambir dan tembakau. Di Pulau Jawa biasanya dikenal dengan menginang.

“Setelah permohonan izin dilaksanakan, barulah prosesi ritual adat selanjutnya dilaksanakan.”

Mata air mebere

Bagi masyarakat Kaili, Pompaura Posunu Rumpu merupakan salah satu ritual adat sakral yang penuh nilai-nilai spiritual. Mengawali prosesi ini, gimba atau gendang akan ditabuh. Penabuh gimba ini bisanya disebut bule. Tabuhan gendang ini juga bertujuan memanggil warga agar segera berkumpul di tempat pelaksanaan upacara. Tabuhan gendang yang khas ini bisa menggerakan warga untuk datang ke tempat pelaksanaan upacara adat.

Setelah warga berkumpul, barulah salah seorang tolanggara memercikan air dari mata air mebere kepada para warga. Air mebere yang dipercikan kepada warga ini menggunakan daun. Ritual ini disebut novemba.

Seorang tolanggara kemudian mengelilingi warga yang sudah berkumpul sebanyak tiga kali sambil memercikan air mebere. Ritual memercikan ini untuk mensucikan diri dan mengusir segala macam bentuk pengaruh buruk roh jahat.

Mata air mebere ini terletak di kelurahan Lasoani. Menurut warga, sudah ratusan tahun terus mengalir walau kemarau panjang seperti saat ini. Indra (25), salah seorang warga Lasoani mengatakan, air yang mengalir di bawah pohon beringin besar itu sering digunakan warga untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Dulu tahun 80-an mata air ini pernah hampir kering, setelah dilakukan prosesi adat barulah airnya banyak lagi. Sekarang sudah tidak pernah kering. Biasanya kalau air PDAM mati, warga banyak yang mengambil air di sini,” kata Indra.

Untuk menjaga agar air mebere tidak kering, warga dilarang menebang pohon yang menjadi penyangga kawasan tersebut. Salah seorang warga lainnya, Arwan (30), mengatakan ada sanksi adat yang diberikan jika warga atau siapapun yang kedapatan menebang pohon di wilayah dekat mata air tersebut.

“Sesuai adat, sanksi terberat yakni pelaku yang berulang melakukan pelanggaran harus menyerahkan satu ekor kambing. Jika pelaku tidak mampu membayar, warga bergotong royong diminta untuk membantu,” kata Arwan.

Menurutnya, tak hanya sanksi adat, sanksi sosial juga diberikan terhadap warga yang kedapatan mengintip para perempuan yang tengah mandi di mata air mebere ini.

Selanjutnya, sesajen yang telah siap akan diletakkan di sebuah pohon bernama vunja. Pohon vunja merupakan pohon yang dibuat dari rangkain janur kelapa yang diikat di sebuah pohon. Penganan berupa ketupat, jagung rebus dan sebagainya diikatkan di janur-janur tadi.

Dua hingga tiga orang akan memanjat pohon vunja tersebut dan menjatuhkan penganan yang diikat di janur ke kerumunan warga. Dengan iringan gendang, warga berebut mendapatkan penganan itu. Mereka berharap, ada berkah dari ritual adat ini, terlebih mereka telah mendapat percikan air mebere.

Sumber : http://www.mongabay.co.id/2014/11/04/ritual-adat-pompaura-posunu-rumpu-cara-suku-kaili-menjaga-lingkungan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline