Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah
5_Cerita Putri Lumbung Kapas
- 21 Mei 2018
Cerita Putri Lumbung Kapas ~ Seorang raja yang isterinya sedang hamil pergi meninggalkan isterinya menuju tujuh negeri, dengan meninggalkan pesan apabila isterinya melahirkan anak perempuan, maka anak itu harus dibunuh. Setelah tujuh negeri dikunjunginya, ia kembali ke negerinya. Setiba di rumah, langsung ditanyai isterinya, apakah ia telah melahirkan. Maka menantunyalah yang menjawab bahwa isterinya telah melahirkan.

Kata raja, yang lahir anak lelaki atau perempuan. Menantunya menjawab bahwa anak itu anak perempuan dan telah dibunuh dan dikuburkan di bawah tangga rumah. Setelah itu, ayam jantan pun berkokok dengan seruan bahwa tidak benar mereka membunuh anak perempuan itu. Yang mereka bunuh hanya seekor anak kambing. Dan anak perempuan yang diberi nama Putri Lumbung Kapas itu ada di ujung kampung bersama Nenek Kubayang.

Maka marahlah sang raja. Katanya, "Ambil kemari."

Maka sang mertua bersama isterinya dan bibi si Putri Lumbung Kapas, pergi mengambil sang putri. Kata mereka, "Putri Lumbung Kapas, kami diperintah oleh raja untuk mengambil tuan putri." Jawab sang putri, "Oh Nenek, oh Kakek, oh Bibi, beritahukan raja, bahwa aku sedang menanam kapas."

Maka si nenek, kakek dan bibi kembali pulang untuk memberitahukan pada raja bahwa tuan putri masih menanam kapas. Maka sang raja pun semakin marah. Katanya, "Aku tak mau tahu, yang penting bawa ke mari." Maka sang Nenek, kakek dan bibi pergi lagi untuk mengambil putri.

Kata mereka, "Kami disuruh raja mengambil putri." Putri menjawab, "Oh Nenek, Kakek, dan Bibi, beritahukan pada raja, bahwa aku sedang membuat benang." Mereka pun kembali lagi dan melapor pada raja bahwa putri sedang membuat benang.

Maka nenek, kakek, dan bibi kembali lagi akan mengambil si putri. Kata mereka, "Kami disuruh lagi sang raja untuk mengambil putri." Dan dijawab oleh putri, "Oh Nenek, Kakek dan bibi. katakan pada raja, aku masih menggulung benang." Maka mereka pun kembali dan mengatakan pada raja bahwa sang putri sedang menggulung benang. Maka raja pun kembali marah. Katanya, 'Pergi' Ambil ke mari! Aku tak mau tahu apa yang dia perbuat. Yang penting ia harus di sini!" Maka si nenek, kakek dan bibi pun kembali lagi ke putri Lumbung Kapas.

Kata mereka. "Kami suruh lagi sang raja ke mari untuk mengambil putri." Sang Putri menjawab, "Aku masih menenun." Maka sang raja pun marah lagi, lalu berkata, "Beritahukan pada putri Lumbung Kapas, bahwa ia harus ikut."

Maka mereka kembali lagi ke putri dan memohon, "Duhai tuan putri, kami diperintahkan lagi untuk mengambil sang putri?" Dan dijawab oleh sang putri. "Katakan pada raja bahwa aku akan menyelesaikan menjahit baju dulu, baru aku mau kembali ke rumah."

Maka sang nenek, kakek, dan bibi itu kembali melapor pada raja bahwa seusai putri menggunting baju baru ia ingin kembali ke rumah. Maka raja pun masih marah lalu berkata, "Kembalilah! Ambil ia ke mari". Maka si nenek, kakek dan si bibi pun kembali lagi ke sana untuk mengambil putri. Kata mereka,' Kami diperintahkan lagi utnuk mengambil sang Putri sekarang juga. Dan sang Putri Lumbung menghadap sang raja. Setelah tiba di depan sang raja, Putri Lumbung Kapas diperintahkan naik ke tempat pembunuhan. Sejam kemudian, kelihatan tetesan darah dari tempat pembunuhan itu, yang tentu saja di kirim oleh raja kalau putri telah meninggal. Tapi tiba-tiba, Putri Lumbung Kapas muncul dan berjalan turun dari tempat pembunuhan itu. Sang raja pun kaget dan semakin marah, lalu disuruhnya para dayang mengambilkan kerisnya. Raja berkata, "Lebih baik aku sendirilah yang membunuhnya."
 
 
 
Ketika sang raja akan membunuhnya, sang Putri Lumbung Kapas sempat memohon pada sang Raja. Katanya, "Oh Ayahanda, sebelum aku dibunuh, penuhilah sebuah permintaan terakhirku." Selanjutnya sang putri pun memohon, "Walaupun aku seorang perempuan, tapi aku merasa mampu untuk menyeberangi tujuh negeri. Berikanlah aku kesempatan untuk menyeberangi ke tujuh negeri itu sekaligus untuk membayar hutang." Akhirnya raja tidak jadi membunuhnya. Mereka yang menyaksikan mengucapkan atas keselamatan sang putri. Akhirnya sang raja membeli kapal. Putri Lumbung Kapas merubah namanya menjadi si Saudagar.
Putri Lumbung Kapas membawa beberapa ekor hewan sebagai kawan sekaligus sebagai dayangnya; masing-masing seekor kuda, seekor kera, seekor tikus dan seekor burung pipit. Mereka pun berangkat dan akhirnya tiba pada negeri yang ketujuh, dimana ada kerajaan dengan seorang pangeran. Pangeran itu tertarik hatinya pada saudagar itu. Ia berkata dalam hati, "Ah mungkin dia itu seorang perempuan. Lebih baik kuajak memanjat kelapa muda."

Dikatakannya maksudnya, dan si Saudagar menjawab, "Boleh, tapi besok saja. "Maka sang Saudagar kembali ke kapal dengan hati yang susah. Melihat itu, si kera pun bertanya, "Apa gerangan yang menyusahkan hati tuan putri? Dan dijawab oleh sang putri. "Bagaimana aku tak kan bersusah hati, si pangeran mengajak aku pergi memanjat kelapa muda."

Sang kera pun berkata. "Tak usah bersusah hati tuan Putri biar hamba yang menyamar  dan memanjat pohonn kelapa itu." Maka esok harinya mereka pun pergi memanjat  pohon kelapa. Tapi ternyata si Saudagar yang lebih dulu memetik biuah kelapa dari pada si Pangeran itu. Dan bertanya-tanyalah Pangeran itu dalam hati, "Ah mungkin benar ia seorang laki-laki. Tapi ah..... dia pasti seorang perempuan, ia terlalu cantik. Lebih baik kuajak kembali bertanding kencing jarak jauh." Katanya. "Wahai Saudagar, besok kita bertanding kencing jarak jauh." Putri pun menjawab, "Boleh, tapi aku kembali dulu ke kapal." Sampai di kapal dia bersusah hati lagi. Si Kuda mendengar keluhan sang putri, lalu dia berkata, "Apa gerangan yang menyusahkan hati sang Putri?" Lalu kata sang Putri. "Yang menyusahkan hatiku, sang Pangeran mengajak aku bertanding kencing jarak jauh."

Sang Kuda pun berkata, "Biarlah hamba yang menggantikan tuan Putri." Dan besok paginya bertemulah mereka lalu bertanding. Tapi ternyata sang Saudagar yang lebih jauh kencingnya. Maka semakin bertanya-tanya sang Pangersan, "Ah, bagaimana ini, perempuan, atau laki-lakikah? Tapi tak masuk akal. Mungkin dia memang perempuan. Ah, lebih baik kuajak kembali berpegangan buah pelir (kemaluan)". Maka diberitahukanlah Saudagar bahwa mereka akan berpegangan kemaluan. Kata si Saudagar, "Boleh, tapi aku kembali ke kapal dulu." Setelah tiba di kapal, si Putri bersusah hati lagi, sehingga terdengar keluhannya oleh tikus. Tikus berkata, "Apa gerangan yang menyusahkan hati tuan Putri?" Jawab sang Putri."Bagaimana aku tak bersedih, si Pengeran mengajak aku lagi untuk berpegang (saling memegang) buah pelir. Kata tikus, "Tak usah bersedih hati tuan putri. Masukkanlah hamba ke dalam celana sang Putri. “maka besoknya pun mereka bertemu dan berpegang buah pelir.

Akhirnya sang Pangeran berkata heran ,"oh benar-benar dia seorang laki-laki." Tapi kembali dia berkata dalam hati, Ah.....mungkin dia perempuan sebab dia begitu cantik. Ah, akan kuajak kembali dia jalan-jalan ke kolam, kalau memang  ia seorang perempuan, pastilah akan terlihat darah disitu." "Tuan Saudagar, besok kita pergi jalan -jalan ke kolam. Saudagar pun menjawab, "Boleh tetapi aku kembali dulu ke kapal."

Setelah ia kembali ke kapal, ia kembali bersedih hati. Keluhannya didengar oleh burung pipit. Lalu bertanya, "Apa gerangan yang menyusahkan hati tuan putri?" Jawab tuan Putri. "Yang menyusahkan hatiku Pangeran, mengajak aku berjalan-jalan ke suatu kolam." Kemudian kata burung pipit, "Janganlah bersusah hati tuan Putri. Kalau memang sampai terdapat darah di sekitar kolam itu, maka bunuh sajalah hamba ini, lalu tempatkanlah mayat hamba di sekitar itu. Dan kalau disangkal oleh sang Pangeran, katakan bahwa darah itu adalah darah dari seekor burung yang mati, dimana di tempat itu memang ada bangkai burung mati.' Dan mereka pun berangkat, dan betapa girang hati sang Pangeran ketika ia malihat darah di sekitar kolam itu. lalu ia berkata, "Oh benar." Ia memang seorang perempuan." Tetapi sang Saudagar tetap menyangkal dan berkata, "Tidak!. Aku seorang laki-laki. Memang, kalau keluargaku sedang berjalan di sini, pastilah ada seekor burung yang mati." Terpaksa sang Pangeran mempercayainya, sebab di dekat darah itu memang terdapat burung yang baru saja mati.

Dan tibalah saat perpisahan antara mereka, sang Saudagar pun pamit untuk kembali ke negerinya semula.

Setelah ia berangkat sang Pangeran pun menyusul. Sementara itu, sang Saudagar telah tiba di negerinya. Dibuatlah upacara selamatan oleh raja dan isterinya atas keselamatan anaknya menempuh negeri tujuh itu. Dan ketika mereka sedang melakukan upacara selamatan, tiba-tiba muncullah sang Pangeran yang akan melamar sang Putri pada kedua orang tuanya. Lamarannya diterima oleh raja, Pangeran dan Putri pun kawinlah.

Sumber : Cerita Rakyat Daerah Sulawesi Tengah
http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/03/cerita-putri-lumbung-kapas.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel