Adanya dua lintasan yang dilalui budaya keris ke NTB, yaitu lintasan utara dari Bugis masuk ke NTB bagian timur, sedangkan lintasan Barat dari Bali ke Lombok Keris Lombok secara umum berukuran besar dan panjang, yakni antara 58 cm sampai 71 cm. Sedangkan keris Sumbawa berukuran besar dan pendek, yakni antara 34 cm hingga 51 cm. Sementara itu keris Jawa berukuran sedang, antara 49 cm sampai 51 cm. Walaupun terdapat perbedaan dari segi ukuran, diperkirakan Lombok tidak memiliki mpu pembuat keris, melainkan sebatas sebagai perajin. Dalam berbagai cerita dikemukakan, seorang mpu yang membuat keris secara tradisional kadang tidak merasakan bara api yang ada di tangannya. Bahkan konon pembuatan keris dilakukan dengan menggunakan tangannya. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/06/senjata-tradisional-nusa-tenggara-barat/
Badik adalah salah satu senjata tradisional lampung yang sangat dikenal masyarakat baik di kalangan masyarakat kota maupun desa. Senjata ini berbentuk seperti pisau biasa, namum gagangnya membengkok seperti gagang golok, sedang mata pisaunya membengkok di bagian ujung. Penyebutan badik terhadap senjata ini mengingatkan kita pada senjata tradisional dari Bugis, tidak jelas asal usulnya apakah senjata Badik lampung merupakan senjata “kiriman” dari Bugis, atau sebaliknya, sampai saat ini belum dapat dipastikan. yang jelas jika kita amati berdasarkan bentuknya memang terdapat kemiripan antara badik lampung dengan badik bugis. Badik Lampung biasanya juga dilengkapi dengan sarung terbuat dari kayu. Yang menarik ternyata sampai saat ini masih dibuat oleh orang Lampung. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari si pembuatnya sendiri bahwa badik yang diproduksinya itu merupakan badik asli lampung dan pengatahuan yang diperolehnya adalah merupakan warisan dari leluhurnya. &nb...
Badik Tumbuk Lado merupakan senjata tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau. Badik sendiri merupakan sebutan untuk senjata tradisional yang dikenal di kalangan masyarakat bugis dan beberapa daerah di Sumatera. Sedangkan, Tumbuk Lada atau Tumbuk Lado (Riau) adalah senjata tradisional masyarakat Melayu dan masyarakat Semenanjung Melayu. Tak heran jika Badik Tumbuk Lado memiliki kemiripan dengan senjata dari daerah di semenanjung melayu lainnya bahkan dengan negara tetangga Malaysia. Kepulauan Riau ditinggali oleh berbagai ras dan etnis. Akan tetapi, mayoritas penduduk asli adalah bangsa melayu. Oleh karena itu, kebudayaan dari daerah Riau ini banyak memiliki kesamaan dengan wilayah yang berpenduduk asli melayu lainnya. Badik Tumbuk Lado adalah sejenis senjata tikam berukuran 27 sampai 29 cm dan lebarnya sekitar 3.5 sampai 4 cm. senjata ini tidak hanya dipakai oleh masyarakat Jambi, dan juga memiliki kesamaan dengan badik Bugis hanya berbeda dalam bentuk dan motif sarung badik...
Rumah Panggung Kayu adalah salah satu rumah tradisional Bugis yang berbentuk persegi empat memanjang ke belakang. Konstruksi bangunan rumah ini dibuat secara lepas-pasang (knock down) sehingga dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Orang Bugis juga mengenal sistem tingkatan sosial yang dapat mempengaruhi bentuk rumah mereka, yang ditandai dengan simbol-simbol khusus. Berdasarkan pelapisan sosial tersebut, maka bentuk rumah tradisional orang Bugis dikenal dengan istilah Sao-raja (Sallasa/Balla Lompo) dan Bola. Sao-rja berarti rumah besar, yakni rumah yang ditempati oleh keturunan raja atau kaum bangsawan, sedangkan Bola berarti rumah biasa, yakni rumah tempat tinggal bagi rakyat biasa. Dari segi konstruksi bangunan, kedua jenis rumah tersebut tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran rumah dan status sosial penghuninya. Pada umumnya, Sao-roja lebih besar dan luas daripada Bola yang biasanya ditandai oleh jumlah tiangnya. Saor...
Rumah adat Toraja atau tongkongan mempunyai ciri unik yaitu terbuat dari 100% material kayu yang berbentuk panggung serta atap dilapisi ijuk berwarna hitam dengan desain melengkung menyerupai bentuk perahu telungkup. Pada kolong rumah umumnya digunakan untuk kandang kerbau sehingga atap rumah yang didesain melengkung sering disebut seperti tanduk kerbau. Sekilas rumah adat ini lebih mirip rumah gadang di Sumatera. Rumah Tongkonan biasanya berdiri berjajar mengarah ke utara. Rumah yang mengarah ke utara terutama bentuk atap yang meruncing keatas sekaligus melambangkan para leluhur masyarakat Toraja yang dipercaya berasal dari arah utara. Jadi jika adal penduduk yang meninggal mereka percaya arwahnya akan berkumpul dengan leluhur mereka di utara. Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja. Terdiri dari tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon ”duduk&r...
Rumah adat Mandar berbentuk panggung yang terdiri atas tiga bahagian, sama ”Ethos Kosmos” yang berlaku pada etnis Bugis Makassar. Bagian pertama disebut ”tapang” yang letaknya paling atas, meliputi atap dan loteng. Bagian kedua disebut ”roang boyang”, yaitu ruang yang ditempati manusia, dan bagian ketiga disebut ”naong boyang” yang letaknya paling bawah. Demikian pula bentuk pola lantainya yang segi empat, terdiri atas ”tallu lotang” (tiga petak). Petak pertama disebut ”samboyang” (petak bagian depan), petak kedua disebut ”tangnga boyang” (petak bagian tengah) dan petak ketiga disebut ”bui’ lotang” (petak belakang). Rumah Adat Mandar disebut ”boyang”. dikenal adanya dua jenis boyang, yaitu : ”boyang adaq” dan ”boyang beasa”. ”Boyang adaq” ditempati oleh keturunan bangsawan, sedangkan ”boyang beasa” ditempati oleh orang bias...
Di Sulawesi Tengah, Banua Mbaso atau disebut juga Souraja merupakan rumah tradisional tempat tinggal turun temurun bagi keluarga bangsawan. Souraja pertama kali dibangun oleh Raja Palu, Jodjokodi, pada tahun 1892. Souraja yang pertama kali dibuat terebut, masih bisa dilihat pada saat ini. Kata Souraja (Sou Raja) dapat diartikan rumah besar, merupakan pusat pemerintahan kerajaan masa lampau, bisa dikatakan sebagai rumah tugas dari manggan atau raja. Selama bertugas, raja beserta keluarganya tinggal di sini. Bangunan Banua Oge atau Sou Raja adalah bangunan panggung yang memakai konstruksi dari kayu dan dengan paduan arsitektur bugis dan kaili. Luas keseluruhan Banua Oge atau Sou Raja adalah 32×11,5 meter. Tiang pada bangunan induk berjumlah 28 buah dan bagian dapur 8 buah. Bangunan Induk sendiri berukuran 11,5 x 24,30 meter, yeng terbagi atas 4 bagian yaitu : a. Gandaria (Serambi) Berfungsi sebagai tempat ruang tunggu untuk tamu. Dibagian depan terletak an...
Gowa, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Jelang musim tanam padi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan para pemangku kepentingan bersama masyarakat melalukan tradisi "Appalili" yang sudah dilakukan sejak zaman kerajaan dan berkontribusi terhadap surplusnya beras di daerah maupun di provinsi. "Ini adalah tradisi kita dan sudah dilakukan sejak lama. Tradisi Appalili ini sudah turun temurun ketika musim tanam akan masuk," ujar Bupati Gowa, Sulsel, Adnan Purichta Ichsan YL di Gowa, Kamis. Tradisi Appalili bagi suku Makassar dan Mappalili bagi suku Bugis adalah tradisi turun temurun dari warga di Sulawesi Selatan di mana acara adat dilakukan di beberapa kecamatan sebagai ritual sebelum para petani turun ke sawah untuk menanam padi. Adnan Purichta mengatakan, masuknya musim tanam di Kabupaten Gowa ditandai dengan digelarnya musyawarah Appalili. Pelaksanaannya digelar dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Appalilli tingkat Kabupaten Gowa tahun ini juga dipusatkan di Desa Gantu...
Acara Mappadendang (Pesta Panen Adat Bugis) Sulawesi-Selatan. Mappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesta tani pada suku bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya dalam menanam padi kepada yang maha kuasa. Mappadendang sendiri merupakan suatu pesta yang diadaakan dalam rangka besar-besaran. Yakni acara penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat besar sebagai penumbuknya.Acara mapadendang sendiri juga memiliki nilai magis yang lain. Disebut juga sebagai pensucian gabah yang dalam artian masih terikat dengan batangnya dan terhubung dengan tanah menjadi ase (beras) yang nantinya akan menyatu dengan manusianya. Olehnya perlu dilakukan pensucian agar lebih berberkah. Acara semacam ini tidak hanya sekedar menumbuk saja. Alur ceritanya bahwa para ibu-ibu rumah tangga dekat rumah akan diundang lalu mulai menumbuk. Dengan nada dan tempo yang teratur, ibu-ibu tersebut pun kadang menyanyikan beberapa lagu yang masih terkait dengan apa yang mereka kerjakan. Sedangk...