“Wah kasihan sekali burung ini. Badannya penuh dengan luka. Sepertinya burung ini terlepas dari cengkeraman burung elang yang menyambarnya,” gumam Ambo Upe iba.
“Terima kasih, Beo! Kamu telah menyelamatkanku dari gigitan ular itu,” kata Ambo Upe terharu.
“Sepertinya mereka bukan orang baik-baik,” kata Ambo Upe dalam hati dengan perasaan cemas.
- “Hai, Anak Muda! Sedang apa kamu di sini!” bentak salah seorang dari perampok itu.
- “Sss… sssa… saya sedang menggembala kerbau, Tuan!” jawab Ambo Upe dengan gugup.
- “Di mana kamu melepaskan kerbau-kerbaumu?” tanya perampok yang satunya dengan nada tinggi.
- “Ayo, kawan! Kita ikat anak ingusan ini!” seru seorang perampok kepada temannya.
- “Kita bawa kerbau-kerbau itu pergi,” sambungnya.
“Terima kasih, bapak-bapak. Saya siap memandu bapak-bapak ke tempat persembunyian perampok itu. Saya telah mendapat isyarat dari Burung Beo saya yang telah membuntuti perampok itu sampai ke tempat persembunyiannya di sebuah gua di dalam hutan itu,” kata Ambo Upe kepada seluruh warga dalam pertemuan itu.
- “Tunggu sebentar! Kita tidak perlu gegabah,” ujar seorang warga.
- “Benar, jangan sampai mereka mengetahui keberadaan kita,” sambung seorang warga yang lainnya.
- “Kita kepung saja tempat ini,” ujar ayah Ambo Upe.
- “Berhenti!” sentak seorang warga.
- “Hai, orang kampung! Apa maumu datang kemari?” tanya salah seorang perampok dengan nada menantang.
- “Oh, rupanya kalian ingin mengantarkan nyawa kalian kemari,” gertak perampok lainnya dengan sombong.
- “Hai, perampok tengik. Menyerahlah! Kalian sudah kami kepung!” seru ayah Ambo Upe.
- “Hai, orang tua bodoh! Kamu kira kami takut kepada kalian semua,” jawab seorang perampok dengan angkuhnya.
- “Letakkanlah senjata kalian! Tidak mungkin kalian mampu melawan kami yang berjumlah banyak ini,” seru seorang warga.
- “Cih, kalian hanya menakut-nakuti kami,” jawab kedua perampok itu serentak.
- “Kami tidak ingin melukai kalian,” tambah ayah Ambo Upe.
- “Eh, siapa yang menyebut kami akan terluka?”
- “Kalianlah yang akan bermandikan darah. Majulah kalau berani!“ seru seorang perampok sambil memasang kuda-kuda.
- “Baiklah. Kalian jangan menyesal jika badikku ini merobek tubuh kalian!” seru seorang warga dengan geram, lalu mengibaskan badiknya ke arah perampok itu.
“Terima kasih, Beo! Kamu memang burung yang baik. Kamu beberapa kali telah menyelamatkanku dari ancaman bahaya,” kata Ambo Upe.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...