Upacara Adat Pernikahan Suku Banjar Upacara walimahan merupakah acara resepsi atau pesta pernikahan yang dilaksanakan oleh keluarga pengantin dengan mengundang sanak keluarga dan kerabat untuk memberikan restu kepada pengantin. Pada acara walimah suku Banjar, kegiatan gotong royong sangat kental terasa. Dalam tradisi mereka, tuan rumah penyelenggara resepsi tidak diperbolehkan untuk mengurus kepanitiaan pernikahan, para tetanggalah yang kemudian secara gotong royong membentuk semacam kepanitiaan guna mengurusi segala macam keperluan pesta pernikahan yang akan diselenggarakan, mulai dari kebutuhan tenda, sajian kesenian, sajian makanan bagi para tamu undangan dan berbagai urusan dan kebutuhan pesta lainnya. sumber :https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-suku-banjar
Kata bangreng berasal dari dua suku kata “bang“ dan “reng“ yang masing-masing merupakan akronim dari kata terbang dan ronggeng (Ensiklopedi Musik, jilid I , 1992 : 23). Terbang adalah alat bunyi-bunyian yang terbuat dari kayu dengan muka bulat yang berkulit, seperti rebna. Ronggeng adalah juru kawih merangkap penari wanita dalamm ketuk tilu dengan tarian dan nyanyiannya melayani tarian pria yang menghadapinya ( Ensiklopedi Umum, 1977 : 88). Batasan di atas baru mengungkapkan dua sisi dari seni bangreng dan belum menyatakan kesenian bangreng secara utuh. Lebih lengkapnya diungkapakan dalam Ensiklopedi Musik , Jilid I (1992 : 31) yaitu : Bangreng kependekan dari kata ter-Bang dan rong-Eng, yakni bentuk kesenian rakyat di Jawa Barat yang dimainkan dengan seorang interpreter gerak keindahan. Instrument yang di-gunakan adalah rebab, terbang, saron, kendang, kulanter, kempul , dan goong. ...
Kesenian reog dongkol pada awalnya merupakan jenis kesenian leluhur orang Sunda yang dipergelarkan di lingkungan masyarakat Kota Banjar. Saat itu, reog dongkol sebagai alat hiburan setelah pelaksanaan panen. Di mana para petani berkumpul di tempat tertentu sambil bersendagurau.Pada kegiatan itu biasanya diiringi bentuk tetabuhan yang berirama. Sejalan dengan waktu, kegiatan tersebut disempurnakan dengan alat kesenian (waditra) dogdog, angklung, bahkan menggunakan gong. Seiring dengan perkembangan zaman serta kreativitas manusia, kesenian reog tidak hanya menggunakan waditra dogdog melainkan menggunakan lodong dan kohkol. Pengertian dongkol itu sendiri ialah merupakan singkatan dari lodong dan kohkol. Reog dongkol pada awalnya mengadopsi nama kesenian Reog atau Ogel. Reog adalah jenis kesenian tradisional yang memiliki penggemar khusus dan dihargai sebagai seni budaya yang komunikatif; dialog dengan mimik yang tidak dibuat-buat; efektif melalui dinamika seperti tabuh dogdog, seni...
Pada zaman dahulu ada seorang nenek bernama Sinsimonyi atau Sinsi. Nenek Sinsi selalu hidup menyendiri. Pondok tempat tinggalnya terletak di lereng gunung Dafonsoro, disebelah barat daya kota Jayapura. Dari gunung tempat tinggalnya itu ia dapat memandang jauh ke utara, ke lautan nan biru. Itulah lautan yang terkenal dengan nama Samudra Pasifik atau Lautan Teduh. Dari situ ia juga dapat menikmati pemandangan sebuah teluk yang indah. Di sekeliling teluk yang melekuk ke darat itu terdapat kampung-kampung yang bersih. Teluk itu bernama Teluk Yotefa. Dari tempat tinggal Nenek Sinsi ini dapat pula dinikmati pemandangan alam. Bukit-bukit yang tampak kebiru-biruan mengelilingi Danau Sentani yang jernih kemilau. Karena keindahan alam itulah Nenek Sinsi betah tinggal bertahun-tahun di Pegunungan Dafonsoro. Setiap hari ia menikmati pemandangan indah itu sambil membatin tentang kampung di kejauhan beserta penduduknya. Sebaliknya, penduduk kampung-kampung di sekitar Teluk Yotefa dan Danau Se...
Tersebutlah cerita Batu Menengis di sebuah kampung di pinggiran danau Minanjau. Kampung itu bernama Bayur. Dan batu yang akan diceritakan itu terletak di sebelah kiri jalan ke Lubuk Basung menjelang negeri Koto Baru. Dahulu kala kampung ini didiami oleh penduduk yang kerjanya bertani menangkap ikan ke danau. Penduduk yang berjiwa gotong-royong ini bisa mendirikan rumah-rumah besar yang bergonjong dan di antaranya ada yang bernama rumah gadang Gajah Maharam. Rumah-rumah yang didirikan oleh penduduk ini sangatlah rapatnya, sehingga atap rumah yang satu dengan yang lain hampir bersambungan. Pada suatu hari terjadilah kebakaran yang sangat banyak memusnahkan rumah-rumah penduduk itu. Hampir seluruh kampung itu habis dilanda api. Penduduk kampung banyak yang jatuh melarat karena tidak bisa menyelamatkan harta benda. Dan bahkan padi di lumpung pun turut terbakar. Dengan kejadian yang menakutkan ini banyaklah penduduk kampung berniat kembali mendirikan rumahnya di tempat-tempat...
Menurut R.T. Kusumakesawa (1980), kesenian tayub berawal dari dalam keraton saja, yaitu tarian yang dilakukan oleh raja apabila sedang memberikan pelajaran tentang kepemimpinan (Astha Brata) kepada putera mahkota. Tidak ada orang lain yang masuk dan melihat prosesi ini. Studi R.T. Kusumakesawa (1980) memberikan keterangan bahwa nayub itu berasal dari kata “tayub” yang terdiri dari dua kata yaitu “mataya” yang berarti tari; dan “guyub” yang berarti rukun bersama, sehingga terjadi penggabungan dua kata menjadi satu kata: “mataya” dan “guyub” menjadi “tayub” dan kadang berubah menjadi nayub. Tayub juga dikenal di dalam serat Centini, yang menyebutkan tayub sebagai tari pergaulan yang berpusat pada penari wanita, yang mempunyai beberapa istilah seperti ronggeng, taledhek (tledek,ledhek), dan tandhak. Istilahistilah tersebut merujuk pada arti penari wanita. Kesenian Tayub Lebdho Rini – di Dusun Badongan, De...
Tradisi Upacara Kalang Obong merupakan upacara kematian yang masih dipertahankan oleh masyarakat Kalang. Identifikasi suku Kalang dalam pengertian budaya Kalang obong ini merupakan sebutan untuk segolongan orang atau suku bangsa yang tersebar di Pulau Jawa, terutama di daerah Jawa Tengah. Kata “Kalang” berasal dari Bahasa Jawa yang artinya batas. Orang Kalang adalah sekelompok masyarakat yang diasingkan dalam kehidupan masyarakat luas, karena dahulu ada anggapan bahwa mereka berbahaya. Orang Kalang dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) Golongan Kalang Obong adalah golongan Kalang dari laki-laki yang berhak untuk mengadakan upacara obong; (2) Golongan Kalang Kamplong merupakan golongan Kalang dari keturunan perempuan yang tidak berhak mengadakan upacara obong karena dianggap tidak murni lagi, sebab suaminya berasal dari luar Kalang. Ada tiga alasan mengapa upacara obong masih dipertahankan oleh masyarakat Kalang: Upacara obong dilihat dari faktor keyaki...
Basmerah merupakan sebuah ritual yang rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat di Desa Pekraman Taman Pohmanis Denpasar, tepatnya pada hari Kajeng Kliwon sasih kanem (sekitar bulan November–Desember). Ritual Basmerah ini oleh masyarakat setempat disebut juga dengan istilah Mecaru dan Nyambleh sasih kanem, yang fungsi pelaksanaannya hampir sama dengan ritual Nangluk merana pada umumnya di Bali, tetapi bentuk dan filosofinya memiliki keunikan yang terlihat pada salah satu prosesinya yang melakukan proses nyambleh (memotong) leher kucit butuan (anak babi jantan); kemudian darahnya dioleskan pada dahi masyarakat sebagai gecek (tanda) telah mengikuti ritual ini. Kata “Basmerah” terdiri dari kata, “Basme” dalam bahasa Sansekerta berarti segala sesuatu yang dihancur leburkan api atau abu; kata “Basme” dalam bahasa Jawa Kuna berarti abu atau sejenenis urap yang diolaskan pada dahi sebagai penanda sekte; dan kata “rah”...
Penangkapan ikan Paus atau Leva nuang adalah tradisi warisan leluhur sejak ratusan tahun silam, dan berdasarkan informasi yang diperoleh, tradisi penangkapan ikan Paus ini sudah ada sejak Abad ke-6. Tradisi penangkapan ikan Paus oleh nelayan Lamalera adalah tradisi warisan yang masih dipertahankan. Tradisi ini dilakukan dengan ritual adat di mana masyarakat menganggap ikan Paus adalah kiriman dari leluhur. Penangkapan ikan Paus secara tradisional dilakukan dengan cara menombak/ menikam pada badan paus. Karena itu budaya perburuan ikan Paus dilakukan oleh laki-laki yang sudah dewasa, yang dianggap mempunyai kemampuan; dan biasanya setiap keluarga mewakilkan satu anggota keluarganya. Dr. Sonny Keraf mengatakan, budaya penangkapan ikan Paus (Leva nuang) di Lamalera adalah soal eksistensi orang Lamalera, yang merupakan satu kesatuan yang membentuk dan memberi makna yang menggambarkan: cara berada, cara hidup, karakter dan cara berpikir orang Lamalera. Apabila tidak ada penangkapan i...