|
|
|
|
Leva Nuang Tanggal 30 Dec 2018 oleh Sri sumarni. |
Penangkapan ikan Paus atau Leva nuang adalah tradisi warisan leluhur sejak ratusan tahun silam, dan berdasarkan informasi yang diperoleh, tradisi penangkapan ikan Paus ini sudah ada sejak Abad ke-6. Tradisi penangkapan ikan Paus oleh nelayan Lamalera adalah tradisi warisan yang masih dipertahankan. Tradisi ini dilakukan dengan ritual adat di mana masyarakat menganggap ikan Paus adalah kiriman dari leluhur. Penangkapan ikan Paus secara tradisional dilakukan dengan cara menombak/ menikam pada badan paus. Karena itu budaya perburuan ikan Paus dilakukan oleh laki-laki yang sudah dewasa, yang dianggap mempunyai kemampuan; dan biasanya setiap keluarga mewakilkan satu anggota keluarganya.
Dr. Sonny Keraf mengatakan, budaya penangkapan ikan Paus (Leva nuang) di Lamalera adalah soal eksistensi orang Lamalera, yang merupakan satu kesatuan yang membentuk dan memberi makna yang menggambarkan: cara berada, cara hidup, karakter dan cara berpikir orang Lamalera. Apabila tidak ada penangkapan ikan Paus, berarti tidak ada orang Lamalera. Selain itu, jika melarang penangkapan ikan Paus, itu sama artinya menghilangkan dan membasmi orang Lamalera. Esensi penangkapan ikan Paus (Leva nuang) dapat dilihat dari beberapa aspek. Dari aspek ekonomi, dengan adanya budaya penangkapan ikan Paus (Leva nuang) orang Lamalera dapat bertahan hidup, karena ini dijadikan sebagai sumber nafkah dalam kehidupan mereka. Selain itu juga terjadi sistem barter untuk mengganti barang dengan barang, misalnya ikan Paus ditukar dengan jagung, ubi dan barang lainnya. Hasil penjualan ikan Paus juga diperuntukkan membiayai pendidikan sekolah anakanak. Selain hasil daging, masyarakat setempat memanfaatkan minyak ikan Paus sebagai minyak urut.
Dari aspek sosial, setiap suku di Lamalera memiliki peledang/perahu, setiap orang memperoleh pembagian ikan secara merata, dan dari tradisi penangkapan ikan ini berbasis masyarakat yang menjadi pusat dan model penataan/pengorganisasian kehidupan sosial, dalam berperan menentukan interaksi sosial antarwarga. Selain itu, tradisi ini menjaga dan merawat sifat gotong-royong dan berbagi pada sesama secara adil.
Dari aspek kultural, tradisi budaya penangkapan ikan Paus adalah aktivitas kultural yang mempunyai tahapan-tahapan; dimulai sejak dari menebang kayu, peletakan setiap bagian perahu, pesta perahu baru, membuat tali, pesta pembukaan musim tangkap dan lainnya yang selalu dilakukan dengan ritus dan seremoni – di mana setiap tahapan lokasinya berpusat di pantai dan di rumah adat. Semua ritus dan penghormatan terhadap nenek moyang tidak boleh dilanggar, karena ada dampaknya bagi kehidupan masyarakat yang ada.
Dari aspek spiritual, bagi orang Lamalera, penangkapan ikan Paus adalah aktivitas spiritual. Berhasil atau tidak penangkapan ikan Paus adalah penyelenggaraan Ilahi. Oleh karena itu, setiap tahapan yang dimulai dengan pembuatan perahu, persiapan sebelum musim Leva, perahu akan dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, layar telah dinaikkan, ikan mau ditikam/ ditombak dan seterusnya; selalu dimulai dengan doa sebagai wujud penyerahan dan kepasrahan diri kepada Yang Maha Kuasa, sehingga mereka yakin Tuhan ada dan menyatu dengan mereka dalam melakukan penangkapan ikan Paus.
Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |