Sayur tettu (daun ubi tumbuk) Lagi hamil.. pingin makan ini.. haha okeh kumpul tenaga kita tumbuk menumbuk.. enak di makan dengan ikan asin 🤤...selengkapnya Ratih Indah Permatasari Ratih Indah Permatasari Palu Sulawesi Tengah 1 recook Bahan-bahan 2 ikat daun ubi 3 siung besar bawang putih 5 siung bawang merah 2 cm lengkuas geprek 1 buah kelapa giling 1 genggam cabe rawit Secukupnya garam Secukupnya kaldu ayam Langkah Siangi daun ubi tumbuk sampai sedikit halus (opsional ya kalau sy setelah ditumbuk sy cuci 1 kali soalnya asam urat 😂) masukkan ke panci Tumbuk bawang putih bawang merah sampai halus, geprek lengkuas masukkan ke panci Untuk kelapanya pisah sedikit sj untuk dicampur ke sayur.. sisanya diperas pisahkan santan kental dan santan encer perasan ke 2 Masukkan kelapa parut dan santan encer perasan ke 2 ke panci masak sampai wangi lalu masukkan cabe rawit Setelah sayur lembut masukkan santan kental.. terus di aduk biar santannya ga pecah.. setelah mendidih angkat.. siap...
Terong bulat dotak ala masakan karo, sederhana dan enak Masakan ini selalu bikin kangen nenek, krn pertama kali makan dirumah nenek di kampung, bahan nya mudah dijumpai...selengkapnya Eva Rosani S Eva Rosani S Cileungsi, bogor 20 menit Bahan-bahan 5 orang 3 lembar daun jeruk 10 buah terong bulat yang masih muda 2 batang serai 1 ikat kemangi segar 1 buah tomat segar 2 siung bawang putih 2 siung bawang merah 4 buah cabe rawit hijau keci (sesuai selera) secukupnya Kaldu ayam 2 buah Asam buah combrang (boleh diganti asam gelugur/asam jawa) secukupnya secukupnya Air untuk merebus secukupnya Garam 1 papan pete (optional bisa juga tdk pakai) Langkah Cuci bersih terong dan potong dari tangkainya. Rebus air bersih didalam panci. Haluskan cabe rawit, bawang putih dan bawang merah. Masukkan bumbu halus kedalam rebusan air, tunggu hingga mendidih. Masukkan sereh yang sudah di geprek dan daun eruk yang sudah dibersihkan. Masukkan asam yang sudah dicuci bersih. Kemudian masukkan terong bulat dan re...
Pada zaman dahulu kala di Tanah Karo, Sumatra Utara , hidup sebuah keluarga sederhana dengan dua orang anak. Anak pertama seorang laki-laki bernama Tare Iluh. Yang kedua seorang anak perempuan bernama Beru Sibou. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, namun ayah mereka adalah seorang pekerja keras. Ia bekerja keras siang dan malam untuk menghidupi keluarganya. Hingga akhirnya karena bekerja terlalu keras, ia jatuh sakit dan meninggal dunia. Sepeninggal sang ayah, sang ibu bekerja keras untuk menghidupi kedua anaknya yang masih kecil. Karena bekerja keras, sang ibu jatuh sakit. Ketiadaan biaya untuk berobat membuat sakitnya bertambah parah dan akhirnya meninggal. Tare Iluh dan Beru Sibou kini menjadi anak yatim piatu. Mereka berdua kemudian diasuh oleh bibinya, adik dari ayah mereka. Tare Iluh sebagai kakak merasa sangat sedih dengan penderitaan yang mereka alami. Setelah kedua orang tua mereka meninggal, kini bibi merekalah yang membanting tulang menghi...
Tarian Faluaya merupakan sebuah tarian kolosal yang melibatkan penari dengan jumlah yang tidak terbatas (dalam realitanya berjumlah ganjil). Gerakan dalam tarian ini memperagakan gerakan-gerakan layaknya pada prajurit perang yang sedang berada di medan perang. Tarian ini menurut sejarahnya merupakan ungkapan sukacita dari para prajurit setelah meraih kemenangan di medan perang. Kata Faluaya bila diartikan adalah bersama-sama atau kebersamaan lebih dalam lagi maknanya adalah kerja sama. Jadi dari arti katanya kita bisa menyimpulkan bahwa tari Faluaya ini dilakukan dengan bersama dalam kelompok. Tarian Faluaya ini tidak diiringi oleh satu alat musik, baik alat musik barat maupun alat musik tradisional Nias sendiri. Tarian ini hanya di iringi oleh serangkaian syair-syair yang dinyayikan dengan lantang dan penuh semangat. Syair-syair tersebut disebut Hoho oleh masyarakat nias. Susunan syair-syair Hoho ini dinyanyikan secara sahut-sahutan oleh para peserta yang mempertunjukan Tari Falua...
Danau Si Losung dan Danau Si Pinggan berada di Provinsi Sumatra Utara. Ada sebuah cerita rakyat mengenai asal mula danau Si Losung dan Si Pinggan yang konon diakibatkan oleh perkelahian dua kakak beradik, Datu Dalu dan adiknya Sangmaima. Begini ceritanya: Datu Dalu dan Sangmaima Adalah Datu Dalu dan Sangmaima, dua orang bersaudara yang gagah dan pandai mengobati berbagai macam penyakit. Kedua orang tua mereka bekerja mencari nafkah sebagai ahli pengobatan. Mereka pandai mencari tumbuhan obat di hutan dan meramunya menjadi obat-obatan. Meskipun hidup dalam kemiskinan, Sang Ayah sangat ingin kedua anaknya mewarisi keahlian yang dimilikinya yaitu bela diri silat dan meramu obat-obatan. Ia mengajari kedua anaknya sedari kecil cara meramu obat dan berlatih silat. Di suatu hari, seperti biasanya, kedua orang tua Datu Dalu dan Sangmaima pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan obat-obatan. “Datu Dalu, Sangmaima! Ayah dan Ibu pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan obat-obatan. Kalian bai...
Alkisah, Raja Jayadana memerintah Kerajaan Barus Raya yang berpusat di Kota Guguk dan Kota Beriang dekat Kadai Gadang, Sumatera Utara sekarang. Kerajaan Barus Raya saat itu telah memeluk agama Islam dan tengah berada pada puncak kejayaannya. Pada masa jayanya, Kerajaan Barus Raya kaya dengan seni dan budaya. Masyarakat pesisir telah memiliki kebudayaan seperti Serampang 12, Bersanggu Gadang, Bakonde, Berinai, Turun Air, Berkambabodi, Berkelambu Kain Kuning, Berpayung kuning, mengasah gigi dan lain-lain. Raja Jayadana beristrikan seorang permaisuri yang kecantikanya tersiar hingga ke negeri-negeri lain. Puteri Runduk adalah nama sang permaisuri. Banyak para raja dan para saudagar yang tertarik dengan kecantikan Puteri Runduk. Mereka ingin meminang Puteri Runduk walaupun ia telah bersuami. Sebut saja Raja dari daratan Cina yang terang-terangan datang untuk melamar Puteri Runduk, yang tentu saja lamaran itu ditolak. Kedua kerajaan ini akan mengirimkan pasukannya ke...
Jika kita pergi ke pulau Samosir di tengah Danau Toba, Sumatera Utara, maka kita akan mendapati Si Gale-Gale sebuah patung yang bisa bergerak. Si Gale-Gale adalah sebuah patung kematian yang dibuat apabila ada seseorang yang meninggal tanpa memiliki keturunan. Dimaksudkan agar orang yang meninggal tidak berduka di alam baka. Menurut kepercayaan orang Batak zaman dahulu, orang yang meninggal tanpa memiliki keturunan, roh-nya akan memasuki patung Si Gale-Gale. Patung tersebut kemudian akan dituntun oleh seorang dalang bersorban sementara para penonton akan menari mengelilingi patung sambil bersedekah pelipur lara kepada patung. Adapun bentuk Si Gale-Gale biasanya dibuat tanpa kepala. Kemudian di bagian kepala patung akan diletakkan tengkorak orang yang meninggal. Muka patung diwarnai dengan kuning telur, matanya dibuat dari oleh buah-buahan, rambutnya dari rambut kuda, dan tubuh patung diberi pakaian lengkap yang indah. Patung yang bisa bergerak Si Gale-Gale konon...
Di tepi sebuah sungai di Labuhan Batu, Sumatra Utara , hiduplah seorang janda yang sangat miskin bersama seorang anaknya. Anaknya bernama Si Kantan. Si Kantan dan Ibunya tinggal di sebuah gubuk yang reot dan kumuh. Mereka hidup sengsara. Ayah Si Kantan telah lama meninggal dunia. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ibu Si Kantan mencari kayu bakar di hutan untuk dijual ke pasar. Si Kantan sering membantu ibunya untuk membawa kayu bakar dari hutan ke pasar. Si Kantan terkenal sebagai anak yang rajin dan patuh kepada ibunya. Bermimpi Bertemu Kakek Tua Ketika malam tiba, ibu Kantan bermimpi. Dia bertemu dengan seorang kakek tua yang menyuruh mereka untuk menggali tanah pada sebuah tempat di dalam hutan. Ketika pagi tiba, sang ibu menceritakan perihal mimpinya kepada Si kantan. Si Kantan menyarankan kepada ibunya untuk mematuhi apa yang disuruh oleh kakek tua itu. “Ibu, cobalah kita laksanakan perintah sang kakek tersebut, mana tau akan memba...
PANE NA BOLON adalah dewa dalam mitologi Batak sebagai penguasa dunia tengah/Banua Tonga. Pane nabolon berbentuk seekor ular naga. Karena kekuasaannya adalah dunia tempat manusia tinggal, ia juga memiliki simbol delapan arah mata angin. Cahayanya Pane Nabolon bisa kelihatan kasat mata di kejauhan langit pada malam hari. Dalam siklus tahunan dia bergerak dari arah; Timur - Selatan - Barat, dan ke Utara. Pada setiap "desa" itu (namanya desa na ualu) dia berdiam dan mendirikan kampung menetap selama kurun waktu 3 (tiga) bulan. Sejak zaman dahulu orang batak sudah mengetahui perjalanan bulan dan bintang setiap harinya. Nujumnya selalu berhubungan dan berdasarkan astrologi. Parhalaan Batak adalah cerminan Pane Na Bolon terkait hukum alam terhadap setiap manusia. Hal-hal apa yang akan terjadi, kelak seperti apa kehidupan seorang anak yang lahir, bagaimana nasib seseorang, sembuh atau tidak penyakit seseorang, dimana posisi barang hilang, serta langkah mujur atau sial kah...