Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Sumatera Utara Sumatera utara
Nai Manggale (Si Gale-Gale)
- 22 Februari 2021

Jika kita pergi ke pulau Samosir di tengah Danau Toba, Sumatera Utara, maka kita akan mendapati Si Gale-Gale sebuah patung yang bisa bergerak.

Si Gale-Gale adalah sebuah patung kematian yang dibuat apabila ada seseorang yang meninggal tanpa memiliki keturunan.

Dimaksudkan agar orang yang meninggal tidak berduka di alam baka.

Menurut kepercayaan orang Batak zaman dahulu, orang yang meninggal tanpa memiliki keturunan, roh-nya akan memasuki patung Si Gale-Gale.

Patung tersebut kemudian akan dituntun oleh seorang dalang bersorban sementara para penonton akan menari mengelilingi patung sambil bersedekah pelipur lara kepada patung.

Adapun bentuk Si Gale-Gale biasanya dibuat tanpa kepala.

Kemudian di bagian kepala patung akan diletakkan tengkorak orang yang meninggal.

Muka patung diwarnai dengan kuning telur, matanya dibuat dari oleh buah-buahan, rambutnya dari rambut kuda, dan tubuh patung diberi pakaian lengkap yang indah.

Patung yang bisa bergerak Si Gale-Gale konon berasal dari legenda Nai Manggale.

Ia adalah seorang manusia jelmaan patung buatan Datu Panggana.

Bagaimana ceritanya? Silahkan ikuti cerita berikut.

Cerita Rakyat Nai Manggale Alkisah dahulu kala di Sumatera Utara, hidup seorang pembuat patung bernama Datu Panggana.

Ia dikenal sebagai seorang pematung handal.

Hasil patung buatannya sangat halus juga nampak sangat mirip aslinya.

Seperti patung hewan, tumbuhan maupun patung berbentuk manusia, hasilnya pasti akan sangat mirip aslinya.

Nama Datu Panggana menjadi sangat terkenal sehingga banyak penduduk memesan patung kepadanya.

Datu Panggana Membuat Patung Nai Manggale Menurut legenda, di suatu hari, Datu Panggana pergi ke hutan, mencari kayu untuk ia gunakan membuat patung.

Setelah mendapat kayu sesuai keinginannya, Datu Panggana kemudian pulang ke rumahnya.

Kemudian Ia mulai bekerja membuat patung berbentuk perempuan.

Datu Panggana bekerja siang malam membuat patung tersebut tanpa melihat model.

Dalam bekerja Ia hanya membayangkan sesosok perempuan cantik.

Semua perhatiannya dicurahkan pada patung tersebut, hingga akhirnya selesai juga patung tersebut, sebuah patung berbentuk seorang perempuan sangat cantik wajahnya.

Datu Panggana pun sangat terkejut dengan kecantikan patung buatannya.

Bao Partigatiga Memberikan Pakaian Nai Manggale Saat itu lewatlah seorang laki-laki di depan rumah Datu Panggana.

Laki-laki tersebut bernama Bao Partigatiga.

Ketika melihat patung perempuan cantik, Bao Partigatiga sangat terkejut melihat kecantikannya.

Ia pun memuji keahlian Datu Panggana.

Kebetulan Bao Partigatiga membawa pakaian serta perhiasan perempuan.

Ia kemudian memakaikan pakaian serta perhiasan yang ia bawa pada patung perempuan tersebut.

Nampak semakin cantiklah juga semakin menyerupai manusia patung tersebut setelah didandani oleh Bao Partigatiga.

Datu Panggana dan Bao Partigatiga memandangi patung tersebut dengan takjub.

Setelah puas mamandangi patung tersebut, Bao Partigatiga kemudian berusaha melepaskan pakaian dan perhiasan miliknya dari patung tersebut.

Keanehan pun terjadi, Bao partigatiga tidak mampu melepaskannya.

Seolah-olah patung tersebut menolaknya.

Bao Partigatiga pun marah pada Datu Panggana.

Ia meminta Datu Panggana untuk menghancurkan patung tersebut agar Ia bisa melepaskan pakaian dan perhiasan miliknya.

“Hai Datu Panggana! Aku tak bisa mengambil perhiasan milikku. Cepat Kau hancurkan patungmu buatanmu! Aku mau pulang sekarang.” kata Bao Partigatiga marah.

“Enak saja Kau suruh Aku hancurkan patung milikku. Salahmu sendiri! Siapa menyuruh Engkau kenakan pakaian dan perhiasan milikmu.” jawab Datu Panggana.

Mereka berdua bertengkar hebat karena masalah tersebut.

Untuk menghindari perkelahian, Bao Partigatiga akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut.

Ia meninggalkan pakaian juga perhiasan miliknya menempel pada patung milik Datu Panggana.

Sepeninggal Bao Partigatiga, Datu Panggana kemudian berusaha membawa patung perempuan cantik itu ke dalam rumahnya.

Lagi-lagi keanehan terjadi, Datu Panggana tidak mampu memindahkan patung buatannya tersebut ke dalam rumah.

Karena kesal, Ia akhirnya meninggalkan patung tersebut di luar rumah.

Datu Partoar Berdoa Agar Nai Manggale Menjelma Menjadi Manusia Seorang laki-laki bernama Datu Partoar lewat di depan patung perempuan cantik tersebut.

Sama seperti Bao Partigatiga, Ia sangat takjub melihat kecantikannya.

Ia kemudian berdoa kepada Dewata agar mengubah patung perempuan tersebut menjadi seorang manusia.

Sang Dewata mengabulkan permohonan Datu Partoar, dalam sekejap patung perempuan cantik tersebut menjelma menjadi seorang wanita cantik jelita.

Datu Partoar gembira.

Ia kemudian mengajak gadis perempuan cantik jelmaan patung untuk ikut ke rumahnya.

Gadis itu pun bersedia.

Sesampainya di rumah, istri Datu Partoar sangat gembira menyambut kedatangan gadis cantik tersebut.

Ia kemudian memberinya nama Nai Manggale.

“Karena Engkau belum memiliki nama, Engkau kuberi nama Nai Manggale.”

Nai Manggale senang diterima hangat oleh keluarga Datu Partoar.

Ia kemudian menceritakan bahwa dirinya adalah seorang patung yang ditakdirkan oleh Dewata menjelma menjadi manusia karena doa Datu Partoar.

Sejak saat itu Nai Manggale tinggal bersama keluarga Datu Partoar.

Nai Manggale telah dianggap sebagai anak oleh mereka.

Berebut Nai Manggale Berita tentang sebuah patung menjelma menjadi seorang gadis cantik bernama Nai Manggale akhirnya terdengar di telinga Datu Panggana.

Ia pun bergegas menuju rumah Datu Partoar.

Terperanjatlah Ia saat mengetahui sosok Nai Manggale ternyata adalah patung buatannya dulu.

“Nai Manggale harus ikut denganku karena sebelum menjadi manusia ia adalah sebuah patung buatanku.” kata Datu Panggana kepada Datu Partoar.

“Tak bisa begitu! Memang benar Ia adalah patung buatanmu, tapi aku menemukannya tersia-sia diluar rumah. Aku juga yang berdoa pada Sang Dewata agar patung buatanmu menjadi manusia. Jadi sudah sepantasnya Nai Manggale tinggal bersamaku.” kata Datu Partoar.

Pertengkaran diantaranya keduanya semakin runcing dengan munculnya Bao Partigatiga.

“Pakaian dan perhiasan yang dikenakan Nai Manggale adalah kepunyaanku. Jadi Nai Manggale seharusnya tinggal bersamaku.” kata Bao Partigatiga.

Perselisihan diantara ketiganya semakin lama semakin memanas.

Masing-masing tidak ada yang mau mengalah.

Ketiganya merasa berhak memiliki Nai Manggale dengan alasan masing-masing.

Karena tidak ada jalan keluar, ketiganya lantas sepakat mengadukan masalah tersebut kepada Aji Bahir, sesepuh desa mereka.

Aji Bahir terkenal sebagai sosok cerdik bijaksana.

Ia dikenal mampu memberikan jalan penyelesaian bagi orang-orang yang tengah bertikai.

Saran dan pendapatnya dapat diterima orang-orang yang mengadu kepadanya.

Setelah mendengarkan dengan seksama penjelasan dari ketiganya, Aji Bahir kemudian memberikan saran.

“Karena Datu Partoar memohon kepada Sang Dewa hingga akhirnya Nai Manggale menjelma menjadi seorang manusia, maka Datu Partoar layak menjadi ayah bagi Nai Manggale.” kata Aji Bahir.

“Datu Panggana adalah pembuat patung Nai Manggale sebelum menjadi manusia, maka Ia berhak menjadi paman Nai Manggale. Kata Aji Bahir kepada mereka bertiga.

“Sedangkan Bao Partigatiga, usianya masih muda. Ia pantas menjadi kakak Nai Manggale.” kata Aji Bahir lagi.

Ketiganya kemudian menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju.

Ketiganya menjadi lega karena masalah mereka telah selesai.

Mereka juga merasa bahagia karena bisa bersaudara dengan kehadiran Nai Manggale.

Kini Nai Manggale yang kecantikannya terkenal diantara suku-suku Tapanuli, hidup berbahagia bersama kedua orang tuanya, pamannya dan juga kakaknya.

Nai Manggale Menikah Kecantikan Nai Manggale tersebar hingga ke desa tetangga.

Seorang pemuda bernama Datu Partitik memberanikan diri mendatangi Datu Partoar untuk melamar Nai Manggale.

Namun lamaran tersebut ditolak oleh Nai Manggale karena Datu Partitik amat buruk rupa.

Tidak putus asa, Datu Partitik lantas menggunakan ilmu sihir agar Nai Manggale menyukainya.

Saat mencoba melamar untuk kedua kalinya, lamaran Datu Partitik diterima oleh Nai Manggale.

Merekapun akhirnya menikah dengan upacara meriah.

Tapi sayang kebahagian tersebut tidak berlangsung lama.

Setelah menikah Nai Manggale merasa banyak musibah menimpanya.

Ia juga tak kunjung dikaruniai seorang anak.

Ia merasa mungkin Dewata tidak memberinya keturunan karena ia sendiri berasal dari sebuah patung.

Karena merasa sedih Nai Manggale terkena sakit keras berkepanjangan.

Tidak ada satu tabib pun yang mampu mengobati penyakitnya.

Patung Si Gale-Gale Merasa hidupnya tidak akan lama lagi, Nai Manggale lantas berpesan kepada suaminya agar membuatkan sebuah patung mirip dirinya agar menjadi kenangan bagi orang-orang yang selama ini mencintainya.

Tidak lama kemudian Nai Manggale pun meninggal dunia.

Sepeninggal istrinya, Datu Partitik kemudian meminta Datu Panggana untuk membuatkan patung sesuai permintaan mendiang istrinya.

Patung tersebut diberi nama Si Gale-Gale.

Semenjak saat itu patung Si Gale-Gale akan dibuat untuk mengenang orang yang meninggal dunia tanpa memiliki keturunan. Baca juga Nai Manggale (Si Gale-Gale) dalam Bahasa Inggris.

Referensi:

Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Adi Seta, Mahadewa. 2013. Kumpulan Dongeng Asli Nusantara. Yogyakarta: Idea World Kidz.

Sumber : https://caritasato.blogspot.com/2014/12/nai-manggale-cerita-rakyat-sumatera.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline