Sesuai yang kita ketahui mayoritas masyarakat di Bali adalah masyarakat Hindu. Maka itu tidak heran lagi apabila kita lihat banyak sesajen atau banten di sekitar kita di lingkungan Bali. Sesajen di Bali ini dibuat bermaksud untuk sebagai bentuk rasa syukur atau persembahan (dalam upacara) kepada pada Tuhan YME serta leluhur atau nenek moyang yang dahulu. Dengan demikian pembuatan sesajen atau banten ini merupakan kegiatan ritual umat Hindu di Bali. Namun ternyata ada yang berbeda dengan sesajen di hari-hari biasa dan di hari-hari besar. Biasanya mereka meletakkan sesajennya di depan toko, pohon besar, mobil, depan rumah, pura dan tempat lainnya biasanya dengan dialas menggunakan canang. Canang ini berasal dari kata "can" yang artinya indah dan "nang" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti tujuan. Di hari-hari biasanya sesajen disiapkan dalam bentuk sederhana seperti canang sari dan dupa. Namun, apabila di hari besar biasanya sesajen disiapkan dengan tambahan sekepal nasi den...
Alkisah di suatu masa ketika pulau Jawa dan Bali masih bersatu, hidup seorang raja yang bijak bernama Sidi Mantra, dan anaknya Manik Angkeran. berbeda dari ayahnya, Manik Angkeran suka berjudi dan berfoya-foya. Manik Angkeran berjudi sampai menghabiskan uang ayahnya. Sementara itu, ada seekor naga yang hidup di Gunung Agung yang bisa mmberikan permata bagi orang yang membunyikan suatu lonceng di dekatnya - dan kebetulan Sidi Mantra memiliki lonceng tersebut. Suatu hari, Manik Angkeran mencuri lonceng dari Sidi Mantra tanpa sepengetahuannya dan pergi ke Gunung Agung. Ia membunyikan lonceng di dpan naga yang tertidur dan naga tersebut memberikannya permata. Ia melakukannya tiap hari hingga Sidi Mantra mengetahuinya. Akibatnya, sang naga marah dan hendak memakan Manik Angkeran, tetapi Sidi Mantra memohon kepada naga agar anaknya tidak dimakan, tetapi diberi ganjaran yang lain agar bisa belajar dari kesalahannya. Akhirnya, naga memisahkan tempat berdiri Sidi Mantra dan Manik A...
Upacara Otonan Kata Otonan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang telah menjadi kosa kata bahasa Bali yang berasal dari kata “wetu” atau “metu” yang artinya keluar, lahir atau menjelma.Hari kelahiran umat Hindu di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali diperingati berdasarkan kalender Bali-Jawa yang disebut pasaran. Kalender ini mempergunakan perhitungan “Wuku” yang jumlahnya 30 Wuku (210 hari) dalam satu tahun Jawa-Bali, Sapta Wara (Pasaran Tujuh) dan Panca Wara (Pasaran Lima). Jadi hari kelahiran seseorang diperingati setiap enam bulan sekali menurut perhitungan 35 hari sekali) atau “Pitu Wulanan” di Jawa dengan perhitunga setiap bulannya 30 hari. Misalnya seorang yang lahir pada hari Rabu Wage Wuku Klawu atau Buda Cemeng Klawu, maka setiap hari tersebut datang dalam jangka waktu 210 hari disebut hari “Otonan” atau hari ulang tahun bagi yang bersangkutan. Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan “Otonan&rdq...
Di bali seringkali ditemukan sesajen yang diletakkan di berbagai tempat, berupa bunga-bungaan, makanan, dan berbagai hal lainya, dalam sebuah wadah atau alas dari daun janur. Sesajen ini sendiri sebenarnya disebut Canang Sari. Latar belakang Pada abad ke-8 di tahun Saka 858, seorang Maha Resi bernama Markandeya bersama dengan pengikutnya membuka sebuah daerah baru di Puakan yang sekarang ini disebut dengan Taro, Tegal Lalang daerah Gianyar, Bali. Dalam pembentukan daerah baru tersebut sang Maha Resi mengajarkan untuk membuat upakara atau sesajen yang digunakan untuk sarana upacara, awalnya hanya terbatas pada para pengikutnya saja namun lama kelamaan menyebar ke penduduk lain di sekitar desa Taro. (breaktime.co.id/travel/the-story/kenapa-di-bali-bertebaran-sesajen-ini-kisahnya.html) Namanya, "Canang Sari" bermakna sebagai berikut: "Ca" berarti indah dan "Nang" berarti tujuan. Kata tersebut berasal dari Jawa kuno (Sudarsana, 2010:1) dan secara keseluruhan berarti "Tuj...
Sekar Agung atau Kekawin merupakan syair jawa kuna yang digubah berdasarkan aturan metrum india. Sekar Agung merupakan salah satu dari empat jenis Sekar yang ada dalam Dharma Githa. Dharma Gita merupakan salah satu dari sekian ribu budaya yang ada di Bali. Dharma Gita juga merupakan salah satu media kesenian yang sangat menunjang pemahaman ajaran agama khususnya agama Hindu serta sebagai usaha meningkatkan kesucian rohani dan sebagai media kesenian. Dalam kakawin dikenal wirama. Susunan empat kalimat disebut Wirama .Tiap-tiap wirama dibentuk berdasarkan Wrtta Matra. Wrtta artinya banyak suku kata dalam setiap kalimat, Matra artinya pembangun Guru Laghu dalam satu baris kalimat. Guru adalah suku kata yang diucapkan atau dilagukan panjang atau berat sedangkan yang disebut dengan Lagu adalah suku kata pendek atau ringan. Guru disebut juga dengan suara Dirgha, lagu disebut juga hiswa. Kedudukan Guru dan Lagu di dalam sekar agung dapat dianalogikan dengan kedudukanguru dengan mur...
Joged Bumbung merupakan tari pergaulan di Bali. Biasanya dipentaskan dalam acara-acara sosial kemasyarakatan di Bali, seperti acara pernikahan. Tarian ini ditarikan oleh penari wanita, yang kemudian mencari pasangan pria dari para penonton untuk diajak menari bersama. Tarian ini awalnya adalah sebuah tarian pergaulan yang diciptakan oleh para petani kala itu untuk menghibur dikala sedang istirahat setelah bekerja di lumbung. Tarian ini pun banyak diminati oleh masyarakat dan menjadi sebuah kelompok-kelompok seni. Persaingan yang bain dan sehat mengakibatkan para kelompok-kelompok tari berinovasi dengan berbagai hal termasuk memasukkan unsur goyangan mengajak pengibing menarik dan seni yang sangat menarik kedalam tariannya. Biasanya ada suara gamelan bedug di pertengahan yang menandakan pengibing dan penari siap siap melakukan candaan walau sedikit unsur erotis. Tarian ini biasanya diiringi dengan seperangkat musik dari bambu. Tarian joged jumbung berasal dari Kabupaten Bulel...
Hari raya Nyepi merupakan sesuatu yang tidak asing lagi di telinga kita. Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang jatuh pada tilem ke sanga sasih ke dasa atau pada bulan Maret setiap tahunnya. Sehari sebelum hari raya Nyepi, tepatnya pada saat Tilem Kesanga, diadakan arak-arakan Ogoh-Ogoh di mana Ogoh-Ogoh tersebut merupakan simbol hal-hal negatif maupun sifat negatif yang ada pada diri manusia. Setelah diarak, Ogoh-Ogoh pun dibakar di akhir acara sebagai simbol lenyapnya hal-hal negatif sehingga umat Hindu dapat menjalani hari raya Nyepi dengan jiwa, hati, dan pikiran yang bersih. Keesokan harinya, barulah hari raya Nyepi diadakan. Namun, tahukan Anda bahwa selain hari raya Nyepi yang diperingati secara nasional, terdapat pula hari raya Nyepi yang berlaku pada satu daerah atau desa adat tertentu yaitu Nyepi Adat. Salah satu desa yang mengadakan Nyepi Adat adalah Desa Padangkerta yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali. Nyepi Adat di Desa Padangkerta jatuh pada hari K...
KWANGEN Bali merupakan destinasi wisata Indonesia yang sudah terkenal hingga mancanegara. Hal ini dikarenakan Bali memiliki banyak pantai yang begitu indah, diantaranya Pantai Kuta, Pantai Sanur, dan Pantai Mertasari. Selain itu, Bali juga terkenal karena kebudayaannya yang begitu banyak dan indah. Kebudayaan Bali dapat berupa adat serta tradisi-tradisinya yang unik. Tradisi-tradisi ini tentu memiliki sarana penunjangnya. Salah satu sarana penunjang tradisi ialah kwangen. Kwangen merupakan salah satu sarana persembahyangan umat hindu bali. Biasanya kwangen digunakan dalam panca sembah, yaitu lima tahapan dalam proses persembahyangan agama hindu. Namun penggunaan kwangen dalam persembahyangan panca sembah dapat diganti dengan gabungan bunga yang berwarna-warni. Kwangen disusun sedemikian rupa sehingga kwangen menjadi bermakna sekaligus memiliki nilai esteika. Dasar kwangen disusun dengan daun pisang yang masih muda, yang dirakit menyerupai kojong. Kemudian...
Beragam sekali bentuk pakaian tradisional yang ada di Indonesia ini. Mulai dari baju, celana, dan juga yang hampir selalu ada adalah pengikat kepala. Masing-masing dari itu memiliki keunikan yang berbeda. Masing-masing dari itu memiliki cerita bersejarah dibaliknya. Filosofi yang berbeda, namun dengan nilai estetika tinggi di setiap bagiannya. Pengikat kepala, alas kepala, topi, atau apa pun kalian menyebutnya, menjadi salah satu bagian penting pada sebuah pakaian tradisional. Blangkon dari Jogja, Iket dari Jawa Barat, dan Lacak dari Jambi. Ada pula bentuk ikat kepala yang berasal dari Bali. Sebagian orang tidak tahu namanya, sebagian orang tidak bisa membedakannya. Tetapi sebenarnya ikat kepala ini memiliki bentuk yang sangat berbeda, dengan filosofi unik di dalamnya. Udeng namanya. Udeng? Hewan? Makanan? Bukan. Udeng adalah sebuah bagian dari pakaian adat Bali yang diikat di bagian kepala yang digunakan oleh kaum laki-laki. Udeng umumnya dipakai di berbagai upacara adat dan ke...