Sekar Agung atau Kekawin merupakan syair jawa kuna yang digubah berdasarkan aturan metrum india. Sekar Agung merupakan salah satu dari empat jenis Sekar yang ada dalam Dharma Githa. Dharma Gita merupakan salah satu dari sekian ribu budaya yang ada di Bali. Dharma Gita juga merupakan salah satu media kesenian yang sangat menunjang pemahaman ajaran agama khususnya agama Hindu serta sebagai usaha meningkatkan kesucian rohani dan sebagai media kesenian.
Dalam kakawin dikenal wirama. Susunan empat kalimat disebut Wirama .Tiap-tiap wirama dibentuk berdasarkan Wrtta Matra. Wrtta artinya banyak suku kata dalam setiap kalimat, Matra artinya pembangun Guru Laghu dalam satu baris kalimat. Guru adalah suku kata yang diucapkan atau dilagukan panjang atau berat sedangkan yang disebut dengan Lagu adalah suku kata pendek atau ringan. Guru disebut juga dengan suara Dirgha, lagu disebut juga hiswa. Kedudukan Guru dan Lagu di dalam sekar agung dapat dianalogikan dengan kedudukanguru dengan murid atau mahasiswa atau juga orang tua dengan anak-anaknya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kekawin Nitisastra bahwa "Tingkahning Sutha Manuteng Bapa gawenya" yang artinya perilaku anak akan mengikuti jejak orang tuanya, maka dapat dikatan bahwa tinggi rendahnya nada/lagu akan mengikuti tinggi rendahnya nada guru yang ada di depannya.
Perkembangan Dharma Gita khususnya Kekawin di wilayah Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya Pesantian, dimulai dari keluarga banjar kelompok tertentu, bahkan santi desa yang anggotanya anak muda hingga dewasa (penglingsir). Dulu, orang rata-rata tidak berani mekekawin karena di doktrin ajawera, konon katanya bisa gila dan pernyataan lainnya. Maka kebanyakan orang beralih ke kidung maupun geguritan saja. Semua komponen dalam Dharmagita penting untuk dipelajari dan dipahami, khususnya bagi umat Hindu. Dewasa ini, masih cenderung sedikit yang mau mempelajari dan melestarikan kesenian ini. Perlu kita ketahui, tidak hanya orang yang memiliki bakat dan garis keturunan yang bisa mendalami Dharmagita utamanya kekawin ini. Jika kita ingat (eling) dengan apa yang sudah menjadi kebudayaan kita, dan dilandasi dengan keinginan yang kuat, tidak menutup kemungkinan jika kita bisa melebihi orang yang memiliki garis keturunan maupun yang memiliki bakat sejak lahir. Ketua Widya Sabha Kuta Selatan, Ir. Wayan Sugiharta mengatakan bahwa Dharmagita akan selalu dibutuhkan selama umat Hindu ada di dunia ini. Terlebih lagi, sebagai umat Hindu memiliki sanggah, merajan, dan pura-pura lainnya yang pastinya setiap saat pasti akan memerlukan pengayah. Jika bukan kita yang melestarikannya siapa lagi? Akankah kita biarkan hilang begitu saja ditelan waktu dan terlupakan?
Guna menjaga kebudayaan ini tetap ajeg (lestari), Dinas Kebudayaan menyelenggarakan Utsawa Dharmagita dengan kategori mulai dari remaja hingga dewasa. Tingkatan perlombaan ini dimulai dari Kabupaten, dilanjutkan ke provinsi, hingga berakhir di tingkat nasional. Tahun ini Bali mendapat predikat Juara Umum 1 pada perhelatan tersebut.
“Astungkara, mereka yang baru belajar kita berikan kesempatan tampil di depan umum pada perhelatan Utsawa Dharmagita setiap tahunnya. Selanjutnya kita lakukan pembinaan pada anak-anak sekolah, guna mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun institusi swasta”, tutup beliau.
Sumber : Wawancara via Whatsapp bersama
Ketua Widya Sabha Kuta Selatan, Ir. Wayan Sugiharta
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang