Anak
240 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Meu Een Aceue
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Meu Een Aceue, nama suatu permainan yang terdapat di Daerah Istimewa Aceh atau khususnya di Kabupaten Aceh Utara. Meu een Aceue terdiri atas dua per ka taan, yaitu meu een berarti bermain (permainan) dan aceue adalah nama yang diberikan untuk permainan tersebut. Meu een aceue sering juga disebut meu een kiroee karena pada umumnya alat-alat permainan banyak menggunakan aneuek kiroee yang berarti buah kemiri. Di samping buah kemiri yang dipakai juga pineueng rueuek, yaitu pinang yang telah cukup tua. Permainan ini biasanya dimainkan anak-anak pada bulan puasa. Sejarah Dari mana asal permainan ini sukar untuk diketahui, tetapi menurut informan permainan ini dari Aceh asli. Perlu juga dicatat bahwa hampir di seluruh Daerah Istimewa Aceh permainan ini berkembang walaupun terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak prinsipil. Waktu Pelaksanaan Permainan ini dilaksanakan pada bulan puasa dan cuaca baik, tetapi tidak pada musim turun ke sawah. Yang dimaksud dengan cuaca baik...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Meu Creek
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Meu creek adalah suatu permainan yang sering dimainkan anak-anak, terutama anak perempuan. Perkataan meu creek terdiri atas dua kata, yaitu meu dan creek. Meu singkatan dari kata meuen yang berarti permainan, sedangkan creek berasal dari bunyi yang ditimbulkan pada waktu memainkan permainan ini. Meu creek berarti permainan yang pada saat melakukan permainan ini menimbulkan bunyi creek-creek sewaktu lidi-lidi yang dipergunakan dilambung ke atas. Permainan meu creek ialah sejenis permainan yang mempergunakan lidi-lidi dari daun kelapa atau lidi-lidi yang dibuat khusus dari kulit bambu yang diraut kecil-kecil. Mereka yang sering melakukan permainan ini pada dasarnya telah menyediakan lidi yang tahan lama. yaitu yang dibuat dari bambu, sedangkan mereka yang melakukan permainan ini sebentar saja, mereka akan mempergunakan lidi yang mudah diperoleh yaitu dari lidi daun kelapa. Dari bunyi yang ditimbulkan oleh lidi-lidi inilah dasarnya dari pemberian nama untuk permainani ini. Sej...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Peh Kayee
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Salah satu permainan yang berkembang di dalam masyarakat Aceh dan digemari anak-anak pada masa dahulu di dalam masyarakat Aceh adalah peh kayee. Nama permainan ini menurut hasil wawancara dengan masyarakat penggemarnya adalah berdasarkan kepada caranya melakukan permainan dan alat yang dipergunakan di dalam permainan tersebut. Meuen peh kayee terdiri atas tiga kata, yaitu meuen, peh, dan kayee. Meuen berarti bermain atau permainan, peh dapat berarti dengan memukul, dan kayee berarti kayu. Jadi, meuen peh kayee secara keseluruhannya berarti sejenis permainan yang mempergunakan kayu sebagai peralatan permainan dengan cara memukul kayu tersebut. Walaupun permainan ini disebut meuen peh kayee, tidak berarti mutlak harus mempergunakan kayu sebagai alatnya, kadang-kadang juga mempergunakan kayu sebagai alatnya, kadang-kadang juga mempergunakan rotan, pelepah rumbia, atau aur yang telah kering. Cara dan fungsinya akan dijelaskan di dalam jalannya permainan. Permainan ini selain disebut...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Meupet-pet Nyet
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Meupet-pet nyet artinya bersembunyi-sembunyian, dengan sasaran akhir dapat kembali ke suatu tempat yang telah ditentukan, dalam bahasa Aceh disebut wo bu (kembali ke kubu/benteng). Nama ini sedikit banyak persamaan dengan nama Benteng-benteng seperti nama yang diberikan untuk permainan ini pada kelompok etnis Aneuk Jame (yang mendiami Pesisir Kabupaten Aceh Selatan sekarang). Benteng-benteng artinya sama dengan kubu-kubu; dalam permainan ini sasaran yang akan dicapai para pemain sama dengan permainan meupet-pet nyet, yaitu yang disebut wo bu (benteng/kubu). Jika dilihat dari segi nama, permainan ini berkaitan erat dengan pengertian siasat atau strategi dalam peperangan. Artinya para pemain terlebih dahulu bersembunyi dan kemudian secara diam-diam tanpa diketahui si penjaga kembali ke benteng/kubu yang telah ditentukan. Sebaliknya bagi si penjaga benteng/kubu juga berusaha agar dapat mengetahui tempat persembunyian dari menebak/menangkap mereka yang bersembunyi itu, maksudnya untuk k...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Meuen Kom
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Jenis permainan hampir terdapat di seluruh Daerah Istimewa Aceh, terutama di daerah-daerah tepi pantai. Permainan ini bersifat hiburan bagi anak-anak karena mudah dimainkan di sembarang tempat tanpa memerlukan peralatan yang banyak. Pemberian nama untuk permainan ini berdasarkan sebutan cara melakukan permainan atau semata-mata berdasarkan pada sebutan permainan itu sendiri karena setiap bermain akan ditentukan berapa kom atau berapa kali games. Ha ini akan dibicarakan secara lebih luas di dalam membahas jalannya permainan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan untuk meneliti lebih mendalam mengenai pengertian nama permainan ini tidak banyak diperoleh keterangan. Mereka menjelaskan bahwa nama itu diberikan karena permainan ini setiap kali game disebut dengan istilah kom. Arti lain dari permainan ini tidak dapat dijelaskan lebih jauh. Sejarah Untuk meneliti latar belakang lahirnya permainan ini agak sukar diperoleh datanya karena orang-orang tua yang dijadikan...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Merujak
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Pisau tajam di tangan Zulkifli (43), pemuda Gampong Lampoh Daya, Jaya Baru Kota Banda Aceh, terus mengiris buah pepaya mengkal sampai halus. Zulkifli menatap beberapa pemuda lainnya yang sedang mengupas aneka buah-buahan. "Meurujak uroe raya` selalu digelar pada setiap hari kedua Lebaran Idul Fitri di kampung Lampoh Daya yang hingga kini masih mempertahankan tradisi turun temurun para nenek moyang itu. Konon khabarnya, meurujak Uroe raya itu digelar sejak masa kerajaan Sultan Iskandar Muda. Ketika itu meunasah memang telah menjadi tempat berkumpulnya rakyat di setiap gampong dengan beragam agenda kegiatan, termasuk pada hari raya. Karena ramainya orang berkumpul pada hari raya, maka lahirlah inisiatif membuat rujak sebagai sajian kepada masyarakat dalam kegiatan silaturahmi pada saat itu. Gampong Lampoh Daya, di pinggiran Kota Banda Aceh adalah salah satu desa yang saat tsunami kehilangan hampir 60 persen dari total penduduknya sekitar 800 jiwa. Meurujak uroe raya yang berarti m...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tempe Saus Telur Asin
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Bahan-bahan   200 gr  tempe, potong sesuai selera 🌸Bahan rendaman🌸 1 bungkus  racik tempe + secukupnya air 🌸Baluran Kering🌸 6 sdm  tepung terigu 3 sdm  tepung bumbu serbaguna 2 sdm  maizena 1 sdt  bawang putih bubuk 🌸Saus Telur Asin🌸 3  kuning telur asin yang telah direbus Secukupnya  susu cair uht 1/2 sdm  margarin...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Tumis Ikan Aceh (Tumeh Eungkot)
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

    Bahan-bahan   1/2 kg  ikan (tongkol) 2 bh  cabe hijau utuh, belah dua 2 siung  bawang merah, iris tipis 2 sdm  minyak goreng utk menumis daun jeruk, salam (harusnya daun kari) secukupnya  air bumbu halus : 6 bh  cabe merah keriting 5 bh  cabe rawit merah 1 cm  jahe 2 cm  kunyit 5 bh  bawang merah 4 bh  bawang putih 6 bh  asam sunti (sy 8bh belimbin...

avatar
Roro
Gambar Entri
Nandong bertemu Smong, Peringatan Tsunami Peninggalan Leluhur Simeuleu
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Aceh

Peristiwa gempa dan tsunami ternyata pernah melanda Kabupaten Simeulue pada tahun 1907 dan menimbulkan banyak korban jiwa. Belajar dari kenangan pahit tersebut, leluhur-leluhur masyarakat Kabupaten Simeulue kemudian membuat cerita tentang tsunami yang dikenal dengan nama Smong. Smong yang hingga kini masih diceritakan turun temurun dan tidak hanya melalui cerita, tetapi juga melalui syair lagu yang masih dilantukan oleh budayawan, tokoh adat  dan seniman dari Simeuleu.   Smong, menjadi pelajaran hidup sendiri bagi masyarakat Simeulue. Masyarakat Simeulue, tidak ingin bencana dahsyat 1907 itu, terulang kembali dan memakan korban jiwa. Melalui adat tutur, keariban lokal dan cerita turun menurun, membuat masyarakat Simeulue selalu siap siaga jika sewaktu-waktu smong datang. Kearipan lokal dan melalui budaya tutur, serta cerita budaya dan seni, membuat ratusan ribu masyarakat yang tinggal beberapa meter dari tepi laut, langsung menyelamatkan diri. Mereka berhamburan ke...

avatar
Aze