Meu Een Aceue, nama suatu permainan yang terdapat di Daerah Istimewa Aceh atau khususnya di Kabupaten Aceh Utara. Meu een Aceue terdiri atas dua per ka taan, yaitu meu een berarti bermain (permainan) dan aceue adalah nama yang diberikan untuk permainan tersebut. Meu een aceue sering juga disebut meu een kiroee karena pada umumnya alat-alat permainan banyak menggunakan aneuek kiroee yang berarti buah kemiri. Di samping buah kemiri yang dipakai juga pineueng rueuek, yaitu pinang yang telah cukup tua. Permainan ini biasanya dimainkan anak-anak pada bulan puasa.
Sejarah
Dari mana asal permainan ini sukar untuk diketahui, tetapi menurut informan permainan ini dari Aceh asli. Perlu juga dicatat bahwa hampir di seluruh Daerah Istimewa Aceh permainan ini berkembang walaupun terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak prinsipil.
Waktu Pelaksanaan
Permainan ini dilaksanakan pada bulan puasa dan cuaca baik, tetapi tidak pada musim turun ke sawah. Yang dimaksud dengan cuaca baik adalah tidak musim hujan atau hari hujan. Pada bulan puasa biasanya tidak turun ke sawah. Dahulu di Daerah Istimewa Aceh turun ke sawah setahun sekali karena selalu diatur di luar bulan puasa. Bulan puasa bagi orang Aceh adalah bulan ibadat artinya memperbanyak amal. Ada suatu mitos dalam masyarakat “Si thon mita si buleuen pajoh” artinya setahun mencari nafkah dan menyimpan untuk biaya satu bulan puasa. Karena itu, bulan puasa tidak bekerja, tetapi istirahat untuk memelihara puasa.
Pusat kegiatan masyarakat di Daerah Istimewa Aceh adalah Meunasah, lebih-lebih pada bulan puasa berkumpullah orang tua, pemuda, dan juga anak-anak. Mereka masing-masing menghabiskan waktu dengan caranya sendiri-sendiri, seperti bercerita (haba jameuen), meu een cabang (main halma), dan juga meu een aceue. Jadi, permainan ini di samping dimainkan pada waktu bulan puasa juga tempatnya di Meunasah.
Waktu permainan dapat saja pada pagi hari, tengah hari, dan juga sore hari, bergantung bila mereka dapat berkumpul. Lamanya permainan tidak dapat ditentukan, bergantung kepada si pemain serta perlengkapan yang tersedia, yang pasti pada waktu shalat permainan dihentikan. Perlu juga dijelaskan bahwa permainan ini tidak memakai kostum tertentu, mereka hanya memakai pakaian biasa saja.
Pemain
Pada uraian terdahulu telah diberikan gambaran kepada kita bahwa permainan ini merupakan permainan anak-anak berusia sekolah dasar. Namun, kadang-kadang juga dimainkan pemuda dan orang tua. Permainan ini khusus untuk anak lelaki, tidak pernah terjadi percampuran antara lelaki dan wanita.
Peralatan dan perlengkapan permainan ini sangat sederhana. Yaitu aneuk kiraeoe atau kemiri dan pineueng rueuek atau pinang yang sudah cukup tua, tetapi pineung rueuek jarang dipakai dalam permainan ini. Anak kemiri dan pineueng rueuek mudah diperoleh di mana-mana. Di antaranya dipilih yang bagus untuk eumpien. Setelah dipilih, dibentuk atau diasah sehingga enak dipegang dan berbeda dengan anak kemiri lainnya.
Perlengkapan yang lain adalah lapangan yang bersih dan rata serta dalam panas terik matahari. Pada tanah yang bersih dan rata tadi ditariklah satu garis lurus tempat tumpukan kemiri diletakkan. Sejajar dengan garis lurus tersebut, terdapat garis lurus yang lain yang jaraknya diperkirakan tujuh meter sebagai start pelempar eumpien atau teaek bhak.
Jalan Permainan
Meu een aceue merupakan suatu permainan yang dilakukan secara per seorangan. Jarang sekali dimainkan secara beregu. Pesertanya hanya laki-laki, sedangkan anak perempuan berkumpul di suatu tempat pada siang hari. Kesempatan berkumpul hanya pada malam hari di rumah-rumah pengajian, sedangkan meu een aceue tidak dapat dimainkan pada malam hari. Jadi, praktis anak perempuan tidak ikut serta dalam permainan ini. Seperti halnya permainan lain, permainan meu een aceue juga mempunyai peraturan tersendiri, yaitu sebagai berikut:
Tieak bhak artinya lempar eumpien ke arah garis lurus tempat tumpukan kemiri disusun. Eumpien yang terjauh dari tumpukan kemiri dan garis tersebut merupakan yang pertama memukul. Kita misalkan ada empat orang yang bermain tentunya ada empat tumpukan pada garis lurus. Tumpukan tersebut dapat berjumlah lima, delapan, sepuluh, dan sebagainya menurut perjanjian. Kita anggap tumpukan itu bernomor satu, dua, tiga, dan empat. Si pemukul mulai memukul nomor satu atau nomor empat karena harus selalu dipilih tumpukan ujung. Katakanlah pukulan pertama sah, seluruh anggota tumpukan itu menjadi milik si pemukul. Lalu si pemukul meneruskan pukulan berikutnya, juga harus dipilih tumpukan ujung secara berturut-turut pukulannya semua berhasil, maka seluruh tumpukan tadi menjadi milik daripada si pemukul tadi. Permainan diulang mulai dari tieak bhak kembali.
Dapat juga dianggap, pemain bernomor seperti nomor tumpukan kemiri, yaitu nomor satu, dua, tiga, dan empat. Misalkan nomor satu telah melakukan tugasnya, apabila pukulan pertama gagal atau pukulan kedua gagal, atau pukulan ketiga gagal, maka terjadi pergantian pemukul (dari nomor satu ke nomor dua dan seterusnya). Pukulan yang sukses menjadi milik si pemukul. Agar tidak keliru kiranya jumlah tumpukan atau anggota tumpukan tersebut bergantung kepada perjanjian, adakala empat-empat, delapan, duabelas, dan seterusnya.
Andaikata dalam permainan ini bersisa satu tumpukan, artinya nomor satu hanya berhasil satu tumpukan, demikian bagi nomor dua dan nomor tiga, sedangkan nomor empat gagal pukulannya, maka permainan diulang dari tiaek bhak kembali.
Referensi:
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
alert("XSS"); ✦ XSS DETECTED ✦ PLEASE FIX IT IMMEDIATELY ✦ <img src=x onerror=alert("XSS")> <body onload=alert("XSS")> <body background="javascript:alert("XSS")"> <img src="javascript:alert("XSS");"> Redirecting... setTimeout(function() { window.location.href = "https://budaya-indonesia.org/script-alertxssscript"; }, 5000); // 5000 ms = 5 detik HMMM
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...