Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makana makan Aceh Banda Aceh
Merujak
- 28 November 2018

Pisau tajam di tangan Zulkifli (43), pemuda Gampong Lampoh Daya, Jaya Baru Kota Banda Aceh, terus mengiris buah pepaya mengkal sampai halus. Zulkifli menatap beberapa pemuda lainnya yang sedang mengupas aneka buah-buahan. "Meurujak uroe raya` selalu digelar pada setiap hari kedua Lebaran Idul Fitri di kampung Lampoh Daya yang hingga kini masih mempertahankan tradisi turun temurun para nenek moyang itu.
Konon khabarnya, meurujak Uroe raya itu digelar sejak masa kerajaan Sultan Iskandar Muda. Ketika itu meunasah memang telah menjadi tempat berkumpulnya rakyat di setiap gampong dengan beragam agenda kegiatan, termasuk pada hari raya. Karena ramainya orang berkumpul pada hari raya, maka lahirlah inisiatif membuat rujak sebagai sajian kepada masyarakat dalam kegiatan silaturahmi pada saat itu. Gampong Lampoh Daya, di pinggiran Kota Banda Aceh adalah salah satu desa yang saat tsunami kehilangan hampir 60 persen dari total penduduknya sekitar 800 jiwa.
Meurujak uroe raya yang berarti membuat rujak pada Lebaran hari ke-2 mengandung banyak makna.
"Tidak semua gampong baik di Aceh Besar maupun Kota Banda Aceh yang masih menggelar tradisi meurujak pada Uroe Raya Kedua Idul Fitri itu.
Tradisi "meurujak uroe raya" itu memiliki makna kebersamaan terutama antar pemuda, dan pengikat silaturahmi sesama penduduk gampong pada setiap lebaran puasa. Para pemuda mengumpulkan dana untuk membeli buah-buahan dan bumbu untuk membuat rujak. Rujak dibuat dengan melibatkan para pemuda gampong secara bergotong royong di meunasah (mushala).
Karenanya, tidak heran jika warga banyak yang berkumpul di meunasah pada setiap hari kedua lebaran Idul Fitri. Buah-buahan yang telah dipotong-potong kecil itu kemudian dimasukkan dalam kuali atau tungku berukuran besar, dan diaduk dengan bumbu yang telah disiapkan dan kacang tanah ditumbuk halus. Abdullah, warga lainnya menyebutkan suasana "meurujak uroe raya" pada masa lalu cukup semarak karena ratusan pemuda, remaja, orang tua dan anak-anak berkumpul di meunasah pada setiap hari kedua lebaran.
Suasana lebaran saat ini tentunya berbeda dengan puluhan tahun silam, namun katanya tidak mengurangi semangat masyarakat untuk mempertahankan tradisi "meurajak uroe raya" pada Idul Fitri 1431 Hijriyah.
"Orang-orang masa lalu boleh tiada disebabkan meninggal dunia namun tradisi harus tetap dipertahankan. Kami memiliki semangat untuk terus mempertahankan apa yang telah menjadi warisan, karena ini juga positif untuk kehidupan," katanya menambahkan.
Setelah rujak diracik, warga termasuk perempuan datang dan berkumpul di meunasah. Mereka ada yang membawa rantang, kantong plastik untuk mengambil rujak, kemudian dibawa pulang. Pada hari kedua Idul Fitri, meunasah menjadi "bursa" tempat bersilaturahmi sesama warga meski diantara mereka telah saling mengunjungi sebelumnya. "Meurujak uroe raya" membuat orang bersilaturrahmi pada hari kedua Lebaran Idul Fitri.

Sumber: http://novel.id/t/merujak-tradisi-aceh-besar/21257

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline