Manokwari adalah salah satu nama daerah yang berada di Papua. Manokwari mempunyai makanan yang kekhasnnya terletak pada bumbu yang digunakan. Makanan khas Manokwari, Papua itu adalah ikan bakar manokwari. <span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karena letaknya di pinggir pantai, maka Manokwari sangat erat hubungannya dengan cultur laut, sehingga tidak mengherankan salah satu Masakan Khas Manokwari terbuat dari ikan yang terkenal dengan nama Ikan Bakar Khas Manokwari. Ikan bakar manokwari berbeda dengan ikan bakar yang biasa tersaji di warung-warung atau rumah-rumah makan di daerah-daerah lain. Ikan bakar dari Manokwari mempunyai cita rasa bumbu yang berbeda karena menggunakan sambal khas yang hanya bisa ditemui di Papua. Sambal khas ini berasal dari bumbu-bumbu khusus yang di giling sampai mendapatkan tekstur yang sempurna dan biasanya di sajikan mentah. [Slot Gacor Deposit 5000]( https://ipss addis.org/) Ikan yang biasa dipilih untuk dib...
Secara harfiah Samsom dalam bahasa Suku Matbat yang berarti larangan. Tradisi Samsom merupakan sebuah aturan bersama bahwa masyarakatnya dilarang mengganggu satu wilayah dalam kurun waku tertentu. Ritual Samsom dilaksanakan setahun sekali selama kurun waktu enam hingga tujuh bulan lamanya. Ritual Samsom ini di pimpin oleh tokoh masyarakat yang disebut Mirinyo. Pelaksanaan upacara adat di mulai ketika seorang Mirinyo membacakan mantra yang ditunjukan kepada para penjaga laut. Suku Matbat percaya bahwa para penjaga laut itulah yang memberikan kesuburan kepada mahluk hidup laut sehingga hasilnya akan berlimpah. Mantra-mantra dibacakan saat matahari terbit, Mirinyo berdiri di depan kampung dan menghadap laut lalu menancapkan tanda larangan yang disebut Gasamsom. Tanda larangannya berupa batang pohon salam yang daunnya di pangkas. Cabang dan rantingnya dibiarkan utuh untuk menggantungkan sesajen seperti Sababete berupa rokok, pinang, tembakau, dan carik-carik k...
Mansorandak (tradisi injak piring) biasanya dilakukan oleh suku Biak di Manokwari, Papua Barat dalam rangka menyambut kembali anggota keluarga dari rantau atau daerah luar papua yang jauh dalam jangka waktu yang lama. Tradisi ini bertujuan untuk menunjukan rasa gembira atas kepulangan anggota keluarga dan dikatakan bahwa mansorandak juga bertujuan untuk membersihkan orang tersebut dari roh-roh jahat yang berasal dari daerah rantau. Tradisi ini dimulai dengan proses mandi kembang di atas piring adat. Setelah itu, sang perantau akan masuk ke dalam ruangan khusus di rumah keluarganya dan mengitari sembilan piring adat sebanyak sembilan putaran. Di bagian akhir, sang perantau menginjak replika buaya yang melambangkan tantangan dan cobaan hidup yang akan dijalani oleh sang perantau.Setelah itu diadakan acara makan bersama yang uniknya, seluruh makanan akan digantung terlebih dahulu di bagian atas rumah lalu baru boleh disantap setelah aba-aba dari sesepuh adat Doreri, Manokwari....
Nama Imeko di ambil dari 3 daerah sembaran yakni inanwatan, metemani, serta kokoda. Tarian ini dapat disebut unik. Mengapa? Lantaran tarian ini populer dengan goyang pantatnya. Uniknya lagi, pada tarian ini gerakan tangan penari mirip kepakan sayap beragam jenis burung. Sayangnya, kita hanya dapat saksikan tarian ini waktu ada acara-acara kebiasaan atau masuk tempat tinggal baru saja. Sumber: http://www.lahiya.com/tradisi-unik-papua/2/
Salah satu cara masyarakat Mandoni bertahan hidup adalah dengan memanfaatkan area dangkalan laut untuk berburu hewan karaka. Perangkap yang digunakan untuk menangkap karaka = rotan, pemberat batu, dan di atasnya diberi botol plastik yang diikat menggunakan tali sebagai penyambung antara botol dengan perangkap, tujuan diberi botol plastik ini adalah agar dapat mengapung dan mudah ditarik ke permukaan,. dan di tengah-tengah perangkap diberi daging ikan segar sebagai umpan. Umpan yang digunakan harus ikan. Karaka, dapat dijual atau pun di barter dengan hasil bumi lainnya. Karaka juga bisa dimasak dengan berbagai cara. Sebagian masyarakat Papua memasaknya dengan cara ditumis bersama bumbu dan sebagian lagi hanya membakarnya dengan bumbu garam. Tebalnya daging dengan cita rasa manis alami jadi keunggulan kepiting karaka. Tak heran, banyak yang merekomendasikan karaka sebagai sajian wajib saat berkunjung ke Papua. Tempat yang menyediakan: Warung...
“Kalau kamu ke Manokwari, kamu harus coba keripik sukunnya….beda banget, Om juga nggak tahu apa yang bikin beda..” Kata-kata inilah yang terucap dari Om Ginting, seorang tentara yang bertugas di Papua dan memberikan informasi kepada kami tentang makanan-makanan khas Manokwari. Akibat promosi singkat tersebut, kami jadi semakin penasaran dengan keripik Sukun ini. Keripik Sukun biasa mungkin sudah sering kami nikmati di kota tempat kami berasal di Pulau Jawa, namun menurut Om Ginting, Keripik Sukun Manokwari memiliki citarasa yang berbeda. Akhirnya, kami memutuskan untuk menelusuri keberadaan makanan ini di ibukota Propinsi Papua Barat, Manokwari. Sesampainya di kota Manokwari yang tidak terlalu besar ini, kami tidak langsung menuju hotel. Hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang dan kemudian mencari keberadaan keripik Sukun ini. Beberapa toko yang menjual makanan keripik kami datangi, namun sayang sekali mereka mengatakan bahwa Sukun panen sekit...
Herijab adalah istilah lokal khas etnis Baham, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat utuk menyebut teknis/cara pengawatan ikan. Pengertian dari kata Herijab adalah teknik atau cara mengawetkan/memasak ikan dengan cara diasar/diasap namun sebelumnya dijepit dengan menggunakan kayu atau bambu dari arah ekor ikan ke arah kepala secara simetris. Cara Pengolahan: Langkah-langkahnya adalah ikan dicuci/dibersihkan kemudian dejepit dengan menggunakan kayu atau bambu berukuran sedang, ujung kayu dimasukan melalui insang kemudian ditarik secara simetris keara ekor kemudian diikat. Setelah dijepit ikan-ikan tersebut kemudian diasap diatas perapian dengan ketinggian sekitar 40 s/d 50 cm dengan panas api sedang sampai matang. Adapun tujuan dari menjepit ikan tersebut adalah agar ikan tesebit tidak mudah rusak pada saat diasar/diasap, selain itu kayu penjepit tersebut berfungsi sebagai pegangan baik pada saat melakukan pengasapan maupun pada saat mengangkut/mendistribusikannya....
Tau adalah Makanan Tradisional Suku Wamesa, dari Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat Tau, atau juga ada yang menyebutnya Aries adalah makanan tradisional suku Wamesa. Makanan ini terbuat dari sagu dan kelapa parut yang dibungkus dengan daun sagu dan kemudian dibakar di atas bara api. Bahan: *. Sagu Mentah *. Kelapa parut *. Garam *. Daun Sagu Proses Pembuatan Tau: *. Pertama, sagu di tapis, setelah itu sagu dicampur dengan buah kelapa yang sudah diparut isinya dan tambahkan garam secukupnya, kemudian diaduk menjadi satu sampai tercampur merata. *. Kedua, masukan kedalam daun sagu yang sudah dipersiapkan. Ambil adonan sagu yang sudah dicampur dengan kelapa parut di letakan diatas daun sagu secukupnya, kemudian daun sagu dilipat atau digulung setelah itu kedua ujung daun sagu dijepit dengan batang lidi. *. Setelah itu adonan sagu yang dibungkus dengan daun sagu siap di bakar diatas bara api (yang sebelumnya kayu dibakar sampai sisa arangnya). W...
Para peneliti khususnya di bidang kebudayaan dan antropologi memang sangat gencar dalam meneliti kebudayaan di wilayah Papua Barat. Salah satu kesenian khas yang menarik untuk diteliti ialah mengenai sejarah tari perang Papua. Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa keberadaan tarian klasik ini telah ditemukan ribuan tahun yang lalu. Tak sedikit para sejarawan dan antropologi menyimpulkan bahwa tari perang yang berasal dan dikenal oleh masyarakat Papua Barat merupakan tarian peninggalan masa prasejarah Indonesia. Jika kita telisik lebih jauh mengenai manfaat dan fungsi tarian khas dari Papua barat ini konon menjadi perlambang untuk memperlihatkan betapa kuat dan gagahnya orang Papua. Tarian ini juga disinyalir dilakukan dalam sebuah upacara adat ketika hendak melangsungkan peperangan antar suku dan kelompok. ( http://www.senitari.com/2015/08/sejarah-tari-perang.html ) Sejarah Tari Perang Konon Tari Perang dulunya dilakukan oleh masyarakat Papua barat,...