Tau adalah Makanan Tradisional Suku Wamesa, dari Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat Tau, atau juga ada yang menyebutnya Aries adalah makanan tradisional suku Wamesa. Makanan ini terbuat dari sagu dan kelapa parut yang dibungkus dengan daun sagu dan kemudian dibakar di atas bara api.
Bahan:
*. Sagu Mentah
*. Kelapa parut
*. Garam
*. Daun Sagu
Proses Pembuatan Tau:
*. Pertama, sagu di tapis, setelah itu sagu dicampur dengan buah kelapa yang sudah diparut isinya dan tambahkan garam secukupnya, kemudian diaduk menjadi satu sampai tercampur merata.
*. Kedua, masukan kedalam daun sagu yang sudah dipersiapkan. Ambil adonan sagu yang sudah dicampur dengan kelapa parut di letakan diatas daun sagu secukupnya, kemudian daun sagu dilipat atau digulung setelah itu kedua ujung daun sagu dijepit dengan batang lidi.
*. Setelah itu adonan sagu yang dibungkus dengan daun sagu siap di bakar diatas bara api (yang sebelumnya kayu dibakar sampai sisa arangnya). Waktu yang dibutuhkan untuk memasak Tau adalah 30 - 60 menit, setelah itu siap untuk di hidangkan dan disajikan bersama.
Tau merupakan makanan sehari-hari yang juga disajikan sebagai pelengkap pada setiap acara adat. Tau merupakan makanan tradisional yang sudah ada sejak nenek moyang orang/suku Wamesa. Makanan Tau ini masih ada dan terus dilestarikan, dan para orang tua menggajarkan kepada anak cucu suku Wamesa cara membuat Makanan Tau.
Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=6487
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang