Nenek Wini Tange, begitulah nama perempuan tua itu. Penduduk biasa memanggilnya nene' Wini tapi beberapa perempuan lebih suka menyebutnya nenek' Tange. Nenek Wini sama seperti penduduk kampungnya yang hampir seluruh hidupnya mengandalkan dari usaha berkebun dan bertani. Nene Wini juga memiliki beberapa ekor ternak peninggalan suaminya seperti ayam, babi dan kambing. Seperti halnya rumah-rumah di kampung ini yang berbentuk panggung, kandang ternak-ternaknya ada di bawah lantai rumah. Selain untuk kandang ternak, bagian bawah rumah juga digunakan untuk menyimpan kayu bakar dan peralatan-peralatan berkebun. Mencari kayu bakar di hutan adalah kegiatan lain yang juga umum dilakukan penduduk kampung, demikian juga nenek Wini apalagi setelah suami yang dicintainya meninggalkannya sendiri. Suaminya meninggalkannya saat umur nenek Wini belum tua dan hanya meninggalkan seorang anak perempuan. Karena ditinggal mati suaminya dalam umur yang belum tua, beberapa lelaki mencoba m...
Salah satu ritual asli yang ditampilkan dalam video ini adalah Ritual Dokang Gurung, sebuah ritual mengantar benih padi yang baru dipanen dari kebun ke kampung dan didandani di dalam Korke (Rumah Adat) dan terahir ditahktakan di dalam Kebang (Lumbung Adat). Sumber: https://larantuka.com/2018/09/ritual-dokang-gurung-lewolema/
Hari masih pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Dalam perjalanan menuju Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, VoxNtt.com mendengar kebisingan suara. Hari itu, Senin, 21 Mei 2018. Di pinggir jalan, lebih dari 50-an warga berkumpul dan sedang mengetam padi. Mereka adalah warga Kampung Heso, Desa Golo Wune, Kecamatan Poco Ranaka. Para petani itu bercengkrama sambil mengetam padi. Sesekali mengeluarkan suara canda dan sebagian yang lain ikut tertawa dalam nuansa kekeluargaan. Vox NTT sempat berbincang-bincang dengan mereka. Leles atau dodo itulah alasan mereka bekerja bersama. Budaya leles atau dodo, adalah sebuah model pekerjaan di Manggarai yang dilakukan secara bergantian dalam semangat gotong royong. Dalam satu kelompok kerja, secara bergantian setiap anggota bekerja di kebun atau lahan sejenis lainnya. Jika hari ini bekerja di kebun petani satu. Esok tanp...
Kampung Gurusina berada di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di lereng Gunung Inerie. "Desa ini berada di kaki gunung Inerie yang sangat indah. Alam pegunungan ini sangat memukau," papar Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pariwisata NTT, saat dihubungi kumparanTRAVEL , Selasa (14/8). Sedikit menengok kebelakang, dahulu tahun 1934 desa megalitikum ini berada di puncak sebuah gunung. Kala itu, kampung ini ditemukan oleh seorang misionari Belanda. "Baru tahun 1942 pindah ke tempatnya yang sekarang," jelasnya. Kampung ini dihuni oleh tiga marga yang berbeda, yaitu Ago ka'e, Ago gasi, dan Kabi. Semuanya masih berhubungan darah dan keluarga. Yang jadi daya tarik dari kampung ini karena rumah adatnya yang unik. 33 rumah adat itu semuanya terbuat dari bambu dan beratap alang-alang....
Pastilah semua belum mengenal gunung Inerie yang satu ini namun bagi masyarakat Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur pastilah sudah mengenal gunung yang tingginya 2.200 m ini. Ketika melihat gunung ini di tepi jalan menuju wisata adat Bena akan timbul suasana yang amat berbeda di mana akan dibawa ke masa lampau dengan adat dan budaya yang masih kental yang bayak ditemui situs pra sejarah seperti megalitikum batu-batu besar yang menjadi tempat persembahan untuk acara upacara adat. Kembali lagi dengan gunung Inerie yang menjadi ikon kota Ngada ini sungguh menakjubkan dengan mengandung banyak sejarah terkandung di dalamya. Bahkan terkadang di zaman modern seperti saat ini banyak para kaum muda sama sekali tak mengerti akan sejarahnya dari gunung Inerie memang para tetua adat pastinya mengerti tetapi bagi kalangan muda jika tak memahami sama halnya tak mencintai tanahnya sendiri apalagi nenek moyangnya sendiri. Bahkan sebagai pelancong terkadang hanya suka melihat keindahan alamnya da...
Desa Nggela, Desa Adat di kaki Gunung Kelibara, Taman Nasional Kelimutu, Flores Masih dalam lingkaran perjalanan saya di Taman Nasional Gunung Kelimutu , setelah melihat menariknya Desa Tenda , perjalanan dilanjutkan sedikit turun kearah selatan pesisir melewati jalan kurva berbukit-bukit dengan pemandangan megahnya laut dari ketinggian, tibalah di Desa adat yang tak kalah menarik bernama Desa Nggela. Desa yang masih masuk dalam Kecamatan Wolojita (satu kecamatan dengan Desa Tenda) termasuk salah satu pemukiman adat yang masih bertahan keasliannya sampai sekarang. Disini masih bertahan 17 orang Mosalaki (pemimpin adat) dengan jejeran 15 rumah adat beratap alang-alang kering, sepertinya tampak rapuh, namun dilihat dari umurnya alang-alang terbukti kuat dengan belasan tahun terpapar hujan dan sengatan panas. Setelah asik memperhatikan rumah-rum...
HARI, Rabu, 6 Januari 2016, tepat pukul 07.30 Wita, hand phone digenggamanku berdering. Ketika saya buka, ada satu pesan watshap yang masuk melalui grup MAMPU-Migrant CARE yang dikirim Wahyu Susilo, kolega yang saat ini bekerja sebagai analis kebijakan di Migrant CARE Jakarta. Pada pesan watshap itu, Wahyu menginformasikan soal lomba penulisan pariwisata yang dihelat Kementrian Pariwisata (Kemnpar). Meski tidak ditujukan khusus kepada saya, namun ketika membaca pesan itu, saya tertarik untuk melihatnya lebih jauh di alamat situs www.beritamonoter.com yang dikirimnya. Naluri jurnalistikku mulai bangkit. Ku telusuri informasi melalui situs web yang ada. Kubaca satu demi satu berita tentang lomba penulisan pariwisata . Usai membaca, saya kemudian memutuskan untuk ikut terlibat dalam lomba ini. Setidaknya ada dua alasan memutuskan mengikuti lomba. Pertama, saya memiliki bakat menulis dan pernah bekerja di beberapa media penerbitan sebelum akhirnya memutuskan untuk banting setir dan...
Gula Merah Asal Timur Indonesia Itu Wajahnya Tak Terlalu begitu terkenal oleh khalayak padahal gula tersebut memiliki khasiat yang cukup memberikan dampak yang positif bagi tubuh. Siapapun pasti kepincut dengan dengan gula yang satu ini, asal muasal gula tersebut merupakan bagian dari kearifan local budaya yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang yang berasal dari Kolang (* Salah satu Hamente Yang Meliputi Kecamatan Kuwus Dan Macang Pacar Berada Di Kabupaten Manggarai Barat NTT Indonesia ). Secara Sepintas Gula Merah Ini Memiliki Warna dan Juga Aroma yang Sangat menggugah hati Para Peminat maupun Yang Melihat, tentu hal ini merupakan hal yang ada secara alamiah yang terkuak dalam hati penikmat dari gula merah ini. Gula merah ini di produksi dalam dua bentuk ada yang berbentuk mall persegi panjang yang lima cm 2 dan ada yang berbentuk serbuk halus yang terkini orang menyebutnya gula semut. Proses Pembuatan Gula Merah Ini Sebenarnya Kelihatan...
Menenun adalah pekerjaan, memakai adalah kehormatan Jes A. Therik dalam bukunya Tenun Ikat dari Timur pernah menuliskan sepenggal puisi berjudul “Mengukur Tenun Nusa Tenggara Timur” dengan sajak yang begitu menggugah. Bila kau datang berlabuh nun di tempat kami yang jauh Kau akan mendapatkan sambutan dalam kepolosan Mereka akan bersenang hati menunjukkan karya seni abadi Yang orang buta pun dapat merasa keangungannya yang luar biasa Kami tidak mengada - ada , tidak meniru semena - mena Kami tak dapat berpura - pura , tetapi dapat mengira - ngira Hanya kepada kawan , budaya ini akan kami turunkan Dan bukan kepada mereka , yang hanya merusak segala - galanya Demikianlah agar orang mengerti , apa sebenarnya citra kami Cita dan citra Nusa Tenggara Timur...