Hari masih pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Dalam perjalanan menuju Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, VoxNtt.com mendengar kebisingan suara. Hari itu, Senin, 21 Mei 2018. Di pinggir jalan, lebih dari 50-an warga berkumpul dan sedang mengetam padi. Mereka adalah warga Kampung Heso, Desa Golo Wune, Kecamatan Poco Ranaka. Para petani itu bercengkrama sambil mengetam padi. Sesekali mengeluarkan suara canda dan sebagian yang lain ikut tertawa dalam nuansa kekeluargaan. Vox NTT sempat berbincang-bincang dengan mereka. Leles atau dodo itulah alasan mereka bekerja bersama. Budaya leles atau dodo, adalah sebuah model pekerjaan di Manggarai yang dilakukan secara bergantian dalam semangat gotong royong. Dalam satu kelompok kerja, secara bergantian setiap anggota bekerja di kebun atau lahan sejenis lainnya. Jika hari ini bekerja di kebun petani satu. Esok tanp...
Ada berbagai macam permainan petak umpet ( Pa Nabhe ), antara lain: 1. Jip-jip Osa atau Jip-jip Kapido Cara memaninkannya cukup mudah. Hanya dengan menunjukkan jari keatas pada telapak tangan pada salah seorang yang bertugas sebagai penangkap jari saat lagu akan diakhiri. Tugas ini dilakukan agar yang ditangkap dikenakan sanksi sebagai penjaga dan yang tidak ditangkap jarinya akan bersembunyi agar dicari oleh pemain yang tertangkap jarinya. Pemain yang berhasil menyentuh tempat dimana penjaga berada maka dia akan meneriakan “ Ampolo ” sedangkan pemain yang tertangkap akan dijadikan penjaga berikutnya. Berikut lagu yang dinyanyikan dalam permainan ini: Jip-jip osa ali waja raji Sai naka piso, ja’o naka piso Ali o... ali o... Atau; Jaip-jip kapido, kapido ae mamu Ae mamu lesu, lesu bunga tao Tao tipu tiu, Sajube mata dadu-mata dadu Jube... 2....
Ini bukan memainkan meriam yang digunakan oleh para tentara jaman dulu atau meriam yang digunakan oleh bajak laut. Ini hanyalah nama sebuah permainan yang dimainkan dengan menggunakan dua buah kayu dengan ukuran yang berbeda. Kayu panjang sebagai “ibu” dan kayu pendek sebagai “anak”. Jumlah pemain maksimal 2 orang. Sebelum bermain, pemain akan memilih siapa yang pertama kali akan menjaga. Pemain penjaga akan menangkap kayu yang dilemparkan oleh pemain pertama. Adapun cara bermain dalam permainan ini adalah: 1. Membuat lubang di tanah dengan panjang sesuai dengan ukuran kayu “ibu” serta kedalamannya disesuaikan sehingga rata dengan permukaan tanah. 2. Menaruh kayu “ibu” pada lubang tadi dan kayu “anak” dengan posisi silang. Posisinya kurang lebih mirip salib. 3. Pemain pertama melempar atau lebih lazimnya mencungkil kayu...
Ribuan peziarah dari seluruh Indonesia, umat Katolik di Kabupaten Flores Timur, bahkan mana negara, sejak Kamis Putih (13/4/2017), mendatangi Kapela Tuan Ma, Tuan Ana dan Tuan Meninu di Kota Larantuka, serta Kapela Tuan Berdiri di Wure pulau Adonara. Sesaat setelah keturunan Raja Larantuka bersama Uskup Larantuka membuka Kapela Tuan Ma dan melakukan ritual Cium Tuan, peziarah dan umat yang antri dipersilahkan melaksanakan ritual tersebut. Saat ditemui Cendana News di Kapela Tuan Ma, Kamis (13/4/2017), Veronika Susanti, seorang peziarah asal Jakarta mengatakan, ia bersama rombongan tiba di Larantuka sejak Selasa (11/4/2017) sore dan mulai mengikuti ritual Trewa di hari Rabu serta ikut dalam ritual Cium Tuan. “Saya mengetahui Semana Santa di Kota Larantuka dari teman-teman di Gereja Katedral, Jakarta, yang sebelumnya sudah pernah ziarah ke sini, sehingga kami tertarik dan datang dengan rombongan,” ujarnya. Veronika mengaku sangat tertarik dengan ritual sela...
Setahun sekali masyarakat adat Demon Pagong mendatangi Koke Bale, rumah adat Lewo atau Kampung di Desa Lewokluok. Rumah adat dibersihkan karena digelar berbagai ritual adat di tempat yang dianggap sakral ini. Sepintas bangunan ini nampak biasa saja, tak ada yang istimewa bagi orang kebanyakan yang pertama melihatanya. Namun jika ditelesuri lebih jauh, bangunan panggung beratap empat air ini memiliki makna penting dan dianggap sebagai identitas suku Demon Pagong. Areal Korke atau Koke Bale terdiri atas beberapa bagian dimulai dari bagian terluar yang terdiri dari susunan batu–batu pipih sebagai pembatas. Untuk sampai ke pelatataran, harus melewati beberapa buah tangga. Yoseph Ike Kabelen, mantan Ketua Lembaga Pemangku Adat Desa Lewok Luok saat disambagi Cendana News, Sabtu (18/6/2016) menerangkan,di bagian tengah terdapat sebuah pelataran yang ukurannya lebih besar dari pelataran pertama yang dianamakan Namang . Tempat ini dipakai sebagai...
Kampung Gurusina berada di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di lereng Gunung Inerie. "Desa ini berada di kaki gunung Inerie yang sangat indah. Alam pegunungan ini sangat memukau," papar Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pariwisata NTT, saat dihubungi kumparanTRAVEL , Selasa (14/8). Sedikit menengok kebelakang, dahulu tahun 1934 desa megalitikum ini berada di puncak sebuah gunung. Kala itu, kampung ini ditemukan oleh seorang misionari Belanda. "Baru tahun 1942 pindah ke tempatnya yang sekarang," jelasnya. Kampung ini dihuni oleh tiga marga yang berbeda, yaitu Ago ka'e, Ago gasi, dan Kabi. Semuanya masih berhubungan darah dan keluarga. Yang jadi daya tarik dari kampung ini karena rumah adatnya yang unik. 33 rumah adat itu semuanya terbuat dari bambu dan beratap alang-alang....
Desa Belaraghi juga kukuh mempertahankan adat masyarakat Ngada di Flores. Seakan tak peduli dengan kemelut dunia modern, aktivitas bertani hingga mewarisi tradisi tetap dijalankan. Menuju ke desa ini pun bisa kamu lakukan dengan trekking. Ada dua jalur yang bisa ditempuh yaitu 11 km dan 3 km. Kamu bisa memilih sesuai dengan keinginanmu. Dua-duanya menawarkan pemandangan alam yang indah. Warga desa sangat senang jika ada yang berkunjung. Disediakan rumah tamu dan biasanya juga disuguhi dengan berbagai makanan seperti ubi rebus, pisang, hingga talas. Kemudian ada juga kopi dan arak. Pergi ke Belaraghi, sebuah dusun tradisional yang masih mempertahankan hampir seluruh aspek tradisi masyarakat Ngada, sebaiknya dilakukan pagi hari karena selain dusunnya yang menjadi tujuan utama juga semua keaslian dan perkembangan masyarakat yang dilalui di sepanjang jalan menuju Aimere begitu menarik. Ngada terkenal karena jeratan daya tarik masyarakatnya yang memilih untuk mempertahankan...
Pastilah semua belum mengenal gunung Inerie yang satu ini namun bagi masyarakat Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur pastilah sudah mengenal gunung yang tingginya 2.200 m ini. Ketika melihat gunung ini di tepi jalan menuju wisata adat Bena akan timbul suasana yang amat berbeda di mana akan dibawa ke masa lampau dengan adat dan budaya yang masih kental yang bayak ditemui situs pra sejarah seperti megalitikum batu-batu besar yang menjadi tempat persembahan untuk acara upacara adat. Kembali lagi dengan gunung Inerie yang menjadi ikon kota Ngada ini sungguh menakjubkan dengan mengandung banyak sejarah terkandung di dalamya. Bahkan terkadang di zaman modern seperti saat ini banyak para kaum muda sama sekali tak mengerti akan sejarahnya dari gunung Inerie memang para tetua adat pastinya mengerti tetapi bagi kalangan muda jika tak memahami sama halnya tak mencintai tanahnya sendiri apalagi nenek moyangnya sendiri. Bahkan sebagai pelancong terkadang hanya suka melihat keindahan alamnya da...
Desa Nggela, Desa Adat di kaki Gunung Kelibara, Taman Nasional Kelimutu, Flores Masih dalam lingkaran perjalanan saya di Taman Nasional Gunung Kelimutu , setelah melihat menariknya Desa Tenda , perjalanan dilanjutkan sedikit turun kearah selatan pesisir melewati jalan kurva berbukit-bukit dengan pemandangan megahnya laut dari ketinggian, tibalah di Desa adat yang tak kalah menarik bernama Desa Nggela. Desa yang masih masuk dalam Kecamatan Wolojita (satu kecamatan dengan Desa Tenda) termasuk salah satu pemukiman adat yang masih bertahan keasliannya sampai sekarang. Disini masih bertahan 17 orang Mosalaki (pemimpin adat) dengan jejeran 15 rumah adat beratap alang-alang kering, sepertinya tampak rapuh, namun dilihat dari umurnya alang-alang terbukti kuat dengan belasan tahun terpapar hujan dan sengatan panas. Setelah asik memperhatikan rumah-rum...