Bagi anda yang sedang atau sudah pernah melakukan perjalanan ke Kalimantan, anda tentang bertanya dengan beberapa orang yang anda temui disana berkaitan dengan kopi khas Kalimantan. Namun, mungkin anda akan sedikit mengalami kesulitan untuk mengumpulkan informasi tentang hal tersebut. Bagi sebagian besar masyarakat, mereka mungkin menganggap bahwa Kalimantan memang tidak mempunyai kopi lokal. Tetapi, jika anda sedang berada di hutan Taneg Olen yang terletak di Kabupaten Malinau, disana anda akan menemukan penduduk lokal dari suku dayak kenyah yang akan menghidangkan kopi. Di tempat tersebut, terdapat budaya yang tidak memperbolehkan untuk menolak hidangan kopi. Adat ini dikenal dengan istilah kepunan. Kopi yang dihidangkan tersebut kopi lokal Malinau. Menurut orang-orang yang pernah berkunjung dan mencicipinya, kopi lokal ini terlihat hitam pekat dan juga kental. Selain itu, kopi tersebut tidak mempunyai aroma khas seperti varian kopi arabika atau Toraja. Saat menyeruputnya dari...
Bahan : 1. ½ ekor ayam broiler 2. 1 sdt asam, larutkan dengan 50 ml air 3. Minyak untuk menumis dan menggoreng Bumbu yang dihaluskan: 1. 6 butir bawang merah 2. 4 siung bawang putih 3. 10 buah cabai merah keriting 4. 3 buah cabai merah besar buang bijinya 5. 2 cm jahe 6. 1 ½ sdt garam 7. 2 batang serai, memarkan 8. 2 cm lengkuas, memarkan 9. 400 ml santan, dari ½ butir kelapa 10. 1 sdt gula pasir 11. 1 buah tomat, cincang kasar Cara Membuat 1. Potong ayam menjadi 6 bagian. Aduk dengan air asam. 2. Goreng ayam sampai kecoklatan, angkat dan sisihkan. 3. Panaskan sedikit minyak, tumis bumbu yang dihaluskan bersama serai dan lengkuas sampai harum dan matang. 4. Masukkan santan dan bumbu lainnya, aduk sampai mendidih. 5. Masukkan ayam dan tomat. Masak dengan api kecil sampai tomat hancur dan kuah mengental, angkat. Sumber : http://indo...
Paluon merupakan makanan khas Dayak Tingalan yang terbuat dari sagu ubi. Makanan ini merupakan makanan pokok bagi suku Dayak Punan. Paluon memiliki tekstur yang kenyal. Cara membuat Paluon sedikit memerlukan tenaga karena proses pembuatannya cukup rumit. Bahan dasar Paluon adalah sagu hutan. Namun seiring berjalannya waktu, sagu hutan semakin langka dan sulit untuk didapatkan sehingga masyarakat Dayank Tingalan menggantikannya dengan singkong atau ubi kayu. Cara membuat sagu cukup mudah. Langkah yang pertama, pilihlah ubi yang baik dan masih muda agar kadar patinya banyak. Kemudian, ubi kayu yang telah dikupas tersebut diparut hingga halus. Setelah itu, masukkan air dengan perbandingan 1:2, yaitu satu bagian singkong dan dua bagian air. Langkah berikutnya, aduk adonan singkong hingga patinya terlepas dari ampas ubi. Kemudian saring dan peras adonan ubi sama halnya memeras kelapa. Langkah terakhir, biarkan air pati ubi mengend...
Bekkai (Daun Afa') Bekkai (Kenyah) atau dienal juga dengan sebutan Daun Afa' (Lundayeh/Putuk). Tumbuhan yang dikenal dengan nama ilmiah Albertisia papuana Becc. dari famili Menispermaceae. Tumbuh secara liar di hutan Dipterocarpaceae dan beberapa sudah di domestikasi. Tumbuhan terna berkuran sedang ini digunakan oleh Masyarakat Dayak sebagai bahan untuk penyedap rasa pengganti Veksin (MSG) dalam makanan. Bagian yang digunakan adalah pucuk muda yang di campur dalam makanana yang dimasak. Daun ini memeberikan rasa yang membuat makanan menjadi gurih. Daun tumbuhan ini memiliki khasiat yang sama seperti penggunaan daun ganja pada masakan aceh. Selain itu tumbuhan ini juga memiliki khasiat sebagai Tumbuhan Obat, yang berfungsi pada beberapa penyakit di Masyarakat Dayak Punan dan Lundayeh. Di Kalimanntan sendiri terdapa 3 variaetas yang dikenal oleh masyarakat dayak di Kalimantan Utara yaitu, Bekkai berdaun besar-panjang, Bekkai berdaun pendek, Bekkai berdaun lonjo...
Akar Penawar (Tabar Kedayan) Akar Penawar (Tabar Kedayan) merupakan sejenis tanaman obat yang digunakan sebagai Penawar racun oleh masyarakat Dayak pada umumnya (Dayak Lundayeh/Putuk, Kenyah, Punan). Akar ini merupkan jenis tanaman liana yang hidup merayap dan memanjat pada pohon-pohon besar di hutan tropis. Akar ini merupakan obat yang umum ditemukan dan di miliki oleh setiap rumah, karena merupakan termasuk dalam jenis besar bagi masyarakat dayak. Jenis Tanaman Obat ini memiliki fungsi sebagai penawar segala macam racun yang berasal dari gigitan Ular, keracunan bahan lain, dan sengatan lebah atau Kalajengking. Akar kedayan (Aristolochia faveolata) salah satu dari jenis tanaman obat yang digunakan sebagai bahan anti racun. Penggunaannya dengan cara lansung menempelkan bagian akar yang telah dihaluskana atau atau dikunyah pada luka bekas gigitan. bisa juga serutan akar di rendam dengan air lalu diminumkan.
Dayak Lun Dayeh adalah salah satu sub suku Dayak yang terdapat di 4 kawasan negara yaitu Indonesia (Kalimantan Utara), Malaysia di kawasan Negara bagian Sarawak dan Sabah dan juga di Brunei. Suku ini memiliki ciri fisik tinggi dan putih, bahkan kecantikan wanita dari kaum ini sangat terkenal. Menurut legenda Dayak Lundayeh, pada mulanya hanya seorang manusia saja yang ada di dunia ini, ia diberi nama RANG DUNGO . Rang Dungo sangat kesepian sebab ia tidak memiliki teman yang sepadan, nampaklah raut wajah yang sedih dari Rang Dungo ini, sehingga Tuhan memiliki rencana untuk memberikan teman yang sepadan bagi dia. Kemudian Tuhan berbicara kepada Rang Dungo melalui mimpi dan menyuruhnya untuk mendaki suatu gunung tertinggi dikawasan itu, sebab disana Rang Dungo akan mendapatkan suatu hadiah istimewa yang pasti menggembirakannya. Kemudian Rang Dungo mencoba mendaki gunung itu beberapa kali, tetapi apa bila hampir tiba di puncaknya keadaannya sangat panas karena...
Dalam rumpun Dayak Dusunic Sabah terdapat kira-kira 50 suku yang tersebar mulai dari North Borneo sampai ke Brunei dan Utara Sarawak. Dari 50 suku ini terdapat satu suku yang menyebut diri mereka sebagai “Dusun Gobukon” , yang uniknya nama suku ini berasal dari istilah “gobuk” yang artinya “monyet” inilah kisah singkat bagiamana suku ini mendapat namanya. Pada suatu ketika dulu, terdapat selompok manusia yang tinggal di suatu kawasan tanah datar. Suatu hari, datanglah “sangod” atau musuh dari suku lain menyerang mereka. Karena tidak dapat mengalahkan para “sangod” yang datang menyerang, Kelompok ini mengambil keputusan untuk melarikan diri kekawasan bukit. Musuh terus mengejar mereka, semantara kelompok suku ini telah bersembunyi di suatu bukit. Di dalam hutan dibukit tersebut terdapat sekumpulan “gobuk (monyet).” ketika mereka sampai di kawasan bukit tersebut, kelompok suku i...
FELEPET – Senjata Dayak Lun Dayeh / Lun Bawang Selama ini orang hanya mengetahu senjata tradisional Dayak hanyalah mandau, padahal jenis macam senjata suku Dayak sangat beragam, bergantung pada daerah aliran sungai dan sub sukunya. Salah satu senjata yang menarik adalah senjata tradisional kaum Dayak Lun Dayeh atau jika di Serawak Malaysia dikenal dengan nama Lun Bawang. Sebelum kita mengenal senjatanya, ada baiknya kita mengenal sedikit mengenai Dayak Lun Dayeh ini. Menurut legenda kaum Lun Dayeh sendiri – asal usul mereka ada di daerah Krayan, Kalimantan Utara, kemudian leluhur mereka UPAI SEMARING inilah mereka kemudian bermigrasi dari Krayan ke sebagian ke Sabah, Brunei dan Serawak. Suku ini bukan termasuk rumpun Dayak yang banyak populasinya. Menurut data sensus di Indonesia ada sekitar 25,000 jiwa, Malaysia 12,800 jiwa dan Brunei 1,500 jiwa. Bahkan didalam legenda penciptaanya diakui bahwa leluhur mereka berasal dari daerah asia – kemun...
CERITA PULAU TIMBUN MATA ( SHUT EYE ISLAND) Dalam kepulauan Indonesia yang terbentuk dari Sabang sampai Merauke terdapat Pulau Borneo ( Kalimantan). Pulau Kalimantan memiliki berbagai sungai yang luas dan ladang sawah yang tak kalah luasnya. Terdapat kearifan lokal di ladang sawah nan luas yang dapat terlihat yaitu orang-orangan sawah untuk menghindari burung dan ayam saat musim panen tiba. Petani membuat nya dengan melekatkan benang pada orang-orangan sawah dan menggerakannya seolah-olah petani yang sedang menjaga hasil panen. Aktivitas ini diadopsi dari bagaimana cara petani buta menghindari ayam dan burung saat panen tiba. Cerita rakyat : Pulau Timbun Mata Pada suatu hari, dalam sebuah desa kecil di Pulau Timbun Mata, hidup sang kakek yang buta dengan cucu n...