CERITA PULAU TIMBUN MATA ( SHUT EYE ISLAND)
Dalam kepulauan Indonesia yang terbentuk dari Sabang sampai Merauke terdapat Pulau Borneo ( Kalimantan). Pulau Kalimantan memiliki berbagai sungai yang luas dan ladang sawah yang tak kalah luasnya. Terdapat kearifan lokal di ladang sawah nan luas yang dapat terlihat yaitu orang-orangan sawah untuk menghindari burung dan ayam saat musim panen tiba. Petani membuat nya dengan melekatkan benang pada orang-orangan sawah dan menggerakannya seolah-olah petani yang sedang menjaga hasil panen. Aktivitas ini diadopsi dari bagaimana cara petani buta menghindari ayam dan burung saat panen tiba.
Cerita rakyat : Pulau Timbun Mata
Pada suatu hari, dalam sebuah desa kecil di Pulau Timbun Mata, hidup sang kakek yang buta dengan cucu nya. Mereka memiliki ladang sawah yang cukup luas. Setelah musim panen tiba, mereka akan mengeringkan padi di depan rumah mereka.
Sang kakek sering duduk di teras rumah menjaga hasil panen yang telah ditempatkan oleh cucu nya untuk dikeringkan. Ketika seekor ayam memakan padi yang dikeringkan, sang kakek menggunakan tongkat panjang untuk memukul lantai menakut-nakuti seekor ayam “ wush,wush,wush”.
Suatu hari sang cucu menjahili kakek nya. Ia mengambil beberapa kepiting dari pantai dan menempati nya pada padi yang sedang dikeringkan dan kepiting tersebut membuat suara sama dengan seekor ayam yang sedang memakan padi.
“ Apa itu?” tanya sang kakek
“ Tidakkah kakek tahu?” balas sang cucu “ Ayam-ayam tersebut sedang memakan padi nya!”
Sang kakek kembali memukulkan tongkatnya ke lantai, tetapi kepiting tersebut tidak takut. Mereka bahkan terus memakan padi yang dikeringkan.
“Ha ha ha ha ha..” tawa sang cucu.
Tiba-tiba, terdapat gemuruh besar dari langit dan sesosok orang tua dengan janggut putih muncul dari asap. Ia menunjuk anak tersebut dengan tongkatnya.
“ Kamu tidak boleh menipu dan menertawakan kakek mu, lebih lagi beliau adalah tunanetra!”
Sebelum sang cucu bisa menjawab, angin kencang bertiup dan langit menjadi gelap. Terdapat asap merah yang muncul dari puncak bukit di tengah pulau tersebut. Asap dan bebatuan panas keluar dari bukit tersebut. Semua rumah penduduk di pulau tersebut hancur dan semua penduduk berubah menjadi batu.
Bahkan sekarang, jika mengunjungi pulau tersebut, apa yang anda lihat adalah batu dengan bentuk yang tidak biasa yang terlihat seperti manusia.
#OSKMITB2018
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.