|
|
|
|
Kopi Malinau Tanggal 28 Oct 2017 oleh Fennec_fox . |
Bagi anda yang sedang atau sudah pernah melakukan perjalanan ke Kalimantan, anda tentang bertanya dengan beberapa orang yang anda temui disana berkaitan dengan kopi khas Kalimantan. Namun, mungkin anda akan sedikit mengalami kesulitan untuk mengumpulkan informasi tentang hal tersebut. Bagi sebagian besar masyarakat, mereka mungkin menganggap bahwa Kalimantan memang tidak mempunyai kopi lokal. Tetapi, jika anda sedang berada di hutan Taneg Olen yang terletak di Kabupaten Malinau, disana anda akan menemukan penduduk lokal dari suku dayak kenyah yang akan menghidangkan kopi. Di tempat tersebut, terdapat budaya yang tidak memperbolehkan untuk menolak hidangan kopi. Adat ini dikenal dengan istilah kepunan.
Kopi yang dihidangkan tersebut kopi lokal Malinau. Menurut orang-orang yang pernah berkunjung dan mencicipinya, kopi lokal ini terlihat hitam pekat dan juga kental. Selain itu, kopi tersebut tidak mempunyai aroma khas seperti varian kopi arabika atau Toraja. Saat menyeruputnya dari gelas, anda akan menikmati betapa gurihnya kopi tersebut. Rasanya yang cukup tajam dengan adanya gigitan manis diakhir tiap tegukan. Masyarakat lokal menyebut kopi tersebut sebagai kopi hutan. Faktanya, kopi hutan sudah diproduksi baik untuk umum atau untuk sendiri dengan kuantitas yang terbatas. Sebagian besar masyarakat lokal mengambil kopi tersebut di hutan untuk konsumsi pribadi saja.
Kopi Malinau, mengetahui sejarah kopi luwak
Seperti yang kita tahu, kopi diperkenalkan ke Indonesia oleh penjajah Belanda ketika musim tanam paksa atau disebut dengan istilah cultuurstelsel pada sekitar tahun 1830 hingga 1870. Saat itu, para penduduk pribumi hanya diminta untuk membudidayakan atau menanam komoditas kopi yang pada saat itu menjadi salah satu primadona komoditas yang ada di Eropa. Pemerintah colonial Belanda melarang para penduduk pribumi baik untuk memetik ataupun mengolah biji kopi. Akibatnya, penduduk tersebut mencari cara supaya dapat mencicipi kopi. Pada akhirnya, mereka menemukan adanya hewan yang sejenis dengan musang liar yang bisa dikenal dengan sebutan musang luwak.
Para pribumi kemudian menyadari bahwa musang luwak gemar memakan buah kopi yang bijinya ikut keluar dengan feses atau kotoran. Biji kopi inilah yang kemudian diolah, dipungitu, dicuci, serta disangrai dan ditumbuk. Hasil olahan kopi ini kemudian dikenal hingga sekarang sebagai civet coffee atau kopi luwak. Kopi Malinau sendiri juga mempunyai varian kopi luwak yang bisa dijumpai di beberapa agen kopi.
Bagi para muslim, mungkin anda masih meragukan hukum jual beli atau mengkonsumsi kopi luwak apakah haram atau halal. Hal ini karena mengingat proses pembuatan kopi luwak melalui fermentasi saat masih berada dalam perut luwak kemudian keluar bersama tinja atau kotoran luwak. Menurut beberapa sumber, baik hukum menjual ataupun mengkonsumsi kopi luwak adalah mubah atau boleh-boleh saja. Setelah mengetahui hukumnya dalam agama, maka tak ada lagi kekhawatiran dan keraguan untuk membeli kopi luwak. Anda juga bisa mendapatkan kopi Malinau dengan varian kopi luwak secara grosir yang tentunya dibanderol dengan harga yang lebih murah.
Kopi Malinau varian kopi luwak: manfaat untuk kesehatan tubuh
Selain diperbolehkan dalam agama islam, kopi luwak menawarkan beragam manfaat untuk kesehatan tubuh. Untuk itu, anda akan lebih mantap untuk membelinya. Salah satu manfaat dari kopi Malinau dengan varian kopi luwak yaitu bisa melindungi gigi. Kopi luwak ini terkenal dengan anti lengket serta kafein. Berdasarkan beberapa penelitian terpercaya, kedua faktor tersebut kemudian membuat kopi luwak mampu melindungi gigi dari bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Di samping itu, dengan mengkonsumsi segelas kopi luwak per hari juga dapat mencegah terjadinya resiko kanker mulut.
Manfaat selanjutnya yaitu untuk mencegah terjadinya kanker payudara. Berdasarkan salah satu studi yang kredibel, mengkonsumsi kopi luwak sebanyak empat gelas dalam satu hari dapat mencegah terjadinya kanker payudara terutama bagi mereka yang sudah menjelang menopause yakni masa-masa yang cukup rawan terhadap resiko penyakit kanker. Kopi luwak ternyata juga berfungsi untuk melindungi kulit. Dalam hal ini, kopi luwak dapat melindungi kulit dari serangan penyakit kanker kulit. Berdasarkan penelitian, minum dua cangkir kopi luwak dapat menurunkan resiko terserang kanker kulit hingga 17%.
Kopi luwak pada kenyataannya juga bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes. Seperti yang kita tahu, diabetes merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan begitu ditakuti. Di Indonesia sendiri, penyakit diabetes sudah banyak memakan korban. Penyakit ini belum mempunyai obat yang secara resmi dapat menyembuhkan. Meskipun demikian, kita masih bisa mencegah resiko terkena penyakit diabetes yakni sangat sederhana dengan mengkonsumsi 2 hingga 4 gelas kopi luwak tiap harinya. Kandungan kafein serta antioksida yang ada di dalam kopi juga dapat mencegah Parkinson. Di samping itu, kafein di dalam kopi luwak dapat menghambat peradangan yang terjadi di dalam otak dan mengakibatkan penyakit syaraf.
Kopi luwak juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah batu empedu. Kristal-kristal kolesterol yang terperangkap dalam kantung empedu dapat diatasi dengan kafein. Hal ini karena kafein mempunyai zat anti lengket sehingga Kristal tersebut tidak akan mengendap di dalam empedu. Untuk bisa mendapatkan zat kafein tersebut, anda bisa mengkonsumsi kopi luwak yang memang kaya dengan kandungan kafein. Minumlah 2 hingga 3 gelas kopi luwak tiap harinya untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal.
Sumber: http://www.lintaskopi.com/kopi-malinau-cita-rasa-gurih-dalam-kopi-hitam-pekat-yang-kental/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |