Saya sendiri adalah keturunan dari HB 7 Yogyakarta, jadi ayah saya masih mewarisi Keris dari Kraton, dan berikut pendapat dari ayah saya mengenai pencucian Keris. Keris itu kalo buat para milenial udah gak cocok kalo di kesankan punya kekuatan magis yg akhirnya harus di cuci setiap bulan suro. Jadi di simple kan aja, bahwa keris itu sama kayak hasil karya seni yg di buat dng pashion yg tinggi, makannya dia bisa mengeluarkan aura tertentu, perkara teknis nya emang njlimet itu emang karena di bikin dng pashion bukan karena mistis nya. Dan keris itu di bikin dengan ilmu metalurgi yg mumpuni, ada beberapa logam yg di campur dan di tempa berbarengan dan di bakar dengan teknik tertentu yg itu bikin hasil akhir nya jadi besi yg sangat kuat dan sangat tajam, dan campuran mineral besi nya ini dan teknik produksi nya yg khusus yg memang menghasilkan aura yg bisa terpancar dari keris itu, dan karena di buat dengan passion yg besar hasil nya secara estetika juga sangat indah. Nah proses members...
Prosesi pingitan merupakan ritual yang biasa dilakukan oleh pasangan pengantin yang melaksanakan pernikahannya menggunakan ada jawa, khususnya Yogya. calon pengantin putri tidak diperbolehkan keluar rumah atau bertemu calon pengantin putra sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu sebelum acara akad nikah. Kedua mempelai harus tidak saling bertemu dulu. Lalu, apa sih manfaat sebenarnya dari pingitan itu? Berikut ini dalam manfaat-manfaat pingitan: • tujuan dari pelaksanaan pingitan adalah agar pengantin terpantau setiap saat dan bisa merasa bugar pada saat hari pernikahan tiba. • Selain agar pengantin terpantau setiap saat, pingitan juga mempunyai manfaat supaya ada rasa rindu dan berdebar- debar yang muncul di antara kedua calon mempelai. Jadi ketika keduanya bertemu di hari pernikahan , ada rasa rindu yang memuncak. •Tradisi pingitan juga dilaksanakan guna merawat tubuh mempelai wanita, agar saat pernikahan tiba, a...
Gethok Dino merupakan salah satu tahapan dalam adat pernikahan jawa setelah direstui oleh pihak orangtua mempelai wanita. Gethok Dino adalah tahapan pernikahan yang menentukan hari yang baik untuk waktu pelaksanaan ijab kabul dan resepsi pernikahan. Proses ini tidak hanya terdapat kebudayaan jawa di Jogja saja, tetapi menyebar ke semua suku jawa dan sebagian masyarakat sunda.  Bagi orang Jawa ada pilihan hari-hari tertentu yang dipandang "lebih baik" untuk menyelenggarakan sebuah hajatan, meskipun saat ini banyak masyarakat jawa yang menyelenggarakan pernikahan tanpa melewati proses ini terlebih dahulu. Pemilihan hari baik ini biasanya ditentukan berdasarkan jumlah weton (hari kelahiran) kedua mempelai, menghindari hari pasaran meninggalnya anggota keluarga (ayah, ibu, nenek dan kakek, saudara kandung), dan menghindari hari atau bulan tertentu yang menurut adat jawa tidak baik untuk menjalankan prosesi pernikahan. Hari- hari yang dihindari sebagai w...
Upacara Ruwatan merupakan sarana masyarakat Jawa untuk membersihkan hal-hal negatif dalam diri. Upacara ini tidak boleh dilakukan sembarangan orang, ada urutan aturan dan sarana yang wajib disiapkan. Orang yang harus diruwat adalah orang yang tergolong anak-anak Sukerta . Yang dimaksud Sukerta adalah mereka yang dipercaya sebagai makanan Bethara Kala atau membawa hal-hal negatif dalam dirinya. Mereka yang disebut Sukerta adalah yang dilahirkan: 1. Anak 1 laki-laki atau perempuan 2. Anak 2 Laki-laki semua, perempuan semua atau laki-laki dan perempuan 3. Anak 3 Laki-laki semua, perempuan semua, laki-laki di tengah atau perempuan di tengah 4. Anak 5 Laki-laki semua atau perempuan semua Yang boleh meruwat anak-anak Sukerta adalah seorang dalang, dalang yang sudah senior dan diakui mampu memenuhi syarat untuk meruwat. Berbagai macam sesaji juga harus disiapkan sebagai contoh macam-macam tumpeng, Pisang Sanggan, binatang berpasang...
Tradisi Cing-cing Goling yang digelar setiap tahun merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berlimpahnya panenan dan air yang terus ada meski musim kemarau. Dalam kesempatan ini selain kenduri yang dilakukan ribuan warga dengan menyembelih ratusan ekor ayam, juga ditampilkan tarian khas Cing-cing Goling yang hanya dimainkan setahun sekali. Salah seorang panitia, Sugiyanto, mengatakan upacara ini sebagai wujud syukur atas melimpahnya hasil pertanian warga sekitar yang tidak lepas dari adanya bendungan yang dibangun ratusan tahun lalu. Para petani bisa menanam meski saat ini sedang musim kemarau. Bendungan sudah dimoderinisasi sekitar tahun 1974, saat ini bisa mengaliri sekitar 50 hektar lahan pertanian warga sekitar. Dari tradisi sejarah lisan masyarakat, dikatakan jika pelarian prajurit Majapahit, Wisangsanjaya dan Yudopati yang berhasil membuat bendungan sehingga bisa mengairi lahan pertanian menjadi sawah dan membuat warga setempat menjadi semakin sejahtera....
Warga Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar upacara adat Gadean Gunung Gentong di situs cagar budaya petilasan Prabu Brawijaya ke V di Pedukuhan Manggung, Desa Ngalang. "Upacara adat ini sebagai bentuk penghormatan warga kepada leluhur," kata Kepala Desa Ngalang Kaderi di Gunung Kidul, Rabu (26/4). Ia mengatakan acara nyadran tahun ini lebih meriah dari tahun sebelumnya, hal ini bisa dilihat dari antusiasme masyarakat untuk ikut menyemarakkan acara. "Mereka rela menunggu sejak pagi sampai dengan selesai acara tetap berada di lokasi. Semoga kedepan masyarakat semakin sejahtera dalam berbagai aspek, dan tidak meninggalkan adat tradisi yang harus tetap dilestarikan sebagai warisan budaya kepada anak cucu," harap Kaderi. Sejak pagi masyarakat berkumpul di area Nyadran menunggu rombongan kirab yang berjalan menuju lokasi, dari anak-anak hingga orang tua, bahkan ada pula wisatawan yan...
Warga Padukuhan Mendak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul punya tradisi membuka pusaka Cupu Kyai Panjolo setiap malam Selasa Kliwon Mangsa Kapapat. Sesuai penanggalan Jawa hari itu tepat kemarin (17/10) dini hari. Berikut cerita di balik kesakralan pusaka tersebut. GUNAWAN, Gunungkidul Hujan mengguyur deras seharian sebelum Cupu Kyai Panjolo dibuka. Berkah air dari langit itu bahkan tidak berhenti hingga menjelang malam. Kondisi alam itu tak menyurutkan niat ribuan orang untuk hadir di Padukuhan Mendak untuk menyaksikan pembukaan Cupu Kyai Panjolo yang menjadi tradisi turun-temurun masyarakat setempat. Pengunjung bukan hanya datang dari Gunungkidul. Ada juga warga luar Bumi Handayani. Mereka tumpah ruah memadati halaman dan rumah Dwijo Sumarto yang berbentuk limasan. Dwijo adalah ahli waris keturunan ke-6 Eyang Seyeg, sang pemilik Cupu Kyai Panjolo. Cupu adalah benda berbentuk guci yang terbungkus kain kafan. Benda sakral ini dipercaya mampu memprediksi kejadian setahun...
Upacara Tradisi Robyongan ini hanya dilaksanakan di kelurahan Bleberan , kec. playen , kabupaten Gunungkidul , Yogyakarta . untuk daerah lainya tidak ada upacara tersebut. Upacara Robyongan di kenal sejak keberadaan pengembaraan laskar mataram dari wilayah timur ( Madiun ) yaitu Kyi Kromowongso yang merupakan cikal bakal masyarakat Padukuhan Bleberan. Ketika dalam pengembaraan Kyai Kromowongso seperti dalam cerita berdirinya Desa Bleberan beliau adalah merupakan sosok yang suka akan laku topo broto dalam setiap pekerjaan yang akan di laksanakan pasti akan di lakukan semedi/topo broto untuk mencari wisik atau petunjuk dari yang kuasa agar setiap apa yang dilakukan akan mendapatkan keselamatan. Di Yogyakarta ada dua Dusun yang melaksanakan upacara ritual robyongan yaitu Dusun Kemadang Desa Kemadang dan Dusun Bleberan berdasarkan legenda antara Desa Bleberan dan kemadang di hubungkan oleh seekor naga besar dengan kepala berada di Kemad...
Apabila memaknai budaya gotong royong sebagai salah satu tujuan Gerakan Revolusi Mental, maka Gerakan Revolusi Mental sejatinya bersumber dari kearifan lokal yang ada disetiap pelosok desa-desa yang ada di Indonesia. Masyarakat desa memiliki keberagaman warna dan latar belakang masing-masing yang melekat pada setiap individu. Masyarakat yang memiliki identitas mereka sendiri-sendiri sebagai pribadi yang berbeda dengan yang lainnya. Dan keberagaman itulah yang memberi warna pada satu kesatuan masyarakat yang hidup berdampingan dalam satu wilayah yang disebut desa. Hidup berdampingan dalam satu wilayah tempat tinggal dan memiliki kontak sosial antara satu dan yang lainnya. Membuat masyarakat tak lepas dari saling menyapa, bekerjasama, tolong menolong hingga terkadang memiliki rasa kesamaan dan sepenanggungan. Kondisi tersebut memunculkan adat dan tradisi yang terbentuk dari kearifan lokal masyarakat menjadi sebuah kebiasaan yang turun-temurun di...