Ritual
Ritual
Ritual Daerah Istimewa Yogyakarta Gunung Kidul
Robyongan
- 21 November 2018

Upacara Tradisi Robyongan ini hanya dilaksanakan di kelurahan Bleberan , kec. playen , kabupaten Gunungkidul , Yogyakarta . 
 untuk daerah lainya tidak ada upacara tersebut. Upacara Robyongan di kenal sejak keberadaan pengembaraan laskar mataram dari wilayah timur ( Madiun ) yaitu Kyi Kromowongso yang merupakan cikal bakal masyarakat Padukuhan Bleberan. 
Ketika dalam pengembaraan  Kyai Kromowongso seperti dalam cerita berdirinya Desa Bleberan beliau adalah merupakan sosok yang suka akan laku topo broto dalam setiap pekerjaan yang akan di laksanakan pasti akan di lakukan semedi/topo broto untuk mencari wisik atau petunjuk dari yang kuasa agar setiap apa yang   dilakukan akan mendapatkan keselamatan.
Di Yogyakarta ada dua Dusun yang melaksanakan upacara ritual robyongan yaitu Dusun Kemadang Desa Kemadang dan Dusun Bleberan berdasarkan legenda antara Desa Bleberan dan kemadang di hubungkan oleh seekor naga besar dengan kepala berada di Kemadang sedangkan ekor/petit berada di Bleberan, Pada bulan purnama naga tersebut melakukan gerakan yang sangat dahsyat sehinga menimbulkan gelombang besar di laut selatan dan gelombang tersebut terdengar sekali di kemadang dan juga di Bleberan. Secara teori hal tersebut logis , sebab pada saat bulan purnama ombak laut lebih besar di bandingkan pada hari – hari biasa, sedang gelegar ombak yang menghantam tebing pantai terbawa oleh angin barat daya  yang kuat sehingga terdengar di Bleberan, tetapi  untuk saat ini sudah tidak dapat terdengarlagi.
Dalam laku topo broto ini adalah merupakan sebuah ritual yang biasa di lakukan oleh orang orang tua kita,  terlebih seorang pejuang ataupun laskar – laskar dalam kejayaan kerajaan – kerajaan pada waktu itu. Dalam rangka melindungi masyarakat di sekitar pada waktu Kyai Kromo wongso mengadakan laku topo broto yang akhirnya pada suatu malam mendapatkan sebuah wisik atau gaib, dalam gaib tersebut kyai Kromowongso mendapatkan gambaran bahwa di lingkup wilayahnya di Bleberan masyarakat ataupun semua pejuang yang berada di Bleberan akan terlindungi bahkan di Bleberan tidak akan bisa di lihat oleh siapapun terutama para penjanjah,  baik dari darat dan udara, bahkan di dusun Bleberan akan terlihat seperti hutan belantara yang seakan tidak ada penghuni, jika masyarakat mau mengadakan sedekah yang di sebut “ sedekah robyong “ dalam gaipnya kromowongso di perintahkan untuk semua wanita tua muda dan juga  anak anak untuk bersama sama hadir dalam acara  sedekah robyong tersebut dengan membawa sedekah yang berupa nasi putih dan ubo rampe dengan sarat al  :

  1. Untuk membawa sedekah tersebut harus menggunakan “  Kalo(jw)/nampan terbuat dari bambu yang baru
  2. Dalam kalo/nampan tersebut diletakan Tumpeng nasi yang di buat kerucut.
  3. Di sekeliling Tumpeng nasi putih di letakkan dua anakan tumpeng kcil dan  di kelilingi Gudangan / kudapan dengan berbagai sayuran
  4. Dan tumpeng nasi putih tersebut juga di berikan robyong  batang pare yang masih ada  daunnya ( Pare yang di wajibkan adalah pare pahit bukan pare yang lain )  yang sudah di rebus dengan panjang sekitar 1 meter.

Peserta ritual semua adalah perempuan dan anak anak, konon waktu itu peserta laki laki hanya Ky.Kromo wongso sebagai mudin yang mengikrarkan tumpeng robyong tersebut beserta maksud dan tujuannya.
Namun saat ini yang biasa hadir dari kaum pria adalah Dukuh, Kepala desa beserta ibu dan tetua Dusun dan mudin
Di samping warga masyarakat per KK khususnya perempuan untuk membawa sedekah seperti tersebut di atas sedang Tetua Padukuhan yang saat ini di sebut  Dukuh membawa seperangkat sedekah antara lain
1. Nasi liwet jenang merah putih
2. Jenang mego mendung
3. Jenang pliringan
4. Jenang puro
5. Jenang palang
6. Tumpeng golong
7. Jajan pasar ( Segala sesuatu makanan yang ada di pasar tersebut )
Ketika masyarakat secara keseluruhan telah hdir  maka acara tersebut  di mulai, menurut riwayat saat itu kyai kromowongso memulai dengan diawali menyampaikan wewarah/pitutur atau nasehat kepada masyarakat yang kemudian di tutup dengan doa, namun untuk saat ini upacara tersebut juga sebagai media untuk menyampakan beberapa informasi baik dari kegiatan padukuhan dan juga informasi tentang kegiatan Desa.
Namun sebelum di awali doa sedekah yang masih tertutup semuanya di buka, kemudian semua peserta mengambil batang pare yang di lilitkan di dalam tumpeng tersebut  kemudian dikenakan untuk  kalung ataupun untuk ikat kepala,  setelah selesai modin mengawali menyampaikan bagian dari sedekah yang di bawa dari sela – sela mudin membacakan doa ritual/rapal sedekah tersebut anak – anak dan dan juga peserta memberikan atau mengamini dengan keras sekali, doa tersebut kemudian di bacakan :
Kepada Ibu – ibu semua mari kita mulai upacara ritual robyongan dan semua peserta kami harap untuk mengaaminya :
Yang pertama sedekah yang berujud :
Segoliwet jenag abrit pethak meniko sarono ngemong mongi anggenipun sami bale griyo sedoyo masyarakat padukuhan Bleberan, mugi – mmugi dipun paringi jejek pajek kukuh bakuh wilijeng sa lebeting griyo lan sak jawining bale griyo lan mugi – mugi saban ingkang kagem sobo masyarakat padukuhan Bleberan sageto wilujeng  sak laminipun, Amiiiin
Tumpeng robyong Meniko damel sarono nyumerepi wali sobo ingkang jogo rumekso ing padkuhan Bleberan , mugi – mugi songsong agungipun sageto  memayungi sedoyo wargo masyarakat lan mugio babar prabowo katrenteman lan kawilujengan dateng sedoyo masyarakat Bleberan.Amiiin
Jenang Mego mendung Meniko kagem nyumerepi :
Tunjung sengoro ingkang mapanipun wonten ngnggil
Brojo sengoro ingkang mapapnipun wonten Tengah
Nogo sengoro ingkang mapanipun wonten Ngandap awit dipun sumerepi mugi mugi putro wayah Bleberan dipun tebihaken sangking godo rencono  rubedo  lan beboyo sahenggo kacelakakno ing karaharjan sak lami – laminipun. Amiiin
Jenang Pliringan meniko damel sarono mugi – mugi sak katahing godo rencono kang bakal nggendak sikoro dumateng sedoyo masyarakat padukuhan Bleberan sagedo sisnisihan/pliringan sahenggo ndadosno masyarakat ingkang tansah ayem – ayem toto titi tetntrem.Amiiin
Jenang Puro Meniko kagem nyumerepi wulan suro meniko mugi mugi masyarakat sagedo kaparingono  yuswo  panjang lan mugiyo kacekapaning boga cekap  ngajeng turah ing pawingking lan kagem sak lajengipun.Amiiin
Jenang palang, meniko kagem sarono memalangi sedoyo godo rencono lan beboyo ingkang bakal nggendak sikoro dateng masyarakat ing Bleberan dipun kawruhi mugi ndandosno kawilujenganing masyarakat ing padukuhan Bleberan
Memule/ golong, meniko damel nyumerepi Nabi sekawit nabi adam as lan ingkang cecikal bebakal ing padukuhan Bleberan sarto aji leluhuripun masyarakat ing padukuhan Bleberan awit pun sumerepi mugi – mugi masyarakat ing sedayanipun kapringan anugrah nikmah lan barokah sangking ingkang hamurbeng gesang njih Alloh SWT.
Jajan pasar, meniko kagem nyumerpi poro empu , mbok bilih warga masyarakat padukuhan Bleberan hanggadahi wesi aji anggenipun ndamelaken sarat sarono kirang jangkep mugio angsal pangapunten.
Kemudian mudin memulai membacakan doa  (ini adalah asli doa yang pada waktu itu di bacakan Kyi Kromowongso ):

  • Allohuma ponco boyo seko wetan tinulak bali mangetan tempakane lembu putih, sing putih podo nisih kinadangan rajah iman slamet. Amiiin
  • Allohuma ponco boyo seko kidul tinulak, bali mangidul tumpakane lembu abang, sing abang podo nyompang kinadangan rajah iman slamet. Amiiin
  • Allohuma ponco boyo seko kulon tinulak bali mangulon tumpakane lembu kuning sing kuning pada nyliring kinadangan rajah iman slamet. Amiiin
  • Allohuma ponco boyo seko lor tinulak balai mangalor tumpakane lembu ireng sing ireng podo meneng kinadangan rajah iman slamet. Amiiin
  • Allohuma ponco boyo seko nduwur tinulak bali manduwur tumpakane lembu biru sing biru podo mlayu kinadangan rajah iman slamet. Amiiin
  • Allohuma ponco boyo seko ngisor tinulak bali mangisor tumpakane lembu songgobuwono sing werno – werno podo lungo kinadangan rajah iman slamet. Amiiin

Saat mudin mengakhiri doa tersebut jajan pasar akan menjadi rebutan bahkan jajan pasar tersbut di sebarkan dan terjadi rebutan terutama anak – anak yang diajak.
Waktu pelaksaanaa kenduri robyong :
Waktu pelaksanaan kenduri robyong adalah dilaksanakan setiap bulan Suro ( bln jawa ) dan pada hari Jumat manis/legi.
Khikmah pelaksanaan kenduri robyong :

  • Menurut sejarah orang – orang terdahulu bahwa Bleberan dengan di adakan nya sedekah robyong tidak pernah belanda ataupun penjajah pada waktu itu yang dapat memasuki kawasan Padukuhan Bleberan, di ceritakan oleh saksi sejarah bahwa pada tahun 1949 ( clash II ) adanya satu compi gerilyawan yang terdesak hingga masuk di padukuhan Bleberan sehingga bermarkas di Rumah Bp.Trimo kasidin namun dapat di ketahui oleh spionase belanda hingga suatu saat satu compi belanda akan menyergap persembunyian tersbut namun ternyata satu compi belanda tersebut hanya berputar mengelilingi dusun Bleberan. karena kawasan ini hanya tampak hutan belantara, dan selalu terlihat gelap, sehingga laskar – laskar pejuang merasa aman berada di kawasan Bleberan tersebut.
  • Pada tahun 1991 ketika di pergunakan sebagai latihan perang dengan pusat latihan di Plaiyan, ketika helikopter akan melakukan pendaratan  di lapangan Bleberan, dengan persiapan berupa arah angin dan juga alat pengukur kecepatan angin  dan juga tanda pendaratan helikopter di buat dengan standar modern namun heli tersebut tidak dapat mendarat dengan beberapa kali tebang rendah akhirnya tetap gagal tidak dapat mendarat, yang akhirnya mendarat di sebelah utara dusun sawahan 1,5 km dari tempat yang telah di persiapkan.Dari hasil pembicaraan pilot helikopter tersebut menyatakan bahwa dari aatas landasan tersebut tidak tampak bahkan terlihat kabut tebal. Namun setelah dari sespuh Bleberan diminta untuk memberikan syarat, dan syarat itu diambilkan tanah dari cikal bakal/ eyang kromowongso baru kemudian di coba dan ternyata kemudian dapat mendarat dengan sangat mulus..


Khasiat dari tumpeng robyong:
Untuk tumpengnya sendiri sebagian masyarakat terdahulu, nasi tersebut di panaskan/di jemur (dibuat nasi aking ) yang kemudian dapat di perguanakan sebagai obat mules, panas dll dengan cara nasi aking tersebut di berikan dalam gelas dan diberikan air secukupnya dan kemudian untuk di minum.
Daun pare yang masih ada daunnya tersbut juga di keringkan dan di taruh di atas pintu masuk rumah dengan harapan sebagai  tolak balak
Makna dari upacara tumpeng robyong tersebut adalah untuk mendapatkan sebuah ketentraman dan kesejahteraan abadi  seperti yang tersirat dalam bahan/sesajen upacara :

  • Membentengi dusun dari segala penjuru agar kalis ing rubedo lan sambikolo untuk mencapai ketentraman tersirat dalam Doa upacara ritual robyongan .
  • Dalam kondisi aman dan tentram segala kebutuhan hidup akan dapat tercukupi dari hasil usaha tani yaitu pangan yang di simbulkan dalam tumpeng dan penyatuan aneka sifat gudangan dan obat tradisional  yang di lambangkan pada batang dan daun pare pahit.
  • Kebahagiaan dan kesejahteraan lebih mudah  dicapai bila jumlah anak diatur hal ini tersirat pada satu tumpeng induk/tumpeng robyong dan dua tumpeng anakan.

Ibu yang mempunyai peran penting dalam membangun/mengatur  rumah tangga mendidik anak – anak serta mempersiapkan anak – anak sebagai generasi penerus hal ini tersirat pada peserta kenduri robyongan yang hanya di ikuti oleh perempuan dan anak – anak.

sumber: http://andiplayen.blogspot.com/2011/03/tradisi-robyongan-di-bleberan-kec.html

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline