×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Kesenian

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Semarang

Warak Ngendhog

Tanggal 05 Aug 2018 oleh Oskm18_16418053_zenieth .

Warak Ngendog adalah mainan anak-anak yang dulu sangat populer di kota Semarang dan sekitarnya, dan biasa dijual saat megengan atau pasar malam/dugderan menjelang bulan suci ini. Bentuk fisiknya adalah hewan berkaki empat dengan leher panjang, berbulu keriting (bisa juga lurus atau acak-acakan) dengan aneka warna khususnya merah, putih, kuning, hijau dengan sudut-sudut tubuh dan kepala yang lurus, dan kenapa disebut ngendog (bertelur), karena kadang ditaruh sebutir telur dibawah ekornya yang lurus atau disela-sela empat kakinya. Nah, disini muncul interpretasi eksistensi makhluk imajiner ini dengan keragaman penduduk kota Semarang pada khususnya. Nah, bentuk fisik warak ngendog ini ada yang digambarkan seperti kambing, kuda, kerbau, barongsai atau bahkan badan anjing. Sementara kepalanya ada yang menyerupai kepala kambing, naga jawa, naga cina, dan sebagainya. Sementara bulu-bulunya juga punya banyak versi... ada yang keriting, lurus, berombak ataupun bersisik.

Disebutkan dalam buku Programa Dugderan Masjid Besar Semarang (2004), bentuk fisik warak ngendog mewakili suku-suku yang hidup di Semarang. Ada unsur Jawa yang terwakili dalam postur warak yang mirip kambing, sementara unsur Cina ada pada kepalanya yang mirip dengan naga, sedangkan unsur Arab diwakili dengan bulu-bulu rambutnya yang keriting. Bentuk Warak Ngendog yang macam-macam ini juga menjadi salah satu persoalan bila disepakati sebagai ikon kota Semarang, karena bentuk visual Warak selayaknay mencerminkan karakter mayoritas warga Semarang asli. Dalam pandangan para perajin Warak dan warga asli Semarang umumnya, tubuh warak memiliki sudut-sudut yang lurus dan tegas sebagaimana watak orang Semarang yang suka blak-blakan dan apa adanya. Sudut tubuh dan kepala yang tidak meliuk-liuk, simetris dan paduan antara tubuh kuda, leher unta dan kepala naga dengan bulu keriting berwarna merah, biru, hijau dan kuning. Warak Ngendog ini seolah sudah jadi ikon kota Semarang, karena selain muncul saat pasar dugderan sebagai mainan anak-anak, juga ditampilkan dalam berbagai kesempatan khususnya perhelatan yang terkait dengan Semarang itu sendiri. Warak Ngendog sudah jadi pemandangan yang lazim, termasuk sebagai maskot kota.

Wah, sepertinya saya harus berburu Warak Ngendog jika pasar dugderan nanti, karena mainan ini hanya ada saat Ramadhan yang merupakan perpaduan 3 budaya yang hidup disini. Tradisi Semarang Warak Ngendhog adalah mainan khas Kota Semarang yang muncul sekali dan hanya hadir di perayaan tradisi Dugderan. Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan gabungan beberapa binatang yang merupakan simbol persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang: Cina, Arab dan Jawa. Kepalanya menyerupai kepala naga (Cina), tubuhnya layaknya buraq (Arab), dan empat kakinya menyerupai kaki kambing (Jawa). Tidak jelas asal-usul Warak Ngendog. Binatang rekaan ini hanyalah mainan dalam bentuk patung atau boneka celengan yang terbuat dari gerabah. Siapa yang menginspirasi pembuatannya pun tak ada yang tahu. Yang pasti sejak dugderan digelar, sejumlah pedagang menggelar mainan ini. Dalam setiap penjualan, penjual menaruh telur ayam matang di bawahnya. Telur itu turut serta dijual bersama waraknya.

Warak ngendog aslinya memang hanya berupa mainan anak-anak dengan wujud menyerupai hewan. Jika dibandingkan dengan bentuk Warak Ngendog yang ada sekarang ini, Warak Ngendog yang asli terbuat dari gabus tanaman mangrove dan bentuk sudutnya yang lurus. Konon ciri khas bentuk yang lurus dari Warak Ngendog ini mengandung arti filosofis mendalam. Dipercayai bentuk lurus itu menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara apa adanya. Tak ada perbedaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan.

Selain itu Warak Ngendog juga mewakili akulturasi budaya dari keragaman etnis yang ada di Kota Semarang. Kata WARAK sendiri berasal dari bahasa arab "Wara'I" yang berarti suci. Dan Ngendog(bertelur) disimbolkan sebagai hasil pahala yang didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara harfiah, Warak Ngendog bisa diartikan sebagai siapa saja yang menjaga kesucian di Bulan Ramadhan, kelak di akhir bulan akan mendapatkan pahala di Hari lebaran. Warak Ngendog bagi Kota Semarang sudah menjadi ikon identitas kota dan sudah dikenal hingga keluar daerah. Beberapa titik di pusat kota, bahkan direncanakan akan dibangun patung Warak Ngendog sebagai maskot penegas ciri khas kota Semarang.

DISKUSI


TERBARU


Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...