|
|
|
|
Putri Kencana Ayu Tanggal 28 Oct 2017 oleh Riri . |
Tersebutlah kisah yang beredar di desa Medayu, Banjarnegara, tentang seorang puteri cantik yang diasingkan dari keraton, karena hidupnya selalu dikejar kejar raksasa yang ingin mangganggunya. Ya, dialah puteri kencana Ayu, bangsawan yang cantik dan berhati mulia.
Suatu hari, ia dibawa ke hutan yang jauh dari desa, karena gangguan si raksasa jahat yang sudah tahu. Semilir angin terasa sejuk menerpa raga. Rerimbunan pepohonan rindang seakan menjadi payung yang meneduhkan, namun tidak bagi sang puteri.
Di tengah gelap dan dinginnya malam, prajurit keraton dan warga desa terpaksa meninggalkan Puteri Kencana Ayu seorang diri ditengah hutan.
Rasa takut mulai menyelimuti hati sang Putri di hutan yang masih perawan itu. Namun apadaya, toh hal ini dilakukan untuk menyelamatkannya juga.
Malam semakin larut, sang putri mulai merasa lelah, akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. ia duduk di atas tumpukan kayu. Saatini daerah tersebut dinamakan “ Dukuh Kayuan “.
Suatu hari, seorang pria pengembara melihat Puteri Kencana Ayu di tengah hutan. Pria itupun terpesona dengan kecantikan wajah sang putri dan menaruh hati padanya. Melihat gelagat aneh dari sang pengembara, Putri Kencana Ayu merasa takut dan wedi ( bahasa jawa ). Sang Putri pun berlari ke arak barat untuk singgah disana. Hingga akhirnya tempat itu dikenal dengan nama “dukuh medina”.
Rasa pensaran membuat sang pengembara semakin gencar untuk terus mengejar sang Putri. Putri yang merasa sangat takut, terus berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran pria itu, sampai sampaisang Putri terperosok ke jurang dan hingga saat ini tempat itu disebut “ dukuh jurang “
Sadar bahwa pria itu masih terus mengejarnya, Putri Kencana Ayu bangkit dan dengan langkah gontai ia terus berlari kearah barat. Merasa keadaan sudah aman, sang Putri beristirahat sejenak. Dengan nafas yang terengah-engah, sang Putri tetap waspada dan menengok-nengok untuk memastikan keadaan. Oleh karena itu tempat tersebut diberi nama “ Dukuh Sidengok”
Selang beberapa saat, sang purtri seperti mendengar suara langkah kaki. Hatinya mulai was-was, dan diapun memutuskan untuk berlari ke selatan. Setelah jauh berlari, sang Putri berhenti untukmemastikan bahwa ia lepas dari kejaran pria itu. Putripun berdiri sambil melirik kanan dan kiri. Maka sekarang tempat itu dinamakan “ dukuh Cilinguk”.
Dari tempat itu, sang Putri melihat di arah selatan dan asap membumbung tinggi, ternyata disana ada sebuah karang yang terbakar atau kobar (dalam bahasa jawa ). Sehingga tempat itu sekarang bernama dukuh “karangkobar”.
Karena tak ingin pria tadi melihatnya, Putri Kencana Ayu memutuskan untuk berlari lagi ke utara. Ia merasa sangat lelah dan bingung, hingga akhirnya tempat itu ia duduk atau bahasa jawanya metengge. Dan kini tempat itu diberi nama dukuh “Sipete”.
Sementara pria itu masi terus mengejar sang Putri. Menyadari hal itu, Putri berlari kea rah utara sampai sampai rangkaian bunga atau kembang kanthil yang terurai di kepalanya terjatuh dan ditemukan oleh pria pengembara itu. Sehigga tempat itu sekarang dinamakan dukuh “sikembang”
Karena sangat lelah dan tak mampu berlari lagi, Putri Kencana Ayu tergeletak pingsan ( dalam bahasa banyumasan/dialek ; Ngglethak) . disuatu tempat. Sekarang tempat itu dinamakan dukuh “klethak”
(dikutip dari : Kumpulan Cerita Rakyat Banjarnegara jilid 1)
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |