|
|
|
|
Pest Maco?? Pesta Adu Kekuatan?? Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16018358_Syifa Tsaniya. |
Lebaran Idul Fitri tahun 2009 lalu, ada wartawan salah satu stasiun televisi yang datang ke kampung saya, Kelurahan Balai Kaliki, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Saat mereka datang, bertepatan dengan kegiatan tahunan yang sudah ada sejak tahun 1961. Kegiatan tersebut sangat mengasyikkan, karena dapat mempererat silaturrahmi antar warga, dan menjadi momentum untuk bermaaf-maafan saat lebaran. Lalu, apakah nama kegiatan tersebut?
“Jadi, nama kegiatan ini apa ya, pak?” Tanya sang reporter kepada salah satu warga.
“Nama kegiatan ini adalah Pesta Maco, diak,” Si bapak menjawab dengan antusias.
“Jadi para lelaki disini bakal adu kekuatan gitu ya, pak? Adu kemacoan?” Tiba-tiba warga yang berada disekeliling bapak tersebut tergelak.
Pesta Maco, itulah nama kegiatan tersebut. Kegiatan itu adalah agenda wajib bagi seluruh warga Kelurahan Balai Kaliki.
Jadi, pesta maco itu sendiri apa, ya?
Pesta maco bukanlah pesta adu kekuatan, melainkan pesta memakan maco. Karena akan ada banyak sekali maco yang terhidang dan siap untuk dimakan. Maco itu sendiri adalah sebutan salah satu ikan asin yang ada di Sumatera Barat. Nama ilmiahnya adalah Rasbore argyotaenia. Bentuknya kecil dan tipis, sehingga sangat renyah jika digoreng kering. Maka tidak heran, hamper disetiap rumah makan yang ada di Sumatera Barat menyediakan menu ‘sambalado maco goreng patai’
Lalu apa bedanya maco goreng ini dengan yang akan dihidangkan di pesta maco Kelurahan Balai Kaliki?
Jelas sangat berbeda!
Meskipun penyajiannya masih menggunakan ikan maco arai dan petai, hidangan ini jelas berbeda dengan sambalado maco goreng dan patai tadi. Letak perbedaannya adalah bahan dan cara pembuatannya.
Jika sambalado maco goring dan patai dibuat dengan cara digoreng lalu dicampurkan dngan petai dan cabai goreng, maka hidangan ini dibuat dengan cara ditanak dengan kuah santan. Sama seperti cara membuat gulai pada umumnya, santan yang telah dibumbui, kemudian dipanaskan. Saat telah sedikit matang, masukkan maco dan petainya. Setelah itu, makanan ditanak hingga santan dan makannya matang. Hidangan ini disebut dengan sambalado tanak.
Di daerah-daerah lain juga terdapat sambalado tanak dengan barbagai tambahan, seperti kentang, telur burung puyuh, dll. Lalu, apa istimewanya sambalado tanak ‘Pesta Maco’ dari Kelurahan Balai Kaliki ini?
Perbedaannya terletak pad acara penyajiannya. Pesta maco memang ‘hanya’tentang sambalado tanak. Namun cerita didalamnyalah yang berbeda. Makanan ini disajikan dengan cara bajamba (makan beramai-ramai), di sepanjang jalan di Bondo (saluran air) dan Sungai Batang Agam.
Bagaimana cara menyelanggarakan acara pesta maco ini?
Setelah selesai shalat Idul Fitri, para pemuda Kelurahan Balai Kaliki berkeliling kampung untuk meminta sumbangan beras, petai dan ikan maco arai(karena biasanya wara menyimpan stok ikan asin maco arai). Besoknya, pemuda dan pemudi Kelurahan Balai Kaliki memasak beras dan sambalado tanak di sekitar tempat makan. Beras dan sambalado tanak dimasak didalam dandang yang besar. Setelah itu, nasi dan sambalado tanak yang telah matang, dihidangkan diatas pelepah daun pisang yang telah disusun memanjang. Setelah salat zuhur, seluruh warga Kelurahan Balai kaliki langsung menuju tepi Sungai Batang Agam, lalu menikmatinya bersama-sama.
Tradisi ini hanya ada di Kelurahan Baliki. Untuk itu, jika anda tertarik melihat secara langsung bagaimana tradisi pesta maco ini, anda hanya perlu datang ke Kelurahan Balai Kaliki, Koto nan Gadang, Kota Payakumbuh saat lebaran idul fitri tiba.
Nama: Syifa Hilya Tsaniya
Fakultas: MIPA
NIM: 16018358
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |