Malam sura merupakan sebutan malam pergantian tahun Islam bagi masyarakat Jawa. Berbagai daerah di Jawa memiliki banyak cara dalam penyambutan pergantian tahun Islam ini, misalnya daerah Surakarta dengan ritual Sekaten, daerah Ponorogo dengan tradisi grebeg sura, daerah banten dengan pawai obor, sedangkan di daerah Wonogiri, Jawa Tengah diselenggarakan Ritual Jamasan Pusaka. Jamasan (bahasa Jawa) berarti mencuci/membersihkan/merawat. Jamasan pusaka merupakan tradisi masyarakat Jawa mencuci pusaka dengan tata cara tertentu.
Pusaka Mangkunegaran yang berada di Selogiri ada dua buah keris dan sebuah tombak peninggalan Raden Mas Said atau Mangkunegara I. Keris-keris tersebut bernama Kyai Karawelang dan Kyai Jaladara, sedangkan tombaknya diberi nama Kyai Totog. Pusaka tersebut disimpan di sebuah bangunan berbentuk tugu berukuran 7x7 meter dan tinggi 6 meter. Pada bagian puncak tugu dibuat semacam pintu yang memungkinkan untuk pengambilan pusaka di dasar dan untuk menutupnya dibuatkan semacam lempengan yang terbuat dari batu.
Upacara jamasan pusaka diawali dengan mengadakan prosesi pengambilan pusaka yang dilakukan oleh beberapa orang yang masih mempunyai hubungan darah dengan Mangkunegara. Selanjutnya diadakan acara tirakatan (doa bersama) pada malam harinya. Selanjutnya acara dimulai esok hari dibuka dengan acara arak-arakan menuju kantor Bupati Wonogiri. Sesampainya di pendopo Kabupaten Wonogiri diadakan upacara serah terima pusaka kemudian dikirabkan lagi menuju Kodim Wonogiri. Saat rombongan memulai kirab menuju Kodim, berbagai kesenian seperti: jathilan, reog, drum band dari salah satu sekolah di Wonogiri turut mengiringinya.
Setelah sampai di Kodim seluruh peserta upacara langsung membubarkan diri menuju ke beberapa kendaraan yang akan mengangkat mereka menuju ke Waduk Gadjah Mungkur. Selanjutnya, seluruh senjata pusaka itu akan diserahkan kepada seorang abdi dalem Mangkunegaran, untuk selanjutnya melalui prosesi upacara jamasan. Dengan berakhirnya tahap penjamasan pusaka ini, berakhirlah seluruh prosesi upacara jamasan pusaka Mangkunegaran selanjutnya seluruh pusaka akan dikembalikan lagi di tempatnya semula.
Prosesi Jamasan Pusaka Mangkunegaran (Peninggalan Pangeran Sambernyawa) telah menjadi event budaya yang disajikan di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri setiap bulan Sura atau Muharam. Selain sebagai wujud melestarikan budaya dan aset tradisi yang adiluhur, kegiatan ini bertujuan sebagai penambah daya tarik wisata di Kabupaten Wonogiri.
Sumber :
https://uun-halimah.blogspot.com/2008/09/upacara-jamasan-pusaka-mangkunegaran-di.html
https://infoselogiri.blogspot.com/2013/11/menjelang-jamasan-pusaka-selogiri.html
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang