Selain terkenal sebagai Kota Kembang, Bandung juga terkenal akan beragam kuliner tradisionalnya yang lezat. Salah satu camilan khas Bandung ini mungkin tidak sepopuler batagor, seblak, atau bakso cuanki di kalangan anak muda, tetapi rasanya tak kalah nikmat. Kudapan ini bernama opak linggar. Diberi nama demikian karena opak ini diproduksi massal di Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Selalin memproduksi opak, warga di desa tersebut juga memproduksi camilan lainnya, yakni rangginang dan kolontong.
Camilan berbentuk bundar dengan diameter kurang lebih 5 cm ini berbahan dasar tepung beras. Berbeda dengan kerupuk yang berbahan dasar tepung tapioka. Opak juga ada di beberapa daerah lainnya, namun opak linggarlah yang paling gurih dan renyah. Hal ini dikarenakan proses pembuatannya yang masih serba tradisional. Mulai dari penumbukan berasnya yang masih menggunakan lesung hingga pembakarannya yang menggunakan arang. Proses tanpa mesin inilah yang menjadikan opak linggar unik dan cita rasa khas melekat padanya. Terdakang jika memakai mesin, hasilnya tak sebagus yang diharapkan. Tetap cara tradisional yang terbaik. Proses pembuatan kudapan ini ternyata tidak singkat. Paling tidak memerlukan waktu seharian atau bahkan lebih lama saat musim hujan. Tidak gampang, tetapi tidak terlalu sulit pula.Terdapat tiga jenis varian rasa opak linggar, yaitu opak asin, opak manis, dan opak kelapa yang rasanya juga manis.
Tenyata opak linggar banyak diminati di luar Bandung, bahkan hingga ke luar pulau. Banyak orang dari luar Pulau Jawa yang memesan opak linggar setiap harinya. Tak jarang pula pemborong dari berbagai daerah datang untuk membeli opak linggar dalam jumlah banyak untuk dipasarkan lagi di daerah lain. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Tanpa perlu mengeluarkan uang lebih dari Rp 15.000,00 (pada tahun 2018) Anda sudah bisa menikmati satu bungkus opak linggar yang berisi sekitar 25-30 buah opak.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang