Cerita rakyat Putri Serindang Bulan berasal dari daerah Bengkulu . Alkisah dahulu kala di Bengkulu hidup tujuh perempuan bersaudara. Mereka merupakan putri Raja Wawang. Dari ketujuh bersaudara, Putri Serindang Bulan merupakan putri paling bungsu. Putri Serindang Bulan juga terkenal paling cantik. Telah banyak laki-laki ingin meminangnya tapi selalu ia tolak dengan alasan tidak ingin melangkahi keenam kakaknya. Keenam kakaknya sebenarnya berencana menikah setelah Serindang Bulan menikah. Mereka kemudian meminta agar Serindang Bulan Menikah terlebih dahulu. “Wahai adikku, sudah banyak laki-laki ingin meminangmu. Segeralah menikah. Jangan kuatir, kami semua akan menyusul menikah.” ujar kakak tertua. “Baiklah kakakku tersayang, Aku akan menikah. Aku berharap kakak semua cepat mendapat jodohnya.” Putri Serindang Bulan menyanggupi. Raja Wawang kemudian segera menyebarkan berita bahwa putri bungsunya, Serindang Bulan, telah siap u...
Ular N’Daung adalah seekor ular raksasa yang tinggal di sebuah puncak gunung di daerah Bengkulu. Ular N’Daung itu terkenal buas dan ganas yang akan memangsa siapa saja yang mendekati puncak gunung tersebut. Suatu ketika, seorang gadis cantik memberanikan diri mendekati puncak gunung karena ingin mencari bara gaib untuk mengobati ibunya yang sedang sakit keras. Bagaimana nasib gadis cantik itu selanjutnya? Simak ceritanya dalam Kisah Ular N’Daung berikut ini! * * * Dahulu, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu, hiduplah seorang janda tua dengan tiga anak gadisnya. Dari ketiga anak gadis tersebut, si Bungsulah yang paling rajin membantu ibu mereka bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ia juga yang harus memasak sepulang dari ladang. Sementara itu, kedua kakaknya hanya bermalas-malasan di rumah. Mereka tidak pernah membantu ibu mereka bekerja di ladang. Suatu hari, sang Ibu sakit keras, tidak mau makan dan minum. Melihat kon...
Cerita Lahmuddin dan Putri Raja ~ Di suatu negeri, tinggal seorang anak namanya Lahmuddin. Pada suatu hari dia berkata kepada bapaknya. Bapak saya mau sekolah sebab kawan-kawan saya semuanya telah bersekolah." Bapaknya lalu menjawab; "Bagaimana kamu mau sekolah, sedangkan baju saja tidak punya." Kemudian Lahmuddin memohon kepada orang tuanya agar ia dibelikan baju. Orang tuanya berkata; "bagaimana nak, untuk makan saja kita tak dapat. Sedangkan pencaharian bapak sehari-hari hanya mengambil rumput dan menjualnya ke pasar, hasilnya hanya dapat secanting beras, untuk dimakan saja tak cukup." Mendengar kata bapaknya itu Lahmuddin maklum, karena ingin sekali bersekolah ia setiap hari pergi juga ke sekolah. Hanya saja ia mengintip dari luar, sambil memperhatikan pelajaran yang diajarkan oleh guru kepada murid-muridnya. Begitulah seterusnya dan waktupun terus berjalan. Lahmuddin tetap rajin datang ke sekolah dan tekun memperhatikan pelajaran. Biar ia hanya dari...
Cerita Gadis Ambai ~ Gadis Ambai adalah sebuah cerita rakyat dari Sungai Ipuh yang suatu daerah terpencil sebelah utara dekat perbatasan Kerinci. Cerita ini sebenarnya seirama dengan cerita Malim Deman atau pun cerita Nawang Wulan. Hanya saja perbedaannya, kalau Malim Deman dan Nawang Wulan pelakunya berasal dari bumi dan kayangan, maka cerita rakyat ini, kita akan menjumpai pelakunya berasal dari negeri bawah air. Yang lazim disebut rakyat sebagai hantu air. Nah beginilah ceritanya. Di Sungai Ipuh suatu daerah sebelah utara dekat perbatasan Kerinci, hiduplah seorang bujang yang bernama Lelo. Perawakan badannya cukup perkasa dan tampan untuk ukuran pemuda masa itu, bujang Lelo ini sudah agak tua, belum juga disinggahi jodoh. Manakala teman sebayanya mengejeknya sebagai bujang tua, ia dengan tersenyum menjawab, "belum ada jodoh." Demikian olok-olok temannya itu semakin santer saja. Karena tidak tahan menahan olok-olok itu bujang Lelo memutuskan untu...
Alkisah Rakyat ~ Pada zaman dahulu kala, di suatu negeri tersebutlah seorang raja bernama Api. Raja Api ini tinggal di istana yang sangat indah. Hidupnya sangat senang karena negeriinya aman, makmur, dan sentosa. Di setiap penjuru halaman istananya terdapat pengawal bersenjata lengkap. Tetapi anehnya di istana itu tidak tampak seorang wanita pun. Semuanya laki-laki, kecuali permaisuri yang sedang hamil tua dan para dayang. Hewan yang amat disenangi oleh raja adalah seekor burung gagak buta. Raja menyenanginya karena burung gagak itu sangat setia, jujur, dan pandai berbicara. Pada suatu hari, berkatalah Raja Api kepada permaisuri yang bernama Putri Hijau. "Permaisuriku tercinta, aku akan berangkat ke luar kota melaksanakan kunjungan kerja. Jika engkau sudi, ada tiga hal yang aku minta kepadamu." "Apakah tiga hal yang hendak engkau minta kepadaku, wahai Kanda? Katakanlah terus terang, mungkin aku bisa membantu," sahut sang permaisuri. "Baiklah, Deng...
Alkisah Rakyat ~ Lama sebelum adanya Kesultanan di daerah Kabupaten Sambas, rupa-rupanya telah ada suatu kerajanaan yang diperintah oleh seorang raja yang tidak diketahui siapa nama raja tersebut. Bagaimana besarnya kekuasaan baginda, juga tidak dapat diketahui dengan pasti, hanya disebutkan bahwa baginda mempunyai dua orang isteri yang resmi (isteri muda dan isteri tua) disamping itu masih ada gundik-gundiknya yang lain. Dari isterinya yang tua, baginda memperoleh seorang putera. Begitu pula dari isteri yang muda, baginda juga memperoleh seorang putra. Nama isteri dan nama putra baginda juga tidak diketahui dengan pasti. Karena perasaan cemburu dan iri hati, isteri muda dapat mempengaruhi baginda dan baginda dengan kejam mengusir isteri tuanya bersama-sama dengan putranya yang masih kecil. Penderitaan batin ini lama sekali dialami oleh isteri tua, sampai anaknya menjadi dewasa. Setelah putranya dewasa, maka ibunya menurunkan ilmu-ilm...
Dahulu, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu, hiduplah seorang janda tua dengan tiga anak gadisnya. Dari ketiga anak gadis tersebut, si Bungsulah yang paling rajin membantu ibu mereka bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ia juga yang harus memasak sepulang dari ladang. Sementara itu, kedua kakaknya hanya bermalas-malasan di rumah. Mereka tidak pernah membantu ibu mereka bekerja di ladang. Suatu hari, sang Ibu sakit keras, tidak mau makan dan minum. Melihat kondisi ibunya yang parah itu, cepat-cepatlah si Bungsu memanggil tabib desa. Sang Tabib pun segera memeriksa keadaan perempuan tua itu. “Maaf, anak-anakku! Sakit yang diderita ibu kalian sudah sangat parah,” ungkap tabib itu. “Apakah Ibu kami masih dapat disembuhkan, Tuan Tabib?” tanya si Bungsu dengan cemas. “Iya, Bungsu. Ibu kalian masih bisa sembuh bila diberi obat khusus,” jawab tabib itu. ...
Pada zaman dahulu kala, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu hidup seorang janda tua bersama dengan tiga orang anaknya. Mereka hidup sangat kekurangan di sebuah gubug tua berdinding anyaman bambu dan beratap daun rumbia. Untuk dapat menyambung hidup sang janda beserta anak-anaknya menjual buah-buahan hasil kebun mereka yang tidak seberapa luas. Suatu hari sang janda tua itu sakit keras. Ia lalu dibawa berobat ke orang pintar yang ada di desanya. Kata sang orang pintar, dia harus diberi ramuan khusus berupa daun-daunan hutan yang dimasak secara gaib dari bara yang ada di puncak gunung. Apabila hal itu tidak segera dilakukan, maka penyakitnya semakin bertambah parah dan akan berujung pada kematian. Alangkah sedihnya anak-anak sang janda mendengar berita tersebut. Mereka menjadi sedih karena konon bara yang ada di puncak gunung itu dijaga oleh seekor ular gaib bernama n’Daung. Ular itu dipercaya oleh penduduk sekitar akan memangsa siapa saja yang mencoba mendekati bara....
Pada Zaman dahulu kala, di suatu negeri tersebutlah seorang raja bernama Api. Raja api ini tinggal di istana yang sangat indah. Hidupnya sangat senang karena negerinya aman, makmur, dan sentosa. Di setiap halaman istananya terdapat pengawal bersenjata lengkap. Tetapi, anehnya, di istana itu tidak tampak seorang wanita pun. Semuanya laki-laki, kecuali permaisuri yang sedang hamil tua dan para dayang. Hewan yang amat disenangi oleh raja adalah seekor burung gagak buta. Raja menyenanginya karena burung gagak itu sangat setia, jujur, dan pandai berbicara. Pada suatu hari, berkatalah Raja Api kepada permaisurinya yang bernama Putri Hijau, "Permaisuriku tercinta, aku akan berangkat ke luar kota melaksanakan kunjungan kerja. Jika engkau sudi, ada tiga hal yang aku minta kepadamu." "Apakah tiga hal yang hendak engaku minta kepadaku, wahai Kanda? Katakanlah terus terang, mungkin aku bisa membantu," sahut sang permaisuri. "Baiklah. Dengarkan baik-baik! Pertama, jagalah dir...