Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
5_Kisah Raja Api dan Putri Sulita
- 20 Mei 2018
Alkisah Rakyat ~ Pada zaman dahulu kala, di suatu negeri tersebutlah seorang raja bernama Api. Raja Api ini tinggal di istana yang sangat indah. Hidupnya sangat senang karena negeriinya aman, makmur, dan sentosa. Di setiap penjuru halaman istananya terdapat pengawal bersenjata lengkap. Tetapi anehnya di istana itu tidak tampak seorang wanita pun. Semuanya laki-laki, kecuali permaisuri yang sedang hamil tua dan para dayang.

Hewan yang amat disenangi oleh raja adalah seekor burung gagak buta. Raja menyenanginya karena burung gagak itu sangat setia, jujur, dan pandai berbicara. Pada suatu hari, berkatalah Raja Api kepada permaisuri yang bernama Putri Hijau. "Permaisuriku tercinta, aku akan berangkat ke luar kota melaksanakan kunjungan kerja. Jika engkau sudi, ada tiga hal yang aku minta kepadamu."

"Apakah tiga hal yang hendak engkau minta kepadaku, wahai Kanda? Katakanlah terus terang, mungkin aku bisa membantu," sahut sang permaisuri.

"Baiklah, Dengarkan baik-baik! 

Pertama, jagalah dirimu baik-baik. Jangan pergi kemana-mana.

Kedua, jangan lupa memberi makan burung gagak buta kesayanganku itu.

Ketiga, jika engkau melahirkan anak lelaki segera kabarkan kepadaku tetapi, jika engkau melahirkan anak perempuan segera dibunuh!" 

Setelah menyampaikan pesan itu, berangkatlah sang raja dengan kereta kuda beserta para pengawal dan pengiringnya menuju daerah yang akan ia kunjungi.

Selama sang raja dalam perjalanan, permaisurinya sering termenung dan gelisah. Kandungannya semakin besar, berarti saat melahirkan sudah semakin dekat. Hal yang menggelisahkan permaisuri adalah perintah suaminya untuk segera membunuh anak putri yang akan dilahirkannya. Kegelisahan itu pula yang menyebabkan ia lupa memberi makan burung gagak buta kesayangan raja.

Pada suatu hari, lahirlah anak yang dinanti-nantikan oleh permaisuri. Bayi itu cantik sekali. Kulitnya putih. Rambutnya ikal, hitam, dan lebat. Bayi perempuan itu diberi nama Sulita.

Dengan penuh rahasia, permaisuri memanggil para dayang dan pembantu pribadinya. Permaisuri berpesan kepada mereka agar nanti mengatakan kepada raja bahwa anak perempuan yang dilahirkannya itu telah dibunuh dan dihanyutkan di sungai yang sangat deras alirannya yang mengalir di pinggir ibu kota kerajaan.

Dua minggu kemudian, pulanglah sang raja dari luar kota. Setelah tiba di istana, sang raja langsung menemui permaisurinya yang kebetulan sedang terbaring di tempat tidur. Berkatalah sang raja. "Apa kabar permaisuriku? Mengapa engkau berbaring di tempat tidur?"

"Kanda Raja yang tercinta, keadaanku baik-baik saja. Kandunganku sudah kempis. Bayi perempuan yang aku lahirkan sudah kubunuh dan kubuang ke sungai."

"Kalau begitu bahagia sekali aku mendengarnya" ujar Raja Api dengan gembira. Kemudian raja berkata, "Bangkitlah dari pembaringanmu. Aku ingin bersantap bersamamu. Aku membawa daging rusa yang lezat sekali."
 

Ketika mereka bersantap, tiba-tiba berbunyilah gagak buta dari dalam sangkarnya. "Makanlah yang enak Tuan, biarlah aku dalam sangkar kelaparan!

Hiduplah dengan enak, tetapi bayi perempuan yang dilahirkan, kau singkirkan ke luar kota."
 
 
Raja Api tampak kaget mendengar kata-kata burung gagak yang tidak terduga itu. Raja merasa sangat gelisah. Setelah selesai makan, raja langsung bertanya kepada permaisurinya, "Hai permaisuriku, bicaralah dengan sebenarnya. Di mana bayi perempuan yang kau lahirkan itu sekarang?"

"Tuanku Raja yang tersayang, sesungguhnya bayi perempuan yang aku lahirkan itu telah tiada," jawab permaisuri.

"Permaisuriku, ingatlah. Apabila para pengawal kerajaan dapat menemukan bayi perempuan itu, engkau akan mendapat hukuman yang berat," tegas raja sambil berlalu menuju ruang peraduan.

Tidak terasa, lima belas tahun pun berlalu. Suasana telah banyak berubah. Bayi perempuan yang dipelihara oleh Dayang Santi di sebuah desa terpencil itu pun sudah beranjak menjadi seorang gadis jelita. Wajahnya semakin cantik, perilakunya baik serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Yang lebih menarik lagi adalah ia pandai mengobati berbagai macam penyakit. 

Pada suatu hari, di istana Raja Api yang selama ini tenang dan damai tiba-tiba dikejutkan sebuah berita bahwa sang raja jatuh sakit. Para tabib dan dukun istana telah bersusah payah mengobati raja, namun penyakit yang ia derita belum juga sembuh.

Oleh karena itu, diumumkanlah kepada khalayak ramai, barang siapa dapat menemukan dan membawa dukun atau tabib yang mampu mengobati penyakit sang raja, baik kepada orang yang menemukan dukun maupun dukun itu sendiri, akan memperoleh hadiah yang besar dari sang raja. Keselamatan hidupnya akan dijamin.

Pengumuman itu tersebar ke-mana-mana. Mendengar berita itu, timbullah keinginan Putri Sulita untuk mencoba mengobati penyakit yang diderita oleh raja.

Pagi-pagi benar, berangkatlah Putri Sulita bersama pengasuhnya, Dayang Santi. Tepat ketika matahari sepenggalah, sampailah mereka di istana raja. Seorang pengawal langsung menghampiri mereka dan menanyakan apa maksud dan tujuan kedatangan mereka. Sementara itu, pengawal-pengawal lain memperhatikan gerak-gerik kedua wanita yang baru saja datang itu. Maklum, selama kerajaan berada di bawah kekuasaan Raja Api, jarang kaum wanita bisa keluar masuk istana.

"Begini, Tuan. Kami mendapat berita bahwa Yang Mulia Raja Api, dalam keadaaan sakit keras," ujar Dayang Santi, "kami ingin mencoba mengobati penyakit yang diderita Tuan Raja."

"Ooo....., kalau begitu, silakan masuk!" ujar salah seorang yang tampaknya menjadi pemimpin para pengawal istana raja. Kemudian, Putri Sulita dan Dayang Santi dibawa masuk ke kamar tempat sang raja sedang terbaring lesu.

Tidak terlalu lama, selesailah pengobatan yang dilakukan oleh tabib wanita muda yang sangat cantik jelita itu. Perlahan-lahan raja mulia sadarkan diri. Kemudian, raja mulai melihat ke kanan kiri. Sejenak kemudian, ia bangkit dari pembaringannya dan bersandar di tempat tidur. Wajahnya mulai berseri-seri. Sang raja merasa terharu dan bahagia karena bisa kembali sehat seperti sediakala. Beliau pun merasa sangat berutang budi kepada dukun yang telah mampu mengobatinya.

Sesuai dengan pengumuman yang disebarkan, sang raja meminta agar putri Sulita dan Dayang Santi tinggal bersama raja di istana. Setelah itu berkatalah sang raja. "Sebagai tanda terima kasihku, mulai hari ini aku nyatakan bahwa Putri Sulita, tabib wanita yang telah menyelamatkan nyawaku, aku angkat sebagai anak kandungku yang berhak mendapat gelar dan akan menjadi ratu bila saatnya tiba."

Mendengar ucapan raja itu permaisuri sangat bahagia. Demikian pula Dayang Santi. Sejak itu, mereka menetap di istana, mendapat perhatian dan jaminan keselamatan hidup dari Raja Api yang dahulu terkenal sangat bengis dan galak.

Kesimpulan :
Kejujuran dan kebaikan budi seseorang dapat menaklukkan kebathilan dan kelaliman.

Sumber : Cerita Rakyat Dari Bengkulu oleh H. Syamsuddin dkk.
http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/02/kisah-raja-api-dan-putri-sulita.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya