Kode-Kode Nusantara
50 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Asal Mula Pohon Aren
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Aren atau enau merupakan tanaman serba guna. Tingginya bisa mencapai 25 meter dengan lebar bisa mencapai 65 cm. Air sadapan tandan bunga jantan dinamakan nira biasa diolah menjadi gula aren atau gula merah, diolah menjadi minuman tuak atau terkadang nira juga diolah menjadi cuka walaupun sekarang sudah terdesak oleh cuka buatan pabrik, biji buahnya bisa diolah menjadi kolang kaling sebagai campuran es atau kolak, daunnya biasa digunakan sebagai atap rumah rakyat di pedesaan, pucuk daunnya yang masih kuncup dinamakan daun kawung bisa digunakan sebagai daun rokok, ijuk dari pohon aren bisa dipintal menjadi tali, sementara dari lidinya bisa dibuat menjadi sapu lidi.   Tuak hasil olahan air nira memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan sosial orang Batak. Selain sebagai minuman, biasanya tuak digunakan dalam upacara-upacara adat masyarakat Batak, bisa juga untuk menyiram beberapa jenis tanaman, atau digunakan untuk sesaji bagi arwah orang yang sudah meninggal.  ...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Silinduat (Kembar)
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Dahulu kala ada sebuah cerita yang berasal dari Pulau Samosir di desa si dugur-dugur tinggallah seorang laki-laki bernama guru Hatimbulan. Beliau adalah seorang si Baso atau pendeta namanya datu Arak ni pane. Istrinya bernama Nansindak panaluan. Mereka sudah lama menikah tetapi belum juga dikaruniai seorang anak. Sesudah perempuan itu hamil maka luar biasa lamanya barulah anak itu lahir, semua penduduk kampung itu menganggap keadaan itu hal yang gaib, saat itu juga terjadi kelaparan juga teriknya tak tertahankan, kerah tanah menutupi hubangan-hubangan dan rawa-rawa. Karena kepala persatuan pemujaan roh-roh menjadi risau ia pergi menjumpai guru Hatimbulan dan mengatakan kepadanya: mengapa keadaan yang seperti ini tidak berubah-ubah karena kejadian belum pernah terjadi mereka pergi untuk mencari sebabnya dan mengajak kepada Debata atau dewa yang adil sehingga guru Hatimbulan menjawab: ”semua bisa terjadi” lalu raja Bius mengatakan: ”semua orang heran mengapa istrimu...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Tombak Milik Si Bagas Marhusor
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Kisah, “Tombak Milik Si Bagas Marhusor” berasa; dari sebuah naskah Batak yang berjudul (Hujur Ni Si Bagas”. Naskah ini diterjemahkan oleh Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985. Cerita ini mengisahkan perjalanan hidup Bagas Marhusor yang penuh perjuangan dan tantangan. Dikisahkan bahwa Bagas Marhusor, anak Partiang Narbulus, lahir bersamaan dengan lahirnya Panjahatua Todosdiari, anak Raja Parsahala Sotarihuthon yang berkuasa di Lobu Sotartaban. Semula menurut ramalan Datu Pamurpur Mardupa, anak raja akan menjadi anak ajaib yang luar biasa, tetapi pada perkembangan selanjutnya, teryata justru Bagas Si Marhusor yang berkembang menjadi anak biasa, baik kecerdasan maupun kebaikan hatinya. Dalam setiap perundingan Bagas Marhusor selalu menengahkan Panjahatua Todoshiari. Dikisahkan ketia sedang berburu babi di hutan, raja diserang oleh seekor babi hutan. Partiang Narbulus, ayah Bagas Marhusor, dapat menyelam...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Alat Musik Gung dan Penganak
Alat Musik Alat Musik
Sumatera Utara

Penganak dan Gong tergolong di kelompokan dalam alat musik idiophone (bergetar untuk menghasilkan suara). Perbedaan antara keduanya dengan gong nusantara lainnya terletak pada ukuran dan lebar diameternya. Alat musik ini memiliki ukuran diameter yang terbilang cukup besar di angka 68 cm dan penganaknya berukuran kecil sekitar 16 cm. Gong dan penganak terbuat dari logam kuningan, sedangkan alat pemukulnya yang dinamai Palu-Palu terbuat dari kayu dengan benda lunak diujungnya (biasanya diikatkan kain).   https://www.silontong.com/2018/05/05/alat-musik-tradisional-sumatera-utara/

avatar
Roro
Gambar Entri
Penganak dan Palu-palu
Alat Musik Alat Musik
Sumatera Utara

Penganak  dan  gung tergolong dalam jenis  suspended idiophone/gong berpencu yang  memiliki persamaan dari segi konstruksi bentuk, yakni sama seperti gong yang umumnya terdapat pada kebudayaan musik nusantara. Perbedaan keduanya (Penganak  dan  gung)  adalah dari segi ukuran  atau lebar  diameternya. Gung memiliki ukuran yang besar (diameter 68,5 cm), dan  penganak memiliki ukuran yang kecil (diameter 16 cm). Gung dan Penganak ini terbuat dari kuningan, sedangkan  palu-palu  (pemukulnya)  terbuat dari kayu dengan benda lunak yang sengaja dibuat di ujungnya untuk menghasilkan suara gung yang lebih enak didengar (palu-palu gung). Sumber : Arsip Batak Karo Sumber : http://blogboykits23.blogspot.com/2014/04/alat-musik-karo-beberapa-alat-musik.html

avatar
Roro
Gambar Entri
Gung dan Penganak Suku Karo
Alat Musik Alat Musik
Sumatera Utara

Gung dan Penganak Gung dan Penganak tergolong dalam jenis suspended idiophone/gong berpencu yang memiliki persamaan dari segi konstruksi bentuk, yakni sama seperti gong yang umumnya terdapat pada kebudayaan musik nusantara. Perbedaan keduanya (Penganak dan gung) adalah dari segi ukuran atau lebar diameternya. Gung memiliki ukuran yang besar (diameter 68,5 cm), dan penganak memiliki ukuran yang kecil (diameter 16 cm). Gung dan Penganak ini terbuat dari kuningan, sedangkan palu-palu (pemukulnya) terbuat dari kayu dengan benda lunak yang sengaja dibuat di ujungnya untuk menghasilkan suara gung yang lebih enak didengar (palu-palu gung). https://www.silontong.com/2018/05/05/alat-musik-tradisional-karo/

avatar
Roro
Gambar Entri
Candi Tandihat 1
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Utara

Situs Biaro/Candi Tandihat I berada di Desa Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Secara astronomis, situs ini berada di koordinat N1.37409 E99.75404 dengan luas areal ± 3.500 m2 dan luas bangunan + 36 m2. Batas-batas situs, antara lain: sebelah Utara berbatasan dengan kebun sawit, sebelah Selatan berbatasan kebun sawit, sebelah Barat berbatasan dengan kebun sawitdan sebelah Timur berbatasan dengan kebun sawit. Situs ini telah teregistrasi sebagai Cagar Budaya dengan nomor RNCB.20111017.04.000415 dan telah mendapatkan penetapan dari kementerian dengan SK Menteri NoPM.88/PW.007/MKP/2011 dan pada saat ini dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh. Situs Biaro/Candi Tandihat I dalam kondisi terawat, memiliki fasilitas pelindungan berupa pagar situs, papan nama situs, papan larangan, meunasah dan juru pelihara. Biaro/Candi Tandihat I (Sijoreng Belanga I) terletak di Desa Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabup...

avatar
Rizki Kitiang
Gambar Entri
Candi Tandihat 2
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Utara

Situs Biaro/Candi Tandihat II berada di Desa Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Secara astronomis, situs ini berada di koordinat 1º22’42.0”N 99º45’20.7”E dengan luas areal ± 2.400 m2 dan luas bangunan + 20 m2. Batas-batas situs, antara lain: sebelah Utara berbatasan dengan jalan setapak, sebelah Selatan berbatasan kebun sawit, sebelah Barat berbatasan dengan kebun sawit dan sebelah Timur berbatasan dengan kebun sawit. Situs ini telah teregistrasi sebagai Cagar Budaya dengan nomor RNCB.20111017.04.000416 dan telah mendapatkan penetapan dari kementerian dengan SK Menteri NoPM.88/PW.007/MKP/2011 dan pada saat ini dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh. Situs Biaro/Candi Tandihat II dalam kondisi terawat, memiliki fasilitas pelindungan berupa pagar situs, papan nama situs, papan larangan, meunasah dan juru pelihara. Candi Tandihat II/Joreng Belanga II terletak di Desa Tand...

avatar
Rizki Kitiang
Gambar Entri
Nai Manggale (Si Gale-Gale)
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Jika kita pergi ke pulau Samosir di tengah Danau Toba, Sumatera Utara, maka kita akan mendapati Si Gale-Gale sebuah patung yang bisa bergerak. Si Gale-Gale adalah sebuah patung kematian yang dibuat apabila ada seseorang yang meninggal tanpa memiliki keturunan. Dimaksudkan agar orang yang meninggal tidak berduka di alam baka. Menurut kepercayaan orang Batak zaman dahulu, orang yang meninggal tanpa memiliki keturunan, roh-nya akan memasuki patung Si Gale-Gale. Patung tersebut kemudian akan dituntun oleh seorang dalang bersorban sementara para penonton akan menari mengelilingi patung sambil bersedekah pelipur lara kepada patung. Adapun bentuk Si Gale-Gale biasanya dibuat tanpa kepala. Kemudian di bagian kepala patung akan diletakkan tengkorak orang yang meninggal. Muka patung diwarnai dengan kuning telur, matanya dibuat dari oleh buah-buahan, rambutnya dari rambut kuda, dan tubuh patung diberi pakaian lengkap yang indah. Patung yang bisa bergerak Si Gale-Gale konon...

avatar
Sri sumarni