Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Pulau Samosir
Silinduat (Kembar)
- 17 November 2018

Dahulu kala ada sebuah cerita yang berasal dari Pulau Samosir di desa si dugur-dugur tinggallah seorang laki-laki bernama guru Hatimbulan. Beliau adalah seorang si Baso atau pendeta namanya datu Arak ni pane. Istrinya bernama Nansindak panaluan. Mereka sudah lama menikah tetapi belum juga dikaruniai seorang anak. Sesudah perempuan itu hamil maka luar biasa lamanya barulah anak itu lahir, semua penduduk kampung itu menganggap keadaan itu hal yang gaib, saat itu juga terjadi kelaparan juga teriknya tak tertahankan, kerah tanah menutupi hubangan-hubangan dan rawa-rawa. Karena kepala persatuan pemujaan roh-roh menjadi risau ia pergi menjumpai guru Hatimbulan dan mengatakan kepadanya: mengapa keadaan yang seperti ini tidak berubah-ubah karena kejadian belum pernah terjadi mereka pergi untuk mencari sebabnya dan mengajak kepada Debata atau dewa yang adil sehingga guru Hatimbulan menjawab: ”semua bisa terjadi” lalu raja Bius mengatakan: ”semua orang heran mengapa istrimu begitu lama hamil para bidan menerangkan bahwa kehamilan itu telah terlalu lama karena perkataan itu maka timbullah pertengkaran akan tetapi tidak ada yang cidera atau mati. Saat itu juga perempuan itu melahirkan anak kembar, seorang anak laki-laki dan perempuan seketika itu juga maka hujan pun turun lebat, semua tanam-tanaman tumbuh dengan segar sehingga guru Hatimbulan memotong seekor lembu untuk mendamaikan kekuasaan jahat itu. Ia juga mengundang semua pengetua-pengetua dan kepala-kepala dalam perjamuan itu di mana nama anak-anak itu akan diumumkan putra itu diberi nama Aji donda atahutan dan putri itu diberi nama Si boru Tapi nauasan. Sehabis pesta tamu-tamu telah menasehatkan supaya anak-anak itu jangan kiranya bersama-sama diasuh, yang satu kiranya dibawa ke barat dan yang satu lagi dibawa ke timur, sebab kelahiran kembar, istimewa yang berlainan jenis adalah satu masalah yang sangat tidak baik menurut pahamter, akan tetapi guru Hatimbulan tidak mengendalikan nasehat arif bijaksana dari pengetua-pengetua dan kepala itu. Lama-kelamaan terbuktilah apa yang diungkapkan pengetua itu benar-benar.

Guru Hatimbulan mendirikan gubuk kecil di bukit suci, ke mana dia membawa anak-anak itu, seekor anjing kurus membawa mereka dalam setiap hari guru Hatimbulan membawa mereka setelah anak-anak itu menjadi dewasa maka putri atau gadis itu ketika berjalan-jalan kebetulan melihat sebuah pohon bernama pui-piu tanggu. Pohon itu mempunyai buah yang masak dan manis, si boru Tapinuansa ingin makan buah-buah itu karena itu ia memanjat buah pohon tersebut, ia mengambil dan memakainya akan tetapi ia ditelan pohon itu dan ia menjadi satu dengan pohon tersebut, hanya saja kepalanya masih kecil dan kelihatan. Saudaranya menunggu sampai sore dalam kebimbangan mengenai nasib saudaranya kemudian dia pergi ke hutan untuk memeriksanya sambil memanggil-manggil namanya dengan suara yang nyaring. Dekat pada pohon tersebut sehingga gadis tersebut menyahutinya, Donda heran melihat kejadian itu dan menanyakan mengapa sampai terjadi hal ini. Donda memanjat pohon itu dengan maksud menolong saudaranya, akan tetapi ia juga lengket di pohon tersebut. Kedua anak itu menjerit minta tolong akan tetapi suara sedih hilang dalam gelap gulita itu. Besok paginya anjing mereka datang berlari-lari maka ia pun ikut juga tertelan di pohon itu hanya saja kepalanya kelihatan. Guru Hatimbulan telah kehabisan akal ia telah banyak mengeluarkan uang untuk datu-datu keperluan gondang dan kurban untuk roh-roh, apa saja yang ia minta diberikan tetapi ia menjadi putus asa. Beberapa hari kemudian ia menemukan datu parponsa ginjang memperkenalkan dirinya. Ia menerangkan dengan pasti bahwa ia dapat melepaskan orang-orang itu. Guru Hatimbulan mendengarnya ia menjawab janganlah kutuk saya, tetapi kutuk lah dirimu sendiri lalu roh itu berkat ” jikalau begitu semestinya bapak pergunakanlah saya dari sekarang sebagai:

Penangkal pada musim hujan
Pemanggil hujan dalam musim kemarau
Penasehat dalam pemerintahan dalam negeri
Teman seperjuangan dalam peperangan
Sumber kebusukan, kerusakan dalam penyakit dan kematian

 

 

Referensi:

  1. Indotim (https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/cerita-rakyat-nusantara-v/10/)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana