erbicara kuliner untuk Sumatera Barat tidak ada habisnya. Mulai dari Rendang, hingga kuliner lainnya yang dipandang sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia. Tidak salah, kalau kuliner dari Sumatera Barat sangat diminati dan digemari banyak orang. Untuk Sumatera Barat sendiri pun, punya ciri khas disetiap daerahnya. Sebut saja, Gulai Itiak (gule bebek) yang merupakan ciri khas masyarakat Payakumbuh. Begitu juga dengan Dendeng Batokok (makanan dari irisan daging sapi yang dipukul sampai lunak untuk dibumbui) yang berasal dari Kota Sawahlunto. Keunikan inilah yang mengantarkan Sumatera Barat sebagai gudangnya kuliner. Itu dibuktikan dengan menjamurnya rumah makan asal Ranah Minang yang hampir ditemukan disetiap daerah, bahkan luar negeri sekalipun. Masing-masing rumah makan juga memberikan warna hidangan yang berpariatif, sesuai dengan keunggulan yang dimiliki. Berkaitan dengan Dendeng Batokok, kuliner ini adalah ciri khas Kota Sawahlunto. Hampir disetiap rumah makan yang ada di Kot...
Bahan-Bahan Daging Kambing (iris tipis) 6 buah tahu Bandung (potong dadu) Bumbu ungkep: 5 cm jahe 5 siung bawang putih 1 sdt lada hitam secukupnya Garam 1 buah Jeruk nipis Bumbu ulek: 15 cabe merah 5 cabe rawit setan 7 siung bawang merah secukupnya Garam Tambahan: 2 lembar daun jeruk Minyak utk menggoreng Cara Membuat Cuci bersih daging, kasih perasan jeruk nipis dan lada hitam, lalu ungkep dgn bumbu, sisihkan air kaldunya. Goreng tahu sisihkan, goreng dendeng sisihkan Tumis cabe, tambahkan kaldu, daun jeruk, garam, masak hingga bau langu hilang, koreksi rasa. Campurkan tahu dan dendeng dgn cabe, aduk rata dan siap disajikan dengan nasi hangat Alamat & Kontak Penjual: Rumah Dendeng Siti Nurbaya Jl. Damar 1 No.6, Olo, P...
Bahan-Bahan 500 gr daging sapi 1 sdm ketumbar 1 sdt merica 1 sdm jinten 10 siung bawang merah 5 siung bawang putih 2 sdm mentega 250 cabai merah kriting 1 buah jeruk nipis 100 gr buah kabau minyak untuk menggoreng Cara Membuat Daging potong tipis Haluskan bawang putih, bawang merah, jinten, ketumbar, merica Rebus daging dengan bumbu yang dihaluskan sampai air habis tambah perasan air jeruk nipis Tumbuk daging yang sudah direbus Goreng daging dengan campuran mentega, sisihkan Goreng biji kabau, sisihkan Tumis cabai, bawang putih, bawang merah yang sudah dihaluskan campurkan dengan daging dan biji kabau Alamat Penjual: Rumah Makan Sarumpun Jalan Dipatiukur No 83, Bandung (dekat UNIKOM, samping Indomaret) sumber: https://cookp...
Bahan-Bahan 1/4 kg daging potong dendeng bahan ungkap: lengkoas geprek 2 lembar daun jeruk 2 lembar daun salam seujung sendok teh ketumbar dihaluskan secukupnya garam bahan balado: 1 ons cabe hijau (rawit 7bh) 1 bh tomat hijau secukupnya garam 3 siung bawang merah jika suka tombak bawang jeruk nipis Cara Membuat Ungkap daging dendeng dg bahan diatas 2mnt Geprek dendeng sesuai selera (jgn sampai hancur) Olesi dendeng dg minyak kelapa trs bakar pake teflon Ulek kasar cabe hijau,rawit bersamaan bawang merah beri air jeruk nipis sedikit tambah garam secukupnya,iris tipis tomat (aduk sambil diulek kasar) Panaskan minyak secukupnya dan beri 2sdm minyak kelapa Cabe nya dipindah ke piring lalu disiramkan minyak yg panas aduk dipiring dan koreksi rasa Plating dendeng dan siramkan cabe h...
Bahan : Cumi-cumi segar > 500 gram Tahu kuning/Bandung ukuran sedang > 2 buah, haluskan dengan garpu Telur > 1 butir, kocok lepas Daun bawang > 1 batang, iris halus Minyak 3 sendok makan untuk menumis Serai > 1 batang, memarkan Daun kunyit > 1 lembar, buat simpul Daun salam > 2 lembar Lengkuas > 3 cm, memarkan Santan > 300 ml dari ½ butir kelapa Garam dan gula merah secukupnya Bumbu halus : Bawang merah > 8 butir Bawang putih > 4 siung Cabai merah > 2 buah Ketumbar > 1 sdt Merica > ½ sdt Kemiri > 4 butir Jinten > ¼ sdt Kunyit > 2 cm Cara membuat Gulai Cumi Isi Tahu Bandung: Bersihkan cumi, buang tinta dan kotorannya lalu beri perasan jeruk nipis. Sisihkan. Campur tahu, daun bawang dan telur kocok, b...
Pada zaman dahulu kala terdapat sebuah desa yang tenang. Penduduknya pun beragam mulai dari petani, nelayan, ataupun pedagang. Letak desa ini berada di sekitar pesisir pantai di Sumatera Barat. Pemandangan indah dapat dilihat ketika sore hari menjelang. Di desa yang tenang itu hiduplah seorang Ibu yang sudah cukup tua dan seorang anak laki-lakinya. Anak itu bernama Malin Kundang, ia memiliki tanda lahir di tangannya. Malin hanya hidup bersama Ibunya, karena telah lama ditinggal Ayahnya yang berlayar dan tidak kembali lagi. Ibunya setiap hari bekerja dengan keras untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka berdua. Hari-hari mereka lewati bersama. Tidak terasa Ibu Malin semakin tua dan Malin telah beranjak dewasa. Malin yang dewasa berusaha menggantikan Ibunya bekerja. Ia bekerja apapun yang penting adalah ia dapat mendapatkan upah. Upah yang tidak mencukupi kehidupan Malin...
Di Sumatera Barat atau tepatnya di padang ada sebuah makanan khas dari buah pisang yang dinamakan godok pisang, biasanya godok pisang juga ditemukan di Bandung pada saat bulan Ramadhan beberapa rumah makan Padang yang menyediakan godok pisang seperti ditempat yang biasa saya kunjungi, yaitu RM Padang Kapau Mananti di daerah Palasari Bandung. Godok pisang itu selalu di temani dengan air gula merah. Adapun bahan bahan untuk membuat Godok Pisang adalah sebagai berikut. 1 sisir pisang Raja Bulu 1/2 Kg Terigu 1 sdm Gula (sesuai selera) 1 sdt Vanili Garam secukupnya untuk rasa gurih Minyak Goreng 1/4 Kg Santan 1/4 Kg Gula Merah 2 sdm Tepung Maizena 1 Kayu Manis Adapun cara membuatnya yaitu pertama kupas semua pisang lalu di haluskan dengan menggunakan garpu atau sendok lalu campur terigu setelah semuannya menyatu tambahkan gula,vanili,dan garam sesuai selera. Setelah itu panaskan Minyak goreng untuk menggoreng pisangnya. Sambil menggoreng pisang...
Tesis ini bertujuan untuk mengungkap transmisi ajaran tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Minangkabau. Tesis ini ingin membuktikan bahwa tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah telah masuk dan berkembang di Minangkabau pada awal abad ke 19 M atas jasa Syekh Ibrahim Kumpulan, kemudian Syekh Ismail melalui murid-muridnya yang berasal dari Minangkabau yang telah diijazahkannya sebagai mursyid. Kesimpulan tesis ini akan membantah beberapa peneliti seperti Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Survei Historis, Geografis, dan Sosiologis. Bandung: Mizan, 1988, Bruinessen mengatakan bahwa tarekat Naqsyabandiyah berkembang di Minangkabau pada pertengahan abad 19 M (1850) yang disebarkan oleh Syekh Ismail al-Khalidi. Selain itu, Bruinessen juga berpendapat bahwasanya Syekh Ibrahim Kumpulan merupakan khalifah dari Syekh Sulaiman Zuhdi. Sependapat dengan hal ini BJO Schrieke. Pergolakan Agama di Sumatera Barat; Sebuah Sumbangan Bibliografi. Jakarta: Bhatara, 1973, Schrieke ber...
Berdirinya Rumah Gadang Minangkabau tidak hanya sebagai tempat tinggal semata saja, melainkan banyak nilai-nilai filosofis dalam membangun Rumah Gadang Minangkabau. Banyak fungsi dari Rumah Gadang Minangkabau dikembangkan dalam pembangunannya, seperti sebagai tempat pertemuan keluarga besar, sarana ibadah, penyimpanan hasil tani, dan yang terakhir sebagai wadah kesenian. Rumah Gadang Minangkabau pada bangunan tampak luarnya dipenuhi dengan ukiran-ukiran di dindingnya dengan gaya Minangkabau. Corak yang ditampilkan pada ukiran Rumah Gadang Minangkabau ini berbentuk flora yang tersusun secara teratur dan geometris. Tidak ada corak atau ukiran yang menggambarkan makhluk bernyawa seperti hewan dan manusia, namun penamaan atau tajuk corak ukiran Rumah Gadang Minangkabau menggunakan nama makhluk bernyawa. Untuk mendapatkan ukiran yang baik komposisi dan bentuknya diperlukan seorang tukang ukir yang tahu unsur-unsur seni tradisi atau yang memiliki jiwa seni dan rasa estetika. Seorang tuk...