Siti Baheram adalah seorang perempuan muda asal Sungai Pasak, Pariaman yang dibunuh oleh pemuda bernama Ajo Juki, pecandu judi. Aju Juki ini masih memiliki hubungan kekerabatan dengan perempuan tersebut. Baheram ditemukan meninggal pada malam Minggu 11 November, tengah malam menjelang 12 November 1916, di Batang Sungai Pasak, Pariaman setelah mengalami penganiayaan. Pada telinga kanannya terdapat luka dan lehernya memiliki bekas diikat dengan rambut dan baju. Perhiasan yang ia pakai juga raib. Pembunuhan terjadi ketika Baheram hendak pulang ke rumah usai berkunjung dari rumah mertuanya di Kota Marapak. Kala itu, perempuan berusia 20 tahun ini memakai sepasang gelang emas, sepasang anting emas, peniti perak, dan tusuk konde. Si Juki bersama temannya yang bernama si Gambuik kemudian membunuh dan merampok perhiasan yang ia kenakan untuk dipertaruhkan di lapak judi. Kedua penjudi ini dikabarkan mengalami banyak kekalahan di medan judi sehari sebelum kejadian. Peristiwa pembuhun...
Bahan-bahan 20 butir telur puyuh, rebus dan kupas 1 bh terong, potong2 1 ons isi pete secukupnya Garam, gula Minyak goreng Bumbu halus 10-15 butir cabe merah keriting 8 siung bawang merah 3 siung bawang putih Langkah Panaskan minyak, goreng terong, sisihkan S...
Bahan-bahan 5-7 porsi 1 buah terong 5 biji tahu 3 biji cabai gendot hijau 10 biji cabai keriting hijau 4 biji cabai rawit 1/2 sdt garam 1 sdt gula 1 sdt kaldu ayam bubuk 1/2 sdt merica bubuk 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1-2 lembar daun salam (optional) Secukupnya minyak goreng Secukupnya air Langkah...
Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat Dikia adalah suatu nyanyi rakyat di Sumatera Barat. Penyanyinya terdiri dari beberapa orang yang menyanyi secara berganti-ganti. Alat musik pengiring dikia adalah rabano (rebana) yang dipukul dengan ujung tangan. Nada suara rabano itu tergantung dari bahagian mana yang dipukul dari rabano itu. Kalau pinggirnya yang .dipukul nadanya agak rendah. Tekanan nada rabano ini tergantung pada irama nyanyi dikianya sendiri, karena fungsi rabano adalah hanya sebagai alat pengiring semata, kadang-kadang malah rabano tidak dipergunakan sama sekali, jadi dikia termasuk jenis seni vokal. Dikia berasal dari kata Arab "zikir", yang artinya mengingat, yaitu selalu mengingat Tuhan dan Rasulpya serta ajaran yang diberikannya dengan mengucapkan kata-kata yang berasal dari Qur'an dan Hadis sambil memegang tasbih yang selalu dihitung setiap mengucapkan suatu kata. Demikian dekatnya mereka dengan Tuhan sehin...
Pembuatan asam durian (atau asam kakek) adalah jenis bumbu yang digunakan dalam pembuatan gulai sempedas, adapun pembuatan gulai sempedas adalah dengan milih ikan yang akan di gulai lalu cabe giling dimasukan ke dalam kuali kemudian di kasih air secukupnya.
Sungai Tolang adalah nama suatu jorong, setingkat desa di Minangkabau. Di atas jorong adalah nagari, setingkat dengan kelurahan. Jorong Sungai Tolang termasuk ke dalam wilayah Nagari Tareh di Kabupaten Limopuluah Koto, Provinsi Sumatera Barat. Penduduk asli Kabupaten Limopuluah Koto adalah bagian dari penduduk berbudaya Minangkabau sehingga disebut sebagai orang Minangkabau. Orang Minangkabau menyebut diri mereka “orang beradat” dan negeri mereka “negeri beradat”, yaitu penduduk dan kawasan yang memiliki kebudayaan khas yang dinamai "Minangkabau". Orang Minangkabau merasa bangga dengan kebudayaan, adat atau aturan hidup bersama yang mereka patuhi sejak zaman dahulu. Di antara adata yang berlaku di Minangkabau adalah pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Adat tentang pergaulan laki-laki dan perempuan mewajibkan laki-laki dan perempuan berbeda tempat, misalnya di rumah, di tempat mandi, di warung atau di pasar, dan di tempat pesta. Anak laki-laki dan anak perempuan me...
Fajar baru saja tiba. Matahari mulai menampakkan dirinya di kaki cakrawala. Semburat sinarnya yang kuning keemasan mulai menerangi seluruh alam. Bari, bocah berusia sepuluh tahun itu mulai menuruni tangga Omo Hada miliknya. Omo Hada adalah rumah adat khas suku Nias yang terdapat di Desa Bawomataluo. Pagi ini, ia berniat menjumpai Ina yang tengah sibuk menumbuk padi di dalam lisung batu. Ia sudah tak sabar ingin memulai hari-hari barunya di Tano Niha, sebutan suku Nias untuk menyebut kampung halaman mereka, Tanah Nias. Ia yakin hari ini adalah waktu yang tepat baginya untuk menyapa dunia barunya ini. Sejak kedatangannya sebulan yang lalu, ia sama sekali belum pernah ke luar rumah walaupun hanya sekadar bercengkrama dengan keluarga barunya. “Bari! Mau ke mana kau? Siapa yang suruh kau ke luar rumah?” teriak Ina yang langsung meletakkan alu, alat untu kemnumbuk padi di dalam suatu wadah yang biasanya disebut lisuung batu. Ia bergegas menarik Bari kembali ke dalam Omo Hada mereka....
Panggilan Upiak atau Buyuang bagi orang Minangkabau pada zaman dulu adalah panggilan kesayangan kepada anak perempuan dan anak laki-laki. Panggilan itu dapat pula digunakan untuk menyapa dan menyebut anak-anak yang belum dikenali namanya. Di Nagari Bayang ada seorang anak yang diberi nama Buyuang Kacinduan. Arti nama itu adalah anak laki-laki yang dirindukan. Nama itu diberikan karena Buyuang lahir setelah ayah dan ibunya menanggung kerinduan yang sangat lama untuk memiliki anak. Buyuang Kacinduan benar-benar menjadi seorang anak yang sangat disayangi oleh ayah-ibunya. Namun, meskipun sangat disayang, Buyuang tidaklah tumbuh menjadi anak yang manja. Kedua orang tuanya seperti mempersiapkan bekal untuk kehidupan Buyuang kelak di kemudian hari. Setiap hari Buyuang diajari dengan hal-hal yang baik, seperti harus selalu bersyukur kepada Tuhan, selalu berbuat baik kepada sesama, menyayangi hewan dan tumbuhan, serta rajin membantu pekerjaan ayah-ibu. Semua orang di kampung tempat mereka t...
Berdirinya Rumah Gadang Minangkabau tidak hanya sebagai tempat tinggal semata saja, melainkan banyak nilai-nilai filosofis dalam membangun Rumah Gadang Minangkabau. Banyak fungsi dari Rumah Gadang Minangkabau dikembangkan dalam pembangunannya, seperti sebagai tempat pertemuan keluarga besar, sarana ibadah, penyimpanan hasil tani, dan yang terakhir sebagai wadah kesenian. Rumah Gadang Minangkabau pada bangunan tampak luarnya dipenuhi dengan ukiran-ukiran di dindingnya dengan gaya Minangkabau. Corak yang ditampilkan pada ukiran Rumah Gadang Minangkabau ini berbentuk flora yang tersusun secara teratur dan geometris. Tidak ada corak atau ukiran yang menggambarkan makhluk bernyawa seperti hewan dan manusia, namun penamaan atau tajuk corak ukiran Rumah Gadang Minangkabau menggunakan nama makhluk bernyawa. Untuk mendapatkan ukiran yang baik komposisi dan bentuknya diperlukan seorang tukang ukir yang tahu unsur-unsur seni tradisi atau yang memiliki jiwa seni dan rasa estetika. Seorang tuk...