Di Sumba Barat, persiapan upacara tarik batu dilakukan lebih rumit dan memerlukan persiapan matang karena obyek yang ditarik adalah batu kubur yang berukuran besar dan sangat berat. Di lokasi asal batu, beberapa tukang kayu yang dalam istilah lokal disebut monipelu membuat kuda-kuda ( tenan ) berupa dua gelondong kayu bulat utuh yang ukurannya disesuaikan dengan batu yang akan ditarik. Kedua ujung kayu disatukan dan dibentuk menyerupai kepala kuda. Walaupun tenan berbentuk kepala kuda, namun secara simbolis tenan melambangkan perahu sebagai kendaraan yang akan membawa kubur batu. Bahan kayu yang digunakan terbuat dari kayu kameti yang bersifat lentur dan tidak mudah patah. Di atas tenan diberi kerangka kayu berbentuk empat persegi panjang mengelilingi batu, sebagai tempat pegangan paaung watu dan untuk meletakkan paji dan bendera. Paji adalah bentangan kain berwarna putih, sedangkan bendera (regi khobu) berupa kain-kain tenun motif asli Sumba yang merupakan s...
Ritual adat Kaba Tusi adalah prosesi pengukuhan para ketua suku oleh Nai Ina Ama Lasiolat (raja) sebagai pemangku adat tertinggi di wilayah adat Fialaran, Kecamatan Lasiolat, kabupaten Belu, NTT. Kaba Tusi juga menjadi sebuah simbol kewibawaan yang diberikan Nai Ina-Ama Lasiolat . Kaba tusi dimaksudkan untuk memberi kekuatan kepada para ketua suku agar mempunyai wibawa, kuasa, resmi dari raja dalam menjalankan kuasa kepemimpinannya atas suku. Dalam ritual ini, para ketua suku diberi kekuatan atau beran , sehingga dalam menjalankan tugas kepemimpinan mereka dapat bertanggung jawab. Upacara Kaba Tusi dilakukan secara terbuka di hadapan masyarakat adat sehingga semua kalangan tahu bahwa seseorang telah diberi satu kuasa dan mandat untuk memimpin suku. Secara tradisi, Kaba Tusi dikukuhkan langsung oleh raja/Ina Ama Lasiolat atas restu dan berkat para leluhur. Mako’an (Imam adat) juga dilibatkan da...
dalam ako woja semua orang yang mengikuti acara itu beramai-ramai turun ke ladang sambil bergotong royong mulai dari mengetam sampai pada proses menjadi padi yang utuh. Ada beberapa keunikan dari rangkaian kegiatan ini yakni peserta sebagian besar didominasi oleh para perempuan, lengkap dengan pisau dan keranjang dalam jinjingannya. Selain itu, peserta acara ako woja ini juga tidak hanya berasal dari daerah Manggarai tetapi juga dari luar Manggarai. Jika kaum hawa mengetam padi, para lelaki bertugas untuk mengangkut padi itu dengan karung ke tempat yang sudah disiapkan. Setelah acara ako selesai, proses selanjutnya adalah rik. Rik berarti injak sambil mengucak padi dengan kaki. Tujuannya untuk melepaskan bulir padi dari tangkainya. Dalam rik peserta mengucak padi sambil menyanyikan lagu khusus dalam bahasa Manggarai yang dibawakan dalam gaya danding, salah satu tarian adat Ma...
Sebuah ritus sudah dibangun sejak tahun 1970-an demi menyelematkan masa depan anak-anak Desa Lembur Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Pada awalnya bertujuan gotong royong bersama untuk bekerja kebun atau membangun rumah. Kini telah dimodernisasikan menjadi ritual kumpul dana dalam rangka membantu proses biaya pendidikan anak hingga di bangku kuliah. Desa Lembur tidak begitu jauh dari Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur. Dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat, Desa ini dapat ditempuh dalam waktu 1 jam. Sebagian besar masyarakat Desa Lembur adalah petani dengan pekerjaan sehari-harinya adalah mengelola hasil perkebunan cengkeh, kakao, dan kemiri yang dapat membantu kehidupan ekonomi mereka. Sejak ratusan tahun lalu leluhur sudah mewariskan mereka budaya gotong royong yang dipertahankan terus oleh generasi penerus untuk saling membantu satu sama lain. Sebagai salah budaya y...
Nama Boti tentunya tidak asing lagi bagi wisatawan Nusantara maupun Mancanegara yang sudah pernah menginjakan kakinya di bumi berpenghasilan Cendana ini. Di dunia kepariwisataan, daya tarik wisata budaya Boti terus diburu oleh para pelancong lokal maupun internasional. Karena keunikan budaya tersebut membuat nama Boti terus menebar aroma bagi para pengunjungnya. Pada edisi budaya kali ini kami sengaja menyuguhkan budaya suku Boti yang diadaptasi dari disbudpar.ttskab.go.id, sebagai salah satu kekayaan budaya NTT dan Indonesia pada umumnya. Boti merupakan sebuah desa tradisional yang berada di Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Desa Boti ini cukup terkenal, karena di sana bermukim sebuah suku asli (Suku Boti) yang hingga kini masih mempertahankan tradisi nenek moyang mereka selama beratus-ratus tahun. Warga Suku Boti hanya sekitar 415 jiwa itu masih menganut aliran kepercayaan asli yang diturunkan leluhur mereka. Di sekeliling mereka hidup masyarakat lain...
Pada zaman dahulu, hidup seorang laki-laki. Laki-laki itu Sora namanya usianya belum begitu tua. Berdasarkan leluhurnya, Sora memiliki sebidang tanah garapan yang luas. Dibandingkan dengan orang lain di daerah itu, lahan milik Sora terbilang banyak. Selain tiu adalah orang yang paling rajin dan tekun. Saatnya tiba, Sora membuka lahan baru. Lahan baru itu terletak tidak jauh dari sungai, nama Kali ado. Sungai itu tak seberapa besar, namun kaya dengan udang, belut, kepiting dan ikan. Pagi sebelum bekerja dan usai di senja hari. Sora kerap mandi di Kali Lado itu. Sekali-kali ia menaruh jaringan penangkap udang pada pagi hari. Sore harinya diambilnya udang tangkapannya dari jaringan yang dilepasnya pagi hari. Musim hujan, kepiting dan udang besar banyak yang diperolehnya dari jaringan itu. Pepohonan dan semak telah ditebangnya. Saat menunggu untuk membakarnya pun tiba. Oleh karena musim kemarau, pepohonan yang ditebangnya sangat kering. Sora membakarnya hingga s...
Penangkapan ikan Paus atau Leva nuang adalah tradisi warisan leluhur sejak ratusan tahun silam, dan berdasarkan informasi yang diperoleh, tradisi penangkapan ikan Paus ini sudah ada sejak Abad ke-6. Tradisi penangkapan ikan Paus oleh nelayan Lamalera adalah tradisi warisan yang masih dipertahankan. Tradisi ini dilakukan dengan ritual adat di mana masyarakat menganggap ikan Paus adalah kiriman dari leluhur. Penangkapan ikan Paus secara tradisional dilakukan dengan cara menombak/ menikam pada badan paus. Karena itu budaya perburuan ikan Paus dilakukan oleh laki-laki yang sudah dewasa, yang dianggap mempunyai kemampuan; dan biasanya setiap keluarga mewakilkan satu anggota keluarganya. Dr. Sonny Keraf mengatakan, budaya penangkapan ikan Paus (Leva nuang) di Lamalera adalah soal eksistensi orang Lamalera, yang merupakan satu kesatuan yang membentuk dan memberi makna yang menggambarkan: cara berada, cara hidup, karakter dan cara berpikir orang Lamalera. Apabila tidak ada penangkapan i...
Ela Ma khusus dilakukan ketika ada orangtua yang meninggal. Saat itu ketua suku akan membunyikan gong sebagai pengumuman bahwa ada yang telah meninggal. Anak laki-laki sulung atau yang menggantikannya kemudian akan pergi kepada paman mereka untuk meminta barang berupa kain pembungkus jenazah, hewan kurban, padi-padian dan berbagai macam makanan. Barangbarang yang diminta tersebut kemudian akan dipakai untuk acara pemakaman. Hewan kurban disembelih dan dimasak untuk disuguhkan pada acara setelahnya beserta makanan lain yang diminta. Keluarga dan para tetangga kemudian akan melaksanakan acara tumbuk padi dengan menyanyikan lagu-lagu ritual. Setelah pemakaman, anak laki-laki sulung bersama rombongan kemudian pergi kembali ke paman mereka, dan mengantarkan bagian dari salah satu hewan yang disembelih, satu buah bakul padi, alat memasak yang dipakai pada acara tersebut. Makna yang terkandung dalam upacara ini adalah untuk mempersiapkan anak laki-laki sulung untuk menggantikan orang t...
Gemohing merupakan budaya tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Lamaholot dan Titen Hena selama ratusan tahun. Gemohing membantu masyarakat mengatasi kesulitan pekerjaan. Mereka bekerja sambil berpantun dan menyanyikan lagu-lagu tradisional. Di kalangan masyarakat Lamaholot yang meliputi warga Flores Timur daratan, Pulau Adonara, Solor, Lembata, dan Pulau Alor-Pantar, gotong royong tradisional ini dilakukan untuk membersihkan ladang, menanam, memanen, dan membangun rumah. Adapun pembangunan kantor desa, sarana sanitasi, air bersih, jalan, jembatan, dan penguburan warga desa masuk kategori bakti desa. Jumlah peserta gemohing antara 10 dan 50 orang. Satu keluarga bisa mengirim 2-5 orang di mana jenis pekerjaan tergantung dari kebutuhan anggota. Sebagai contoh, membersihkan ladang seluas 1-2 hektar tidak mungkin dilakukan sendirian. Namun dengan jumlah anggota gemohing 50 orang, pekerjaan dapat dilakukan dalam sehari. &nbs...