×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Asal Daerah

Lamaholot

Gemohing

Tanggal 04 Mar 2019 oleh Monica91 .

     Gemohing merupakan budaya tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Lamaholot dan Titen Hena selama ratusan tahun. Gemohing membantu masyarakat mengatasi kesulitan pekerjaan. Mereka bekerja sambil berpantun dan menyanyikan lagu-lagu tradisional. Di kalangan masyarakat Lamaholot yang meliputi warga Flores Timur daratan, Pulau Adonara, Solor, Lembata, dan Pulau Alor-Pantar, gotong royong tradisional ini dilakukan untuk membersihkan ladang, menanam, memanen, dan membangun rumah. Adapun pembangunan kantor desa, sarana sanitasi, air bersih, jalan, jembatan, dan penguburan warga desa masuk kategori bakti desa. Jumlah peserta gemohing antara 10 dan 50 orang. Satu keluarga bisa mengirim 2-5 orang di mana jenis pekerjaan tergantung dari kebutuhan anggota. Sebagai contoh, membersihkan ladang seluas 1-2 hektar tidak mungkin dilakukan sendirian. Namun dengan jumlah anggota gemohing 50 orang, pekerjaan dapat dilakukan dalam sehari. 
 
     Setiap peserta gemohing wajib terlibat dalam berbalas pantun, bersyair, dan menebak sesuatu yang tersembunyi di balik kata-kata. Orang dewasa biasanya suka dengan syair-syair tua yang bernilai mistis, sedangkan anak muda lebih memilih berbalas pantun bertema cinta. Kegiatan menebak ini dilakukan semua golongan usia. Sambil berolah kata, pekerjaan pun terasa lebih ringan dan singkat. Seringkali adu syair dalam gemohing digunakan untuk menguji kemampuan ilmu gaib. Lawan yang tidak kuat bisa pusing mendadak, sakit perut, atau tidak sengaja melukai kaki tangan saat bekerja. Biasanya pria dewasa disuguhi minuman keras tradisional guna memacu semangat bekerja dan bersyair. Adapun wanita menginang. 
 
     Budaya ini dijalankan oleh Lewo dan Suku dalam beragam kegiatan, terutama tata berladang. Praktik gemohing dalam kegiatan berladang merupakan sarana yang menyatukan masyarakat dalam satu ikatan kekerabatan untuk berdiskusi, berdialog, dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Aktivitas ini disertai dengan berbagai ritus yang dijadikan sebagai tanda dan sarana untuk menjalin relasi yang harmonis, baik antara manusia dengan manusia, manusia (ribu-ratu) dengan Wujud Tertinggi (Lera Wulan-Tana Ekan), maupun roh-roh yang diyakini turut berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Budaya dalam tata ladang ini diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
 
     Berbagai ritual yang dilaksanakan tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap Lera Wulan dan penghargaan terhadap Tana Ekan, serta roh-roh halus yang diyakini sebagai penjaga Tanah Ekan. Tata berladang yang melibatkan sistem gemohing merupakan realisasi dari konsep persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Dalam kegiatannya juga ditemukan nilai kesepakatan untuk mencapai musyawarah dan berpengaruh pada pembagian hasil yang merata.
 
     Tradisi ini juga menjadi ajang mencari jodoh bagi kaum muda. Mereka bekerja sambil berbalas pantun, mengungkapkan rasa cinta kepada lawan jenis. Namun, semua kegiatan yang terjadi dalam gemohing tidak boleh menimbulkan rasa dendam, jengkel, atau cemburu. Jika ada yang dendam dengan lawan bicara, ia pun akan dikenai denda uang sebesar Rp 5.000-Rp 10.000 per orang atau dikeluarkan dari keanggotaan. Mereka percaya bahwa Dewi Bumi tidak akan memberi hasil ladang yang banyak kalau terjadi kebencian, kemarahan, dan dendam di antara para pekerja. Umumnya peserta gemohing diberi makan oleh pemilik kebun, ladang, atau sawah. Namun, kadang peserta membawa makanan sendiri untuk meringankan beban pemilik ladang.
 
     Gemohing sarat dengan makna kehidupan orang Lamaholot yang menggambarkan nilai gotong royong, persaudaraan, keadilan, hak asasi manusia, dan hukum adat. Filosofi dasar dari gemohing adalah manusia merupakan mahluk sosial, tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain untuk hidup. Demi menjaga keharmonisan antara sesama, hukum adat berperan memberi batasan tentang hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
 
 
 
Hasil gambar untuk gemohing
 
 
 
Sumber: 
Kompas. (2011). Ekspedisi Jejak Peradaban NTT: Laporan Jurnalistik Kompas. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
http://repository.unwira.ac.id/2592/6/BAB%20V.pdf
http://wap.mi.baca.co.id/21563686?origin=relative&pageId=d088d104-03dc-48da-95ec-0fa9fbc281d7&PageIndex=3

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...